Medco Energi (MEDC) Siapkan Capex Rp5,6 Triliun Tahun 2023, Ini Rencana Bisnisnya
- PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$370 juta tahun ini.
Korporasi
JAKARTA - Emiten minyak dan gas (migas) PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$370 juta atau setara dengan Rp5,6 triliun (asumsi kurs Rp15.145 per dolar Amerika Serikat) pada 2023.
Direktur & COO MEDC Ronald Gunawan mengungkapkan sebagian besar capes akan digunakan untuk pengembangan lapangan migas yang saat ini dikelola perusahaan. Rinciannya, sekitar US$250 juta atau Rp3,77 triliun dialokasikan untuk pengembangan aset migas dan sisanya US$110 juta atau Rp1,66 triliun untuk pengembangan pembangkit.
“Mayoritas investasi tahun ini untuk pengembangan di minyak dan gas,” kata Ronald saat jumpa pers di Jakarta, dikutip Jumat, 10 Februari 2023.
Investasi yang besar itu rencananya dipakai untuk pengembangan serta eksplorasi lanjutan di dua blok hasil akuisisi sebelumnya, yakni South Natuna Sea Block B dan Corridor PSC.
- 5 Rekomendasi Buku Pengembangan Diri yang Akan Mengubah Karier Anda
- Rekomendasi 5 Film dan Series Terbaru Netflix di Bulan Februari 2023
- Tips Intermittent Fasting yang Efektif Turunkan Berat Badan
Selain itu, fokus pengembangan juga diarahkan pada lapangan minyak Forel dan gas di Lapangan Bronang. Kedua lapangan ini diharapkan beroperasi pada kuartal keempat tahun ini.
Selain itu, Medco juga akan fokus di dua proyek yakni Fasilitas Produksi Hulu Gas Senoro dan Fasilitas Hilir Kilang LNG Donggi Senoro (DSLNG).
"Kemudian, kami ada project di Natuna kemudian Senoro phase 2, Senoro ini adalah joint operating dengan Pertamina. Tadi kita sudah sebut bahwa ada Sumbawa LNG Regasification Terminal yang lagi dibangun sekarang," ujar Ronald.
Sementara itu, Medco telah menyerap belanja modal senilai US$275 juta atau setara dengan Rp4,16 triliun sepanjang 2022.
Angka itu terdiri dari US$250 juta untuk minyak dan gas, serta US$25 juta untuk ketenagalistrikan.