MDKA Bayar Obligasi Rp817,7 Miliar dengan Kas Internal, Ini Fakta Pentingnya
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi ‘Boy’ Thohir, telah melunasi obligasi yang jatuh tempo pada 22 Desember 2024 dengan total nilai Rp817,7 miliar.
Korporasi
JAKARTA - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi ‘Boy’ Thohir, telah melunasi obligasi yang jatuh tempo pada 22 Desember 2024 dengan total nilai Rp817,7 miliar. Nilai pokok obligasi tersebut mencapai Rp800,98 miliar, sementara bunga keempat obligasi adalah Rp16,72 miliar.
"Perseroan telah menyetorkan dana kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 19 Desember 2024. Dana tersebut akan dibayarkan oleh KSEI kepada para pemegang obligasi pada 23 Desember 2024," ujar Sekretaris Perusahaan MDKA, Adi Adriansyah Sjoekri, dalam keterbukaan informasi, pada Senin, 23 Desember 2024.
Adriansyah menjelaskan bahwa pembayaran obligasi ini sepenuhnya menggunakan kas internal perusahaan. Dengan demikian, kewajiban perseroan terhadap pokok dan bunga keempat obligasi tersebut telah berakhir. "Tidak ada dampak material lain dari pelunasan ini terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan," tambahnya.
- RATU dan CBDK Siap Gebrak Pasar Modal di Awal 2025, Begini Prospeknya
- Kaleidoskop Saham IPO 2024: Dari Kinerja Cemerlang DAAZ hingga Fluktuasi AADI
- Alasan Harus Punya Laptop ASUS Zenbook DUO
Performa Keuangan MDKA 2024
MDKA sebelumnya melaporkan kerugian sebesar US$67,02 juta atau sekitar Rp1,03 triliun (kurs Rp15.384 per dolar AS) sepanjang periode Januari–September 2024. Angka tersebut meningkat dari kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$23,77 juta.
Kendati begitu, pendapatan usaha MDKA tercatat naik 42,5% menjadi US$1,66 miliar atau sekitar Rp25,65 triliun dibandingkan dengan US$1,17 miliar atau Rp18 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan ini didorong oleh penjualan emas, perak, katoda tembaga, serta produk turunan nikel seperti NPI, nikel matte, dan limonit. Penjualan domestik mencapai US$1,03 miliar, sementara ekspor sebesar US$641,85 juta.
Namun, peningkatan pendapatan diikuti oleh kenaikan beban pokok sebesar 47,33%, mencapai US$1,54 miliar dari US$1,05 miliar pada tahun sebelumnya. Beban terbesar berasal dari biaya pengolahan sebesar US$1,15 miliar, diikuti biaya pertambangan (US$124,57 juta), penyusutan (US$104,21 juta), amortisasi (US$36,51 juta), dan pemurnian (US$1 juta).
Akibatnya, laba kotor perusahaan pertambangan emas dan tembaga ini tercatat berada di level US$118,15 juta atau sekitar Rp1,81 triliun, turun dibandingkan US$118,6 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Liabilitas dan Ekuitas
Total liabilitas MDKA per 30 September 2024 meningkat menjadi US$2,25 miliar dari US$2,20 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$1,38 miliar, sementara liabilitas jangka pendek mencapai US$874,92 juta.
Di sisi lain, ekuitas perseroan emiten bersandikan MDKA naik menjadi US$2,88 miliar dari US$2,76 miliar pada akhir 2023, dan total aset meningkat menjadi US$5,14 miliar dari US$4,96 miliar pada 31 Desember 2023.