
MDKA dan MBMA Panen Emas, Tembaga, dan Nikel di 2024
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), berhasil mencatatkan produksi signifikan dalam sektor emas, tembaga, dan nikel sepanjang 2024. Hasil ini menunjukkan kemajuan perusahaan dalam efisiensi biaya produksi meski menghadapi tantangan pasar global.
Korporasi
JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), berhasil mencatatkan produksi signifikan dalam sektor emas, tembaga, dan nikel sepanjang 2024. Hasil ini menunjukkan kemajuan perusahaan dalam efisiensi biaya produksi meski menghadapi tantangan pasar global.
Menurut laporan manajemen MDKA, produksi emas pada 2024 mencapai 115.867 ounce, dengan total cash cost US$1.101,7 per ounce dan AISC US$1.337 per ounce. Harga jual rata-rata emas tercatat di angka US$2.371 per ounce, memberikan margin yang sehat meski biaya produksi tetap berada pada tingkat yang efisien.
Sementara itu, produksi tembaga mencapai 13.902 ton, berada dalam rentang target yang ditetapkan perusahaan, yakni antara 13.500 hingga 14.000 ton. Namun, sorotan utama datang dari kinerja Tambang Pirit-Tembaga Wetar yang berhasil melampaui panduan biaya AISC untuk tahun 2024.
- Harga Sembako di DKI Jakarta: Cabe Rawit Hijau Naik, Beras IR. III (IR 64) Turun
- Kesehatan Finansial Bank: Indikator dan Strategi Pengelolaan yang Efektif
- IHSG Hari Ini Turun 181,03 Poin ke 6.694,51
Nah, diketahui biaya produksi emiten bersandikan MDKA tercatat di angka US$2,63 per pound, sementara AISC tercatat sebesar US$3,58 per pound, menunjukkan pengelolaan biaya yang lebih baik dari yang diperkirakan.
Tidak hanya itu, sektor finansial MDKA juga mencatatkan hasil yang menggembirakan. Pendapatan unaudited perusahaan untuk tahun 2024 tercatat sebesar US$2,2 miliar, mengalami peningkatan tahunan sebesar 31%. Ini mengindikasikan pertumbuhan yang stabil dan optimisme pasar terhadap prospek jangka panjang MDKA.
Presiden Direktur MDKA, Albert Saputra menilai bahwa kinerja produksi emas, tembaga, dan nikel telah berjalan sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan perusahaan. “Kami berhasil menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, baik secara kuartalan maupun tahunan, yang tercermin pada pendapatan unaudited kami,” katanya pada Jumat, 7 Februari 2025.
Albert bilang produksi nikel MBMA tercatat mengalami lonjakan signifikan pada kuartal IV-2024, berkat kontribusi dari Tambang Sulawesi Cahaya Mineral. Produksi limonit dan saprolit tercatat meningkat masing-masing sebesar 110% dan 108% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada periode yang sama, bijih saprolit dan limonit hasil tambang dijual ke berbagai pihak, menghasilkan pendapatan unaudited sebesar US$73,2 juta dengan harga jual rata-rata (ASP) US$17,9 per wet metric ton (wmt).
Selain itu, fasilitas pemurnian MBMA juga berhasil menghasilkan 30.716 ton produk nikel, yang terdiri dari nickel pig iron (NPI) dan high-grade nickel matte (HGNM), yang berkontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan.
Melihat prospek yang cerah, MBMA menetapkan target penjualan bijih saprolit dan limonit untuk tahun 2025 antara 6 juta hingga 7 juta wmt, serta penjualan nikel dalam NPI dan HGNM yang diperkirakan mencapai antara 80.000 hingga 87.000 ton.
Albert Saputra menegaskan, dengan adanya commissioning dua fasilitas HPAL yang sedang berjalan, MBMA diharapkan semakin mengokohkan posisinya sebagai pemimpin dalam rantai nilai baterai dan kendaraan listrik, yang memiliki permintaan tinggi di pasar global.