Ilustrasi pemilik PT Bank Jago Tbk (ARTO) Jerry Ng yang kekayaannya melejit hingga menjadi konglomerat terkaya ke-5 di Indonesia. Infografis: Deva Satria/TrenAsia
Korporasi

Melesat 149 Persen, Bank Jago Berbalik Untung Rp19 Miliar Pada Kuartal I-2022

  • Pertumbuhan laba ini tidak terlepas dari pertumbuhan kredit yang agresif, rendahnya rasio NPL serta rendahnya struktur biaya dana.

Korporasi

Yosi Winosa

JAKARTA -PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencetak laba bersih sebesar Rp19 miliar per kuartal I-2022, naik 149% dibanding posisi 31 Maret 2021 yang masih rugi Rp38,13 miliar. 

Pertumbuhan laba ini tidak terlepas dari pertumbuhan kredit yang agresif, rendahnya rasio NPL serta rendahnya struktur biaya dana.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menyatakan pada periode 3 bulan pertama 2022, perusahaan menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp6,14 triliun, melesat 376% dari periode yang sama tahun sebelumnya atau year-on-year (yoy) sebesar Rp1,29 triliun. 

Jago Syariah yang baru diluncurkan pada September 2021, telah berkontribusi secara optimal dengan nilai pembiayaan sebesar Rp2,4 triliun pada akhir kuartal I-2022. 

"Penyaluran kredit dan pembiayaan syariah secara cepat merupakan cerminan dari keinginan kami untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi Indonesia,” kata dia dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 28 April 2022. 

Pertumbuhan kredit juga didorong kolaborasi partnership lending dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya, melengkapi integrasi Bank Jago dengan super-app Gojek, aplikasi reksadana online Bibit, dan platform trading online Stockbit. Sampai dengan akhir kuartal I-2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 32 institusi. 

Sementara rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat berada di level 1,5% dan NPL nett berada di level 0,4%. Rasio ini jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah yang tinggi, pendapatan bunga dan pendapatan syariah meningkat 729% secara yoy menjadi Rp347 miliar pada kuartal I-2022. Sementara itu beban bunga dan beban syariah tercatat sebesar Rp31 miliar, naik 267% dari tahun sebelumnya. Alhasil, pendapatan bunga bersih tercatat Rp316 miliar atau tumbuh 845% yoy.

Rendahnya beban bunga ditopang perbaikan struktur biaya dana berkat kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021 dan Jago Syariah pada Februari 2022. Tercatat, jumlah nasabah funding hingga akhir Maret 2022 mencapai 2,3 juta nasabah, tumbuh 71% dibandingkan akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah. 

Hal ini mendorong dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 340% menjadi Rp4,21 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Aplikasi Jago mendorong peningkatan pendanaan hingga mendominasi dana pihak ketiga (DPK). 

Searah, current account savings account (CASA) yang terdiri dari tabungan dan giro meningkat 817% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp2,29 triliun, sedangkan deposito tumbuh 172% menjadi Rp1,92 triliun. Dengan demikian porsi CASA terhadap total DPK pada akhir Maret 2022 meningkat menjadi 54,4% dan deposito turun menjadi 45,6%. 

Peningkatan CASA berdampak langsung terhadap penurunan cost of fund menjadi 3,2% dibandingkan setahun sebelumnya 4,1%. Sementara itu net interest margin (NIM) berada di level 11,1%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7,7%. 

“Dalam tiga bulan pertama 2022, jumlah nasabah aplikasi Jago dan Jago Syariah bertambah hampir 1 juta nasabah,” tambah Kharim. 

Adapun terkait rasio keuangan lainnya, return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) meningkat menjadi masing-masing 0,8% dan 1%. 

Tingkat efisiensi juga meningkat yang tercermin dari cost-to-income ratio (CIR) yang turun signifikan dari 229% pada kuartal I-2021 menjadi 74% pada kuartal I-2022.  

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Jago juga cukup kuat, yakni sebesar 131% pada akhir Maret 2022. 

Hingga akhir Maret 2022 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp12,82 triliun, tumbuh 39% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.