Ilustrasi kegiatan usaha PT Adaro Minerals Tbk
Pasar Modal

Melesat Sejak Listing Perdana, Ini Penyebab Saham Adaro Minerals (ADMR) Diburu Investor

  • Jika diakumulasikan, harga saham ADMR telah melonjak hampir 70% dalam dua hari terakhir.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Saham emiten tambang mineral PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melesat selama dua hari berturut-turut sejak pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Januari 2021.

Jika diakumulasikan, harga saham ADMR telah melonjak hampir 70% dalam dua hari terakhir. Pada debut pertamanya, saham ADMR naik 35% sekaligus mengalami auto reject atas (ARA). Pada hari ini, Selasa, 4 Januari 2021, saham ADMR kembali ARA dengan peningkatan 34,81% menuju level Rp182 per lembar.

Sejumlah pelaku pasar menilai harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) ADMR cukup murah, pada harga Rp100 per lembar. Nilai ini merupakan harga bawah yang ditetapkan oleh perseroan pada rentang Rp100 – Rp125 per saham di masa pembentukan harga (bookbuilding).

Pengamat Pasar Modal dan Founder Bageur Stock, Andy Wibowo Gunawan membenarkan bahwa saham ADMR memiliki valuasi yang tergolong murah, dengan Price to Earning Ratio (P/E) annualized 2021 sebesar 4,4x.

Terlebih lagi, ia menilai perseroan memiliki model bisnis dan prospek yang cukup menarik karena ADMR melalui anak usahanya memproduksi batu bara metalurgi yang digunakan oleh industri baja. 

Selain itu, batu bara metalurgi ADMR juga di ekspor ke berbagai negara, salah satunya China, yang notabene merupakan produsen stainless steel terbesar di dunia. Produk batu bara metalurgi dari ADMR juga memiliki kualitas yang baik karena memiliki kadar abu dan sulfur yang moderat. 

“Jadi, secara keseluruhan bukan saja karena valuasinya yang murah tetapi business model dan prospek dari ADMR cukup solid untuk jangka panjang sehingga menjadi katalis positif terhadap pergerakan harga saham ADMR,” ucapnya kepada TrenAsia.com, Selasa, 4 Januari 2021.

Fundamental Kuat

Sementara itu, Ekonom sekaligus Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo menyebut beberapa faktor yang membuat saham ADMR diburu para investor. Alasan pertama adalah karena emiten itu memiliki fundamental yang cukup baik.

Adaro Minerals melalui lima anak usahanya mempunyai konsesi tambang berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dengan total luas 146.579 hektar.

Keseluruhan konsesi PKP2B tersebut memiliki sumber daya sebesar 980 juta ton dan cadangan sebesar 170,7 juta ton batu bara metalurgi yang berkualitas tinggi. Kelima konsesi PKP2B tersebut merupakan bagian dari Cekungan Kutei Atas yang memiliki endapan batu bara metalurgi dan merupakan salah satu area greenfields terbesar di dunia.

“Jadi saya melihat penguatan harga saham ini dilihat dari potensi fundamental perusahaan yang memiliki kesempatan untuk meningkatkan produksi karena ada beberapa lahan lagi yang akan disiapkan untuk beroperasi,” ujarnya saat dihubungi.

Selain itu, lanjut Lucky, ADMR juga diuntungkan dengan adanya nama besar PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang menjadi induk usahanya. ADRO sendiri dikenal sebagai emiten tambang batu bara dengan fundamental yang apik dan memiliki resiliansi terhadap berbagai kondisi.

Lucky menilai pelesatan harga saham ADMR tentu akan memberikan keuntungan besar bagi pemegang saham eksisting, di antaranya ADRO. Di samping itu, bisnis yang dijalan oleh ADMR turut membuka pangsa pasar yang lebih luas bagi kepentingan induk perusahaan. 

“ADMR ini tambang mineral, sedangkan induknya ADRO itu kan fokus di batu bara. jadi maket share mereka berbeda-beda dan ini bagus karena telah menangkap pangsa pasar di luar batu bara,” imbuhnya.

Tak sampai disitu, menurut dia menguatnya harga minyak dunia juga menjadi salah satu sentimen positif bagi pergerakan harga saham ADMR. Sebab, kinerja harga minyak dunia akan selalu memengaruhi sektor komoditas, termasuk emiten tambang mineral seperti ADMR.