PT Bank Aladin Syariah Tbk
Perbankan

Melesat 125 Persen, Pembiayaan Syariah Bank Aladin Capai Rp8,6 T pada 2023

  • Bank Aladin meningkatkan penyaluran pembiayaan sebesar lebih dari 125% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) mencatat pertumbuhan kinerja penyaluran pembiayaan yang kuat sepanjang tahun 2023. 

Bank Aladin meningkatkan penyaluran pembiayaan sebesar lebih dari 125% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Penyaluran pembiayaan mencakup pembiayaan multiguna dan kendaraan bermotor untuk nasabah ritel, serta pembiayaan modal kerja dan investasi untuk nasabah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta korporasi, dan invoice financing. Total penyaluran pembiayaan Bank Aladin Syariah sepanjang tahun 2023 mencapai lebih dari Rp8,6 Triliun.

Presiden Direktur Bank Aladin Syariah Dyota Marsudi mengatakan bahwa mayoritas pembiayaan yang disalurkan berasal dari ekosistem mitra-mitra Bank Aladin Syariah. Penyaluran yang berasal dari ekosistem kemitraan ini menghasilkan distribusi pembiayaan yang lancar, tercermin dari nonperforming financing (NPF) Bank Aladin yang berada di level 0%.

Dyota menambahkan, dengan terus meningkatkan kerjasama bersama mitra-mitra, pihaknya berharap dapat memberikan akses layanan digital yang berkualitas dan mendorong inklusi keuangan untuk masyarakat di Indonesia. 

“Untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, Bank Aladin Syariah konsisten mengembangkan fitur-fitur layanan perbankan dimana produk Bank yang terkini adalah Banking as a Service (BaaS). BaaS ini diluncurkan guna menunjang ekosistem bersama mitra strategis yaitu Alfamart melalui aplikasi Alfagift” ujar Dyota melalui keterangan resmi yang diterima TrenAsia, dikutip Selasa, 2 April 2024.

Sementara itu, pada akhir tahun 2023, Bank Aladin Syariah berhasil mencapai lebih dari 5,2 juta unduhan aplikasi. Pencapaian ini dikatakan Dyota tidak terlepas dari upaya berkelanjutan dalam mengadopsi inovasi dan kolaborasi ekosistem digital dengan Alfamart serta implementasi strategi O2O (offline-to-online).

Peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Aladin Syariah juga mencapai lebih dari 300% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari Rp796 miliar menjadi RpRp3,25 triliun. 

Pertumbuhan ini didorong oleh nasabah ritel dan korporasi. Pengembangan Current Account Saving Account (CASA) dilakukan melalui akuisisi payroll dan peningkatan penggunaan fitur-fitur seperti pembayaran tagihan, donasi, dan Tarsetun (Tarik Setor Tunai) di outlet-outlet Alfamart.

Selain itu, aset Bank Aladin Syariah mencapai Rp 7,1 Triliun pada akhir Desember 2023, tumbuh hampir 50% dari tahun sebelumnya yang mencatat angka Rp4,7 triliun.

Sementara itu, liabilitas Bank Aladin Syariah pada akhir 2023 tercatat sebesar Rp4 triliun, melonjak hingga 212% dari Rp1,6 triliun pada tahun sebelumnya. Dengan demikian, ekuitas Perseroan pada akhir 2023 berada di angka Rp3,08 triliun atau menurun 1,9% dari Rp3,14 triliun.  

Rugi Bersih Terpangkas

Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Aladin masih mencatatkan kerugian bersih hingga akhir 2023.

Rugi bersih Bank Aladin pada akhir tahun 2023 tercatat sebesar Rp226,74 miliar. Walaupun masih merugi, namun angka kerugian bersihnya menurun 14% dari Rp264,9 miliar yang tercatat pada akhir tahun sebelumnya. 

Terpangkasnya kerugian tersebut ditopang oleh pendapatan dari penyaluran dana yang melonjak  298% secara tahunan dari Rp84,41 miliar menjadi Rp336,1 miliar.

Dengan demikian, walau nilai bagi hasil untuk pemilik dana investasi mengalami pembengkakan sebesar 406% dari Rp23,9 miliar menjadi Rp121,04 miliar, alhasil pendapatan Bank Aladin Syariah setelah bagi hasil meningkat 256% dari Rp60,4 miliar menjadi Rp215,07 miliar. 

Kendati ada pertumbuhan pada pendapatan, namun beban Perseroan pun turut merangkak naik pada tahun 2023, di antaranya beban tenaga kerja mengalami peningkatan 20% dari Rp161,8 miliar menjadi Rp194,25 miliar. Kemudian, beban promosi melonjak 379% dari Rp22,03 miliar menjadi Rp105,7 miliar, sedangkan beban lainnya naik 46% dari Rp121,7 miliar menjadi Rp178,01 miliar. 

Pada akhir 2023, rasio keuangan Bank Aladin Syariah mengalami perbaikan dibanding tahun sebelumnya. Bank digital ini mencatat perbaikan pada tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) dari -10,85% menjadi -4,22%. 

Kemudian, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) membaik dari -8,5% menjadi -7,55%. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun menyusut dari 354,75% menjadi 128,65% sementara net imbalan (NI) meningkat dari 3,36% menjadi 4,56%.