<p>Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim. / Sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id</p>
Nasional

Melacak Transformasi Pendidikan di Era Nadiem Makarim

  • Sejak pertama kali diluncurkan, Merdeka Belajar menjadi fondasi utama dari berbagai reformasi di sektor pendidikan. Kebijakan diklaim memberikan kebebasan lebih bagi sekolah, guru, dan siswa untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Selama masa kepemimpinan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem telah membawa perubahan besar dalam sistem pendidikan Indonesia. 

Melalui serangkaian kebijakan yang menuai beragam pro-kontra, Nadiem tidak hanya merombak pola pikir dan pendekatan pembelajaran, tetapi juga memperkenalkan fleksibilitas dan digitalisasi yang diklaim dapat menjawab tantangan zaman. 

Berikut adalah beberapa kebijakan yang telah diterapkan di bawah bendera "Merdeka Belajar", serta dampaknya bagi siswa, guru, dan sistem pendidikan secara keseluruhan.

Merdeka Belajar dan Penghapusan UN

Sejak pertama kali diluncurkan, Merdeka Belajar menjadi fondasi utama dari berbagai reformasi di sektor pendidikan. Kebijakan diklaim memberikan kebebasan lebih bagi sekolah, guru, dan siswa untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Salah satu perubahan besar yang diterapkan adalah penghapusan Ujian Nasional (UN) serta penerapan sistem pengganti berupa Asesmen Nasional.

Berbeda dengan Ujian Nasional yang berfokus pada hasil ujian, Asesmen Nasional menilai kemampuan literasi, numerasi, serta karakter siswa. Nadiem mengklaim bahwa pendekatan ini lebih relevan dalam menilai kualitas pendidikan secara menyeluruh, alih-alih mengandalkan ujian satu kali sebagai penentu kelulusan. 

Kurikulum Merdeka: Menciptakan Pembelajaran yang Fleksibel

Selain perubahan dalam sistem evaluasi, Kurikulum Merdeka juga diperkenalkan sebagai upaya mendorong pembelajaran yang lebih kontekstual dan berbasis proyek. 

Kurikulum ini memberikan ruang bagi sekolah untuk mengatur pengajaran sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa. Pendekatan ini tidak hanya memberikan siswa kebebasan belajar sesuai minat mereka, tetapi juga mengarahkan mereka pada pengembangan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja dan kehidupan nyata.

Guru Penggerak

Program Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak juga hadir dalam rangka mencetak pemimpin pendidikan yang inovatif. Guru dan kepala sekolah dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan yang mampu membawa pembaruan di lingkungan belajar masing-masing, dengan menitikberatkan pada pengembangan karakter dan kemampuan berpikir kritis.

Kampus Merdeka

Kebijakan serupa juga diterapkan di pendidikan tinggi melalui program Kampus Merdeka, yang diklaim dapat memperluas ruang bagi mahasiswa untuk menentukan jalur pendidikan mereka. 

Mahasiswa dapat memilih untuk melakukan magang selama dua semester di perusahaan, proyek di luar jurusan, atau pertukaran pelajar dengan kampus lain. Dengan cara ini, mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman dunia kerja sebelum lulus, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan karier setelah menamatkan pendidikan.

Transformasi Digital di Tengah Pandemi

Pandemi COVID-19 juga mendorong percepatan digitalisasi pendidikan di bawah kepemimpinan Nadiem. Dalam kondisi darurat, Kemendikbud Ristek segera meluncurkan berbagai program bantuan seperti bantuan kuota internet bagi siswa, guru, dan dosen untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. 

Selain itu, platform digital seperti Rumah Belajar diperkenalkan untuk memudahkan akses terhadap materi pendidikan secara daring.

Pemerintah juga menyediakan Rapor Pendidikan, sebuah platform evaluasi digital yang memungkinkan sekolah mengukur kualitas mereka berdasarkan hasil Asesmen Nasional. Dengan platform ini, sekolah dapat merancang strategi perbaikan berdasarkan data yang lebih transparan dan terukur.

Dana BOS Fleksibel: Mendukung Sekolah dalam Pengelolaan Mandiri

Salah satu langkah reformasi yang tidak kalah penting adalah fleksibilitas dalam penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Di masa lalu, penggunaan Dana BOS sangat terikat oleh regulasi yang ketat, namun kini sekolah memiliki lebih banyak kebebasan untuk mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Sekolah dapat memanfaatkan dana tersebut untuk memperbaiki infrastruktur, mengadakan perangkat teknologi, atau meningkatkan kesejahteraan guru, terutama guru honorer.

Meskipun telah terjadi banyak perubahan positif, tantangan masih membayangi dunia pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah kesenjangan akses dan kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta ketersediaan infrastruktur digital yang belum merata di seluruh Indonesia. 

Di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim, sistem pendidikan Indonesia sedang mengalami transformasi besar, dengan fokus pada fleksibilitas, digitalisasi, dan relevansi pembelajaran.