Ilustrasi bus listrik TransJakarta dari PT VKTR Teknologi Mobilitas.
Transportasi dan Logistik

Melihat Para Pemain Swasta di Transportasi Umum: Dari Blue Bird hingga AirAsia

  • Menurut data dari Kementerian Perhubungan, pada tahun 2024, Indonesia mengalami peningkatan jumlah penumpang transportasi umum sebesar 12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Transportasi dan Logistik

Debrinata Rizky

JAKARTA -  Sektor transportasi umum di Indonesia semakin menarik perhatian para investor swasta. Dengan kebutuhan mobilitas yang terus meningkat, para pelaku usaha swasta melihat peluang besar untuk berkontribusi pada pengembangan sistem transportasi yang lebih modern, efisien, dan terintegrasi.

Menurut data dari Kementerian Perhubungan, pada tahun 2024, Indonesia mengalami peningkatan jumlah penumpang transportasi umum sebesar 12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, ketersediaan dan kualitas layanan masih menjadi tantangan utama, khususnya di wilayah perkotaan dan kawasan berkembang.

Berikut investor swasta yang bermain di sektor transportasi umum :

PT Blue Bird Tbk (BIRD)

Blue Bird adalah perusahaan transportasi di Indonesia yang dikenal dengan layanan taxi di berbagai kota,

Dengan melayani jutaan penumpang setiap bulan, Bluebird Group memperluas layanannya. Dari taksi umum (Blue Bird & Pusaka) sampai taksi eksekutif (Silver Bird), limosin dan penyewaan mobil (Golden Bird), carter bus (Big Bird)

Blue Bird dimiliki oleh Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono dan Chandra Soeharto Djokosoetono. Mutiara adalah pendiri Blue Bird, sedangkan Chandra adalah cucu dari Mutiara.

Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR)

Emiten kendaraan listrik milik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) resmi mengoperasikan 20 unit bus listrik completely knocked down atau CKD pertama dengan TKDN di atas 40% untuk TransJakarta.

Sebanyak 20 bus milik VKTR mulai melayani koridor 10 rute Tanjung Priok – PGC dan koridor 14 untuk rute Jakarta International Stadium – Senen.

Menandai langkah menuju era elektrifikasi transportasi publik secara berkelanjutan di Indonesia.  Bus listrik itu merupakan hasil kolaborasi antara VKTR dengan perusahaan karoseri, PT Laksana Bus Manufaktur. Kemitraan ini memastikan setiap bus memenuhi standar internasional, dengan mengutamakan penggunaan komponen lokal berkualitas.

PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)

ASSA (PT Adi Sarana Armada Tbk) emiten milik konglomerat TP Rachmat, didirikan di bawah nama Adira Rent pada tahun 2003 dengan armada awal sejumlah 819 unit. Pada tahun 2010 perusahaan bertransformasi menjadi ASSA Rent. 

ASSA juga telah memperluas wilayah layanan ke hampir semua kota besar utama dan memberikan jaminan kelancaran operasional melalui 45 jaringan di seluruh Indonesia, lebih dari 1,000 bengkel perbaikan resmi, dengan didukung layanan 24 jam dari Solution Center 1500-369.

Selain bisnis rental dan logistik, ASSA juga berinovasi dengan memperkuat digitalisasi bisnis seiring perubahan pada perilaku masyarakat dengan meluncurkan aplikasi Share Car dan market place jual beli kendaraan, Caroline. Dan ASSA juga membuka bisnis logistik berbasis teknologi dengan meluncurkan Anteraja.

PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP)

Sebelum menjadi AirAsia Indonesia, perusahaan yang melayani penerbangan pesawat ini awalnya  bernama PT Centris Multipersada Pratama. Fokus usahanya adalah menyediakan jasa transportasi dan logistik. Tony Fernandes adalah CEO AirAsia. Ia juga merupakan pemimpin Capital A, perusahaan induk AirAsia

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI)

Express Transindo Utama adalah perusahaan transportasi yang cakupan layanannya meliputi penyewaan mobil, taxi konvensional, dan taxi mewah. Namun, dampak pandemi membuat bisnis ini mengalami kerugian hingga akhirnya perusahaan memutuskan untuk beralih ke penyewaan bus.

PT Weha Transportasi Indonesia Tbk (WEHA)

Weha Transportasi adalah perusahaan yang menyediakan angkutan umum penumpang dan penyewaan mobil. Emiten dengan kode saham WEHA ini juga dikenal sebagai White Horse Group.

PT Jaya Trishindo Tbk (HELI)

Perusahan ini menjalankan usaha penyewaan helikopter sejak didirikan pada 6 April 2007. Kemudian, di tahun 2018 melakukan penawaran saham perdana dengan kode HELI. Selain transportasi VIP, perusahaan juga melayani pengangkutan kargo dan survei bandara.