Mayoritas Kripto Big Cap Merosot Hari Ini Akibat The Fed yang Semakin Agresif
- Mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) merosot berdasarkan pantauan CoinGecko, Kamis, 7 April 2022 pukul 12.20 WIB.
Pasar Modal
JAKARTA – Mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) merosot berdasarkan pantauan CoinGecko, Kamis, 7 April 2022 pukul 12.20 WIB. Kemerosotan ini menyusul kabar dari bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve System/The Fed) yang semakin agresif dalam kebijakannya.
Bitcoin (BTC) menurun 4,5% dalam 24 jam terakhir dan menyentuh harga US$43.378 atau setara dengan Rp623,08 juta dalam asumsi kurs Rp14.364 perdollar AS. Di peringkat kedua, Ethereum (ETH) pun mengalami penurunan, yakni sebesar 4,9% ke level US$3.206 (Rp46,05 juta).
Di peringkat ketiga, Tether (USDT) berada di posisi stagnan pada harga US$1 (Rp14.364) sementara Binance Coin (BNB) di peringkat keempat merosot 3,7% ke posisi harga US$427,8 (Rp6,14 juta).
- Menilik Kinerja Bank-Bank Jepang di Indonesia
- Bagikan Dividen, RUPST Matahari Dept Store (LPPF) Rekomendasikan Rp500 per Saham untuk 2022
- Transaksi Mudah, QRIS Semakin Kuat
USD Coin (USDC) di peringkat kelima menurun 0,1% dan saat ini menempati harga US$0,997 (Rp14.320), dan Terra (LUNA) di peringkat keenam melemah 7,6% ke level US$108,72 (Rp1,56 juta).
Selanjutnya, XRP di peringkat ketujuh turun 4,7% dan menduduki harga US$0,777 (Rp11.160) sementara Solana (SOL) di peringkat kedelapan menurun 9,6% ke harga US$114,24 (Rp1,64 juta).
Cardano (ADA) di peringkat kesembilan mengalami penurunan 7,3% dan saat ini berada di harga US$1,07 (Rp15.369), kemudian Avalanche (AVAX) melemah sebanyak 8% ke harga US$83,65 (Rp1,2 juta).
- Komisaris Lucy In The Sky Mundur, Bagaimana Nasib Wulan Guritno?
- Guci Batu Raksasa Misterius Ditemukan di India
- Harga Minyak Mentah Merosot Imbas Gencatan Senjata Yaman
Beberapa waktu lalu, The Fed merilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang di dalamnya menyebutkan bahwa pihak bank sentral Amerika Serikat membuka potensi untuk mengerek suku bunga acuan secara agresif ke 50 basis poin.
The Fed juga berencana untuk mengurangi neraca sebesar US$60 miliar (Rp861,8 triliun) dalam bentuk surat berharga negara dan efek beragun hipotek sekitar US$35 miliar (Rp502,7 triliun) per bulan.
Para anggota The Fed mendukung pengetatan kebijakan moneter tersebut dalam rangka memerangi inflasi, dan akhirnya hal itu pun turut berdampak kepada pasar kripto di mana para investor terlihat mengurangi risiko dengan melakukan aksi penjualan secara besar-besaran.