<p>Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono saat hadir dalam Konferensi Pers Virtual dengan Tema &#8220;Transformasi Menuju Bukopin Baru” di Jakarta, Senin, 30 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Melembung 242 Persen Sejak Digenggam KB Kookmin, Masihkah Saham BBKP Layak Beli?

  • Peningkatan harga saham ini terbilang mencengangkan mengingat kini fundamental BBKP masih belum membaik. Data Bloomberg menunjukkan, saat ini BBKP masih memiliki earning per share (EPS) masih -85,39.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Sejak diambilalih KB Kookmin Bank, laju saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) terbilang cukup memukau. Terhitung sejak akhir Juli hingga resmi bersalin nama menjadi PT Bank KB Bukopin pada Selasa, 22 Desember 2020, saham BBKP telah meroket 242,17%.

Direktur Utama Bukopin Rivan A. Purwantono mengatakan, membaiknya kinerja saham BBKP ini terpantik oleh optimisme investor terhadap perbaikan fundamental perseroan. Hadirnya KB Kookmin Bank, kata dia, telah berdampak positif terhadap kinerja bisnis perseroan, khususnya dalam hal permodalan, perbaikan proses internal, dan pengawasan.

“Ini menjadi kesempatan berharga untuk memperbaiki segala sesuatunya di Bank Bukupin termasuk mendorong kenaikan harga saham,” tutur Rivan dalam paparan publiknya, Selasa, 22 Desember 2020.

Berdasarkan data Bloomberg, saham BBKP memang telah melesat secara dramatis sejak KB Kookmin Bank Bukopin mengambilalih saham. Waktu itu, tepatnya 30 Juli 2020 saham BBKP berada di level Rp178 per lembar.

Perlahan dan pasti, saham BBKP melesat hingga Rp620 per lembar pada perdagangan Selasa, 22 Desember 2020. Nilai ini jauh melampaui harga saham BBKP sejak pembukaan perdagangan awal tahun yang hanya berada di level Rp239 per lembar.

Analisa Saham

Peningkatan harga saham ini terbilang mencengangkan mengingat kini fundamental BBKP masih belum membaik. Data Bloomberg menunjukkan, saat ini BBKP masih memiliki earning per share (EPS) masih -85,39.

Begitu pula dengan price to earning ratio (PER) perseroan yang masih -7,66 kali, berbanding terbalik dengan PER rerata industri 28,5 kali. Sementara price to book value (PBV) perseoran kini tercatat sudah di level 2 kali, berbanding 1,4 kali PBV rerata industri.

Bahkan kini, debt to equity ratio (DER) alias rasio utang terhadap ekuitas telah mencapai 6,75 kali. Rasio ini terbilang sudah tidak sehat mengingat batas toleransi DER berada di bawah 4 atau kurang dari 400% total ekuitas.

Secara teknikal, saham BBKP juga telah menunjukkan adanya sinyal jenuh beli atau overbought. Hal itu dapat terlihat dari indikator stochastic yang telah melampaui garis level 80.

Sementara indikator Moving Avarage Convergence Divergence (MACD) masih di rentang 60-70 yang menunjukkan adanya potensi penguatan lanjutan. Namun demikian, indikator bollinger bands telah menjauh level resistensi pertama di posisi Rp560 per lembar dan tengah menguji level resitensi lanjutan di Rp620 per lembar.