<p>Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com</p>
Fintech

Mayoritas Kripto Big Cap Mulai Bergerak ke Zona Merah, Bitcoin Sentuh Level US$46 Ribu

  • Mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) bergerak ke zona merah berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Senin, 4 April 2022 pukul 12.20 WIB.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA – Mayoritas aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) bergerak ke zona merah berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Senin, 4 April 2022 pukul 12.20 WIB. Bitcoin yang berada di peringkat pertama menyentuh level US$46,17 ribu atau setara dengan Rp663,2 juta dalam asumsi kurs Rp14.364 perdollar AS. 

Setelah sempat menyentuh level US$47 ribu di akhir Maret dan menjadi capaian paling tertinggi dalam sebulan terakhir, Bitcoin (BTC) kembali bergerak ke zona merah. BTC mencatat penurunan sebesar 0,21% dalam sehari dan 2,21% dalam sepekan ke belakang.

Sementara itu, Ethereum (ETH) di peringkat kedua masih berada di zona hijau dengan persentase 0,77% dan berada di posisi US$3.500 (Rp50,27 juta). Kemudian, Tether (USDT) di peringkat ketiga stabil di angka US$1 (Rp14.364). 

Di peringkat keempat, Binance Coin (BNB) naik 1,44% dan menduduki harga US$447,12 (Rp6,4 juta). Kemudian, USD Coin (USDC) di peringkat kelima naik 0,03% dan berada di level US$1 (Rp14.364).

Solana (SOL) di peringkat keenam turun 1,59% dalam 24 jam terakhir ke harga US$136 (Rp1,95 juta). Di peringkat ketujuh, Terra (LUNA) mengalami penurunan 1,29% dan menduduki posisi harga US$114,41 (Rp1,64 juta). 

XRP di peringkat kedelapan naik 0,05% ke level US$0,8323 (Rp11.955), dan Cardano (ADA) di peringkat kesembilan naik 1,17%  ke harga US$1,18 (Rp16.949). Di peringkat kesepuluh, Avalanche (AVAX) turun 1,96% ke harga US$97,12 (Rp1,39 juta). 

Dikutip dari CoinDesk, Michael Safai selaku managing partner di Dexterity Capital, perusahaan perdagangan aset digital, mengatakan bahwa volatilitas yang terjadi pada pasar kripto dipicu oleh ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik yang tengah berlangsung.

Sebenarnya, sentimen terkait konflik Rusia-Ukraina sudah mulai stabil pada bulan Maret, namun harga minyak yang melonjak dan prospek inflasi yang dicatat oleh bank sentral telah berdampak kepada minat investor untuk berinvestasi di kripto.