Ilustrasi rumah subsidi.
Properti

Melihat Kontribusi Penjualan Rumah Perumnas Sepanjang 2023

  • Pendapatan terbesar Perumnas sepanjang 2023 berasal dari lini bisnis Rumah Tinggal dan Ruko, yang mencapai Rp656,4 miliar.

Properti

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan 3 juta rumah per tahun untuk mengurangi backlog perumahan di Indonesia. Program ini direncanakan melibatkan berbagai pihak, termasuk pengembang properti, perbankan, dan pemerintah daerah. 

Salah satu pihak yang diharapkan berperan signifikan dalam merealisasikan program ini adalah Perum Perumnas, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perumahan.

Sebelumnya, Direktur Utama Perumnas, Budi Saddewa Soediro, menyatakan bahwa ketersediaan lahan tidak menjadi halangan dalam merealisasikan program 3 juta rumah Pemenrintahan Prabowo. Perumnas memiliki land bank yang siap dibangun untuk mendukung program ini. 

Namun, tantangan terbesar adalah pendanaan dan ketersediaan pasar. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, untuk memastikan keberhasilan program ini.

Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kontribusi penjualan perumahan Perumnas sepanjang 2023, mengingat Perumnas didirikan pada tahun 1974 melalui Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1974 untuk melaksanakan kebijakan pemerintah terkait persoalan pemukiman penduduk. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dilihat TrenAsia pada Jumat, 1 November 2024, pendapatan Perumnas tercatat sebesar Rp1,36 triliun, naik dari Rp1,04 triliun pada tahun 2022. Ini menunjukkan peningkatan pendapatan sekitar 30,7% dari tahun sebelumnya.

Bila dirinci, pendapatan terbesar Perumnas sepanjang 2023 berasal dari lini bisnis Rumah Tinggal dan Ruko, yang mencapai Rp656,4 miliar, naik 30,6% dari Rp502,5 miliar pada tahun 2022.  Ini diikuti dari lini bisnis Unit Apartemen menghasilkan Rp553,8 miliar, mencatat pertumbuhan 31,8% dari Rp420,0 miliar di tahun sebelumnya. 

Menyusul, Perumnas juga meraup pendapatan dari lini bisnis Kavling Tanah Matang (KTM) dengan pendapatan Rp75,9 miliar, serta Pengelolaan Gedung dan Sewa sebesar Rp38,9 miliar. Bisnis Hotel menyumbang Rp31,5 miliar, PSU menghasilkan Rp2,7 miliar, dan pendapatan dari lini bisnis Lainnya mencapai Rp4,3 miliar.

Namun, laporan penjualan properti khususnya Rumah Tinggal dan Unit Apartemen tidak merinci lokasi spesifik, misalnya, di jalur Kereta Rel Listrik (KRL) yang membentang di wilayah Jabodetabek. Pasalnya, dengan membeli properti di sekitar daerah tersebut mobilitas pekerja akan sangat termudahkan.

Hal tersebut diamini oleh Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Bambang Ekajaya, mengatakan, untuk pengembangan properti sarana transportasi di dekat jalur KRL memang menjadi kebutuhan.   

Bambang bilang, ini selaras dengan market menengah ke bawah (middle to low), ini untuk melancarkan mobilitas sehar-hari khususnya yang bermukim di wilayah Jabodetabek. “Karena semakin baiknya jaringan KA dan jadwal ketersediaan KA yang ada hampir setiap jam menghindari kemacetan dari dan ke rumah mereka,” katanya kepada TrenAsia belum lama ini. 

Bambang menyebut, REI Indonesia sebagai pengembang turut menjadi mitra dalam pengembangan perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Berdasarkan data REI Indonesia di tahun 2023, REI berkontribusi hampir 200 ribu perumahan untuk MBR.

Bambang juga mencontohkan, salah satu yang merupakan pengembangan rumah sebagian besar untuk MBR adalah proyek kota Maja. Hal ini diakui REI Indonesia terdiri dari  kumpulan developer besar samapi dengan kecil yang menjadi syarat utamanya adalah akses yang mudah untuk masyarakat