Tekno

Melihat Kemampuan 6 Bomber Raksasa di Dunia

  • Pesawat pengebom juga bisa menjadi alat pencegah yang sangat efektif. Dan seringkali memiliki dampak yang sama seperti kelompok tempur kapal induk
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Segera setelah Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada awal tahun 2022, serangkaian video muncul di yang menunjukkan drone kecil menjatuhkan mortir ke lubang terbuka tank Rusia. Dan efektivitasnya sangat menghancurkan.  Taktik ini menandakan era baru pemboman presisi dan era baru pengiriman bahan peledak improvisasi. 

Militer di seluruh dunia telah mengembangkan berbagai macam cara untuk melemparkan bahan peledak ke satu sama lain. Dari yang sederhana, seperti granat yang dilempar dengan tangan, adaptasi drone di Ukraina, hingga pesawat bernilai miliaran dolar yang terbang dalam misi sehari-hari.

Pesawat pembom jarak jauh yang terbang tinggi dan mengawasi seluruh medan pertempuran dapat menimbulkan rasa kagum dan takut. Dan sistem panduan ultra presisi yang ditempelkan pada amunisinya menghilangkan kebutuhan untuk mengebom seluruh kota. Salah satu yang menjadi ciri awal penggunaan amunisi tersebut.

Meskipun hampir semua jenis pesawat dapat dilengkapi untuk menjatuhkan bom pesawat yang didedikasikan untuk misi khusus tersebut memiliki teknologi yang sangat mengesankan. Bukannya raksasa yang kikuk mereka membawa lompatan dalam kinerja dan kemampuan. Dan beberapa di antaranya memiliki inovasi aerodinamis dan teknologi siluman paling canggih. Semua menjadikannya sangat efektif.

Peter Singer, seorang analis militer dan peneliti senior di lembaga think tank New America mengatakan, banyak pihak termasuk banyak orang di kalangan militer terkadang gagal untuk menyadari nilai dari pesawat pengebom. Terutama di luar peran tradisional mereka dalam menjatuhkan bom.

 “Sistem senjata yang paling tahan lama adalah sistem yang dapat beradaptasi dengan perubahan prioritas. Seperti kemampuan siluman dibandingkan kecepatan dan strategi taktis baru,” kata Singer dikutip dari Popular Mechanics Selasa 19 Maret 2024. 

Dia menambahkan jangkauan dan daya dukungnyalah yang membedakannya. Dan kemampuan mereka untuk mengambil peran baru mulai dari peperangan elektronik,  mengendalikan kawanan drone kecil hingga misi udara-ke-udara. 

Tentu saja, ada taktik alternatif untuk sistem ini. Salah satunya rudal balistik antarbenua yang dapat mengirimkan hulu ledak nuklir ke sasaran yang berjarak ribuan km. Juga roket yang lebih kecil dan bisa lebih cepat daripada persenjataan kinetik yang mengandalkan gravitasi.

“Namun terdapat keterbatasan pada sistem berkecepatan tinggi tersebut. Termasuk biaya, jangkauan, kapasitas muatan, dan berbagai tantangan strategis yang dapat diatasi oleh pesawat pengebom,” tambahnya. Terutama dengan kemampuannya untuk berkeliaran dan mengirimkan persenjataan dengan presisi tinggi.

Meskipun teknologi mungkin berubah, geografi tidak.  Menurut Singer militer sebuah negara memerlukan kemampuan untuk beroperasi dalam jarak yang jauh. Salah satunya di Pasifik.

Pesawat pengebom juga bisa menjadi alat pencegah yang sangat efektif. Dan seringkali memiliki dampak yang sama seperti kelompok tempur kapal induk ketika mereka tiba di lokasi konflik yang sedang terjadi. Tentu saja, bomber juga bisa bersifat provokatif. 

Jadi armada pembom yang aktif dan berkemampuan luas masih  jauh dari ketinggalan jaman. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa Amerika, Rusia dan China terus mempertahankan dan mengembangkan bomber jarak jauh mereka

Tidak banyak bomber yang ada di dunia saat ini. Masing-masing dari mereka memiliki hal yang paling menakutkan. Mari kita lihat satu-persatu dengan catatan bomber yang masih dalam pengembangan tidak akan dibahas. 

1. Boeing B-52 Stratofortress

Fitur paling berbahaya dari bomber ini adalah  jangkauan 14.000 km tanpa pengisian bahan bakar.

Jika berbicara tentang pembom maka mau tidak mau harus memulai dengan B-52 Stratofortress. Raksasa  legendaris buatan Boeing ini mulai beroperasi pada tahun 1955. Dan selama hampir tujuh tahun produksi berikutnya 742 pesawat dibuat. Dari jumlah itu 72 tetap beroperasi hari ini. Model ini terus diperbarui dan diadaptasi untuk hampir setiap konflik militer yang diikuti Amerika sejak awal era Perang Dingin.

