<p>Gerai PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk, / Tiphone.co.id</p>
Industri

Melacak Jejak Investasi Anak Usaha Telkom di Tiphone

  • JAKARTA – Kerugian PT PINS Indonesia atas investasinya di PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE), bisa saja semakin besar. Terlebih jika melihat nilai investasinya yang terus turun hingga saham TELE dalam status suspensi dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengutip laporan keuangan Tiphone per akhir September 2019, kehadiran PINS sebagai pemegang saham perseroan bermula saat PINS […]

Industri
Issa Almawadi

Issa Almawadi

Author

JAKARTA – Kerugian PT PINS Indonesia atas investasinya di PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE), bisa saja semakin besar. Terlebih jika melihat nilai investasinya yang terus turun hingga saham TELE dalam status suspensi dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Mengutip laporan keuangan Tiphone per akhir September 2019, kehadiran PINS sebagai pemegang saham perseroan bermula saat PINS mengambilalih 1,12 miliar saham dari Boquete Group SA, Interventures Capital Pte. Ltd.,PT Sinarmas Asset Management dan Top Dollar Investment Ltd.

Transaksi yang berlangsung pada 11 September 2014 itu melibatkan dana Rp876,7 miliar. Artinya, saat itu harga saham TELE dihargai sekitar Rp785 per saham.

Tidak lama berselang, atau tepatnya pada 18 September 2014, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. ini juga menambah kepemilikannya. Melalui eksekusi saham baru Tiphone, PINS merogoh kocek tambahan Rp518,24 miliar untuk 638,05 juta saham TELE atau saat itu dihargai Rp812 per saham.

Dari dua aksi itu, PINS telah mengeluarkan dana hingga Rp1,39 triliun untuk memiliki 1,75 miliar saham TELE atau setara 24% dari total saham TELE.

Lalu, bagaimana nilai investasi PINS di TELE saat ini?

Per akhir 2019, saham TELE terus mengalami penurunan hingga tersisa Rp300 per saham. Pada posisi ini, nilai investasi PINS di TELE sudah turun 62,16% menjadi Rp526,39 miliar.

Kemudian memasuki 2020, saham TELE terus berangsur turun hingga mencapai level terendah Rp72 pada 24 Maret 2020.

Meski begitu, secara perlahan saham TELE mulai bangkit hingga menuju level Rp130 per 8 Juni 2020. Tapi apa disangka, manajemen Tiphone mengumumkan penundaan pembayaran beberapa obligasi yang diterbitkan.

Bahkan, Tiphone berpotensi gagal bayar atas bunga dan pokok beberapa obligasi. Sampai akhirnya, saham TELE kembali turun ke level Rp121 dan BEI memutuskan untuk menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham TELE.

Pada posisi ini, nilai investasi PINS di saham TELE semakin anjlok. Hitungan TrenAsia.com, kini nilai investasi PINS di saham TELE tersisa Rp212,31 miliar.

Keuntungan Dividen

Meski secara nilai investasi terus menurun, PINS sebenarnya sudah mendapat keuntungan dari berinvestasi pada Tiphone. Salah satunya melalui penerimaan dividen.

Misalnya saja dari laba bersih Tiphone 2014. Saat itu, Tiphone membagikan dividen Rp71,19 miliar kepada para pemegang sahamnya. Dari jumah itu, PINS yang punya 24% saham TELE kebagian jatah Rp17,08 miliar.

Begitu pula dari laba bersih Tiphone tahun 2015. PINS kebagian jatah dividen Rp22,22 miliar dari total dividen Tiphone saat itu Rp92,6 miliar.

Keuntungan dividen PINS dari Tiphone semakin besar dari laba bersih 2016. Nilainya mencapai Rp28,07 miliar. Untuk laba bersih 2016, Tiphone membagikan total dividen Rp116,97 miliar kepada para pemegang sahamnya.

Namun seiring dengan penurunan dividen Tiphone untuk tahun buku 2017 yang mencapai Rp36,55 miliar, keuntungan dividen PINS juga ikut turun. Nilainya hanya mencapai Rp8,77 miliar.

Meski begitu, untuk laba bersih Tiphone tahun buku 2018, jatah dividen untuk PINS kembali naik menjadi Rp9,55 miliar dari total dividen Tiphone Rp39,79 miliar.

Sementara untuk tahun buku 2019, Tiphone memang belum mengumumkan hasil kinerjanya. Sebagai informasi, per kuartal III-2019, Tiphone mencatat penurunan laba bersih 11,45% dari Rp431,45 miliar menjadi Rp382,06 miliar.

Sehingga, total keuntungan PINS atas investasi di Tiphone melalui jatah dividen mencapai Rp85,69 miliar. Jumlah ini jauh lebih kecil dari nilai investasi yang ditanamkan, terlebih jika melihat penurunan harga saham TELE hingga saat ini.