Melambat, Utang Luar Negeri Indonesia Capai US$409,7 Miliar
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juli 2020 sebesar US$409,7 miliar. Rinciannya terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) US$201,8 miliar, dan ULN sektor swasta, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) US$207,9 miliar. Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengatakan, pertumbuhan ULN secara tahunan sebesar 4,1% […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Juli 2020 sebesar US$409,7 miliar.
Rinciannya terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) US$201,8 miliar, dan ULN sektor swasta, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) US$207,9 miliar.
Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko mengatakan, pertumbuhan ULN secara tahunan sebesar 4,1% year-on-year (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya 5,1% (yoy).
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Perkembangan ini didorong oleh menurunnya pertumbuhan ULN swasta di tengah pertumbuhan ULN Pemerintah yang relatif stabil,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa, 15 September 2020.
Onny menerangkan, posisi ULN pemerintah pada akhir Juli 2020 tercatat sebesar US$199 miliar atau tumbuh 2,3% (yoy). Angka tersebut relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan Juni 2020 sebesar 2,1% (yoy).
Faktor penyebabnya, kata Onny, adanya penarikan sebagian komitmen lembaga multilateral dan penerbitan samurai bonds untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan, termasuk untuk penanganan pandemi COVID-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ia menegaskan, pengelolaan utang tersebut dilakukan secara terukur dan berhati-hati. Dalam penggunaan belanja, pemerintah mengalokasikan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 23,6%, sektor konstruksi 16,5%, sektor jasa pendidikan 16,4%, sektor jasa keuangan dan asuransi 11,9%, serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 11,8%.
Sementara itu, ULN swasta pada Juli 2020 tumbuh melambat 6,1% yoy. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 8,3% yoy.
Adapun penyebabnya adalah berlanjutnya perlambatan pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) dan kontraksi ULN lembaga keuangan (LK).
Disebutkan, ULN PBLK tumbuh 8,7% yoy, melambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 11,5% yoy, sedangkan ULN LK terkontraksi 2,2% yoy, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 1,9% yoy.
Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,2% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.
Onny pun menegaskan, struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Secara keseluruhan, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Juli 2020 sebesar 38,2%, meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,4%.