Umur panjang B-52 dapat dikaitkan dengan desain aslinya yang kuat dan ruang internalnya yang mudah diupgrade. Selama bertahun-tahun, burung dengan panjang 48 meter dan lebar sayap 56 meter ini telah melihat persenjataan baru. Termasuk rudal jelajah dan rudal nuklir. Dan mereka pada akhirnya akan melihat rudal hipersonik dimuat ke dalamnya begitu rudal tersebut memasuki layanan.  

Peningkatan avionik, komunikasi dan jaringan cukup stabil, dan pesawat ini akan menerima kokpit digital baru yang dimulai dalam lima tahun ke depan. Tahun ini Angkatan Udara Amerika juga mulai memasang sistem radar AESA baru yang digunakan oleh jet tempur modern seperti F-22. 

Namun sejauh ini peningkatan yang paling substansial  adalah program rekayasa ulang baru untuk delapan mesin B-52. Mesin ini akan meningkatkan tampilan dan juga kemampuan B-52 secara signifikan.

2. Tupolev Tu-95

Fitur paling berbahaya dari bomber ini adalah waktu berkeliaran yang lama dan  bom nuklir yang besar

Dengan umur yang hampir menyaingi B-52 Stratofortress, Tupolev Tu-95 “Bear” adalah pembom unik lainnya. Diperkenalkan pada pertengahan tahun 1950an dan masih kuat. Tu-95 menggunakan turboprop dengan bilah berlawanan arah, bukan mesin jet. Bilahnya berputar dengan kecepatan supersonic. Ini  menjadikannya salah satu pesawat paling keras di dunia. 

Pesawat ini juga salah satu dari sedikit pesawat pengebom yang dilengkapi senapan mesin untuk pertahanan. Dan  satu-satunya pesawat berpenggerak baling-baling dengan sayap menyapu ke belakang. Fitur yang biasanya digunakan pada pesawat jet berkecepatan tinggi.

Namun keputusan teknis yang dibuat oleh para perancang era Soviet untuk Tu-95 telah menghasilkan salah satu paket yang paling menakutkan di planet ini. Mesin turboprop yang hemat bahan bakar memberikan jarak tempuh tanpa pengisian bahan bakar sejauh 15.000 km. Ini melebihi B-52. 

Tu-95 sangat efisien pada ketinggian yang lebih rendah. Memang benar teknologi ini tidak dapat berlari lebih cepat dari sebagian besar sistem pertahanan. Namun  jika sistem tersebut tidak ada, maka bomber ini akan sangat menghancurkan. 

Misi awal pembom ini termasuk membawa hulu ledak nuklir. Yang paling terkenal dengan menjatuhkan Tsar Bomba. Bom nuklir  berkekuatan 58 megaton yang dijatuhkan dalam uji coba tahun 1961. Namun senjata Bear saat ini termasuk bom dan rudal konvensional.

Tu-95 telah ditingkatkan selama bertahun-tahun dengan sistem avionik dan komunikasi baru. Pesawat ini secara rutin digunakan untuk operasi maritim tingkat rendah. Termasuk  menjatuhkan sonar pelampung dan mengerahkan sistem pengawasan elektronik lainnya. Meski pesawat ini diperkirakan akan terbang hingga tahun 2040, belum ada pengganti praktis yang direncanakan. 

3. Rockwell B-1 Lancer

Fitur paling berbahaya dari Lancer adalah kemampuan terbang tinggi dan cepat, atau rendah dan lambat.

Pembom B-1 adalah burung langka. Amerika memberikannya kombinasi kemampuan yang unik dan hanya memproduksi 100 unit saja. Pesawat tersebut kemudian mengalami masa kehamilan yang panjang dan penuh dengan pembatalan program pengembangan pada tahun 1977. Tetapi kemudian dimunculkan lagi secara mengejutkan pada tahun 1981 dengan beberapa perubahan antara desain asli dan produk akhir.

Hasil akhirnya adalah pembom berat jarak jauh yang dapat terbang hingga 1,25 Mach. Melakukan perjalanan sejauh 10,000 km  dan membawa hingga 34 ton bom konvensional, senjata nuklir, atau rudal. Termasuk AGM-158 JASSM. Sebuah rudal bersayap siluman dengan hulu ledak yang bisa menembus lapis baja.

B-1 benar-benar sebuah keanehan.  Itu adalah makhluk tahun 60an, dibuat pada tahun 80an, sangat mahal, bersifat pra-siluman. Dan menjadi semacam gambaran terakhir yang menarik dari semua kreasi luar biasa yang terjadi di jantung Perang Dingin.

Namun terlepas dari semua keanehannya, ia memenuhi banyak kriteria penting. Ini satu-satunya pesawat yang berhasil menggabungkan jangkauan, muatan, dan kecepatan. Oleh karena itu, pesawat ini berperan dalam berbagai misi. 

Termasuk  ratusan penerbangan di atas Afghanistan dan Suriah. Ini berkat serangkaian peningkatan pada avionik, sistem penargetan, dan kemampuan muatannya. Angkatan Udara Amerika bermaksud untuk mempertahankan B-1 setidaknya hingga tahun 2036. Ketika pesawat tersebut akan sepenuhnya digantikan oleh B-21.

4. Tupolev Tu-160 Blackjack

Fitur paling berbahaya dari bomber ini adalah kecepatan

Sering disebut sebagai peniru visual dari B-1 Lancer,   Tu-169 mengambil gagasan tentang pembom supersonik, jarak jauh, dan cepat.  Blacljack mencapai kecepatan 2,05 Mach. Lebih cepat  dibandingkan B-1 yang hanya 1,2  Mach. 

Pesawat  dapat melakukan perjalanan sejauh 12.000 km tanpa mengisi bahan bakar.  Melampaui B-1 lebih dari 1.600 km.  Blackjack memiliki gaya sama dengan B-1. Yakni dengan menggunakan desain campuran sayap dan badan pesawat yang pertama kali digunakan Amerika. 

Tu-160 telah diganggu oleh masalah kesiapan serta keterbatasan kinerja.  Cacat pada mesin berarti ia hanya dapat terbang dengan kecepatan tertinggi untuk jangka waktu singkat.

Pembom jarak jauh ini mulai beroperasi pada tahun 1987 dan telah menerima berbagai peningkatan sejak saat itu. Versi terbaru, Tu-160M yang saat ini sedang menjalani pengujian prototipe, terdiri dari 80 persen sistem dan peralatan yang ditingkatkan.  

Varian ini juga memiliki mesin baru dan akan membawa senjata terbaru, termasuk rudal hipersonik baru Rusia.  Rusia berharap bisa meluncurkan 10 pesawat Tu-160 yang telah dimodifikasi pada tahun 2027. Sangat kontras dengan jumlah pesawat pembom B-1 baru yang direncanakan yakni  nol.

5. Northrop Grumman B-2 Spirit

Fitur paling berbahaya dari Spirit adalah siluman. 

Ketika mulai beroperasi pada tahun 1997 setelah program pengembangan dan pengujian selama 16 tahun, B-2 Spirit merupakan terobosan. Terutama dalam konfigurasi sayap terbangnya yang mencolok. 

B-2  berasal dari penelitian dan pengembangan selama puluhan tahun terhadap teknologi yang siluman. Yang terakhir ini dimungkinkan melalui kontrol penerbangan digital kompleks yang secara otomatis menstabilkan pesawat dalam penerbangan.

Namun, karena biaya produksi sangat mahal, Angkatan Udara Amerika mengurangi pengadaannya dari 130  menjadi hanya 21 unit. Satu hilang dalam kecelakaan, dan 20 sampel masih dalam layanan aktif. 

B-2 juga terlibat dalam pengeboman besar-besaran antara lain dalam Perang Kosovo, Perang Teluk tahun 1991, Perang di Afghanistan, Irak, dan pertempuran melawan ISIS.  Beberapa negara yang diserang seperti Irak diperkuat dengan sistem pertahanan yang memadahi. 

Biasanya pesawat ini menerbangkan misi langsung dari Amerika ke sasaran dengan jarak hingga 24.000 km pulang pergi selama 30 jam. Tentu saja dengan beberapa kali pengisian bahan bakar di udara. Pesawat ini membawa hingga 18 ton bom konvensional atau hulu ledak nuklir di dua ruang internalnya.

B-2 dijadwalkan akan diganti secara bertahap dengan B-21 Raider mulai tahun 2027. Nmun Angkatan Udara Amerika akan tetap meningkatkan bomber tersebut dengan biaya miliaran dolar Amerika. 

6. Xian H-6

Fitur paling berbahaya dari bomber ini adalah dapat menembakkan beberapa rudal supersonik ke kelompok tempur kapal induk

H-6 bermesin ganda merupakan ancaman serius. Diadaptasi dari Tupolev Tu-16 Soviet, pesawat ini mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara untuk memperluas jangkauannya. Dan juga mampu meluncurkan rudal jelajah dan menyebarkan senjata nuklir. Pesawat juga dilengkapi dengan avionik dan sistem radar moderen.

Variannya termasuk H-6K pembom konvensional. Dan  H-6N yang lebih baru dengan kemampuan membawa nuklir dan dapat meluncurkan rudal balistik anti-kapal. Pesawat pembom ini sering digunakan untuk unjuk kekuatan, terutama ketika China ingin menegaskan klaim teritorialnya atas Taiwan.   Pesawat ini juga sedang dipersiapkan untuk teknologi generasi mendatang seperti penyebaran kawanan drone dan kemampuan peperangan elektronik.

Para analis yakin China sedang mengerjakan pengganti H-6. Sebuah pesawat bomber sayap terbang seperti B-21 yang disebut H-20. Tetapi sejauh ini belum diketahui nasib program ini dan apakah benar-benar bisa menyamai Amerika yang jauh lebih dulu mengembangkan pesawat seperti ini.

Mungkin ada yang bertanya kenapa Tu-22M Backfire Rusia tidak masuk dalam daftar ini. Untuk diketahui Tu-22M masuk dalam kategori bomber jarak menengah. Bukan bomber jarak jauh.