Melihat Penyebab dan Dampak Morgan Stanley Turunkan Rating Saham Indonesia Jadi Underweight
- Setelah Morgan Stanley mendowgrade saham-saham di Indonesia menjadi underweight net sell asing mencapai Rp1,2 triliun.
Bursa Saham
JAKARTA – Morgan Stanley menurunkan rating saham-saham di Indonesia menjadi underweight pada Selasa siang, 11 Juni 2024. Perusahaan keuangan global yang berbasis di Amerika Serikat (AS) ini menilai bahwa kebijakan fiskal pemerintahan baru dan pelemahan mata uang rupiah menimbulkan risiko terhadap investasi saham.
Asal tahu saja, underweight adalah salah satu istilah dalam perdagangan saham yang artinya saham diduga akan mengalami penurunan harga dibandingkan saham lainnya dalam satu sektor yang sama.
Tim Riset Trimegah Sekuritas menyatakan penurunan rating saham-saham Indonesia menjadi underweight langsung berdampak terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup di zona merah dengan aliran dana asing keluar atau net sell mencapai Rp1,2 triliun.
“Asing kembali mencatatkan net sell signifikan setelah Morgan Stanley mendowgrade Indonesia ke underweight. Ini juga membuat EIDO terkoreksi hampir 5% semalam,” jelas Trimegah dalam riset harian Rabu, 12 Juni 2024.
- Trimegah (TRIM) Rilis Obligasi Rp388 Miliar, Cek Jadwalnya
- Emiten Migas Perkasa Saat Harga Minyak Menyala
- Harga Emas Hari Ini: Melesat Rp8.000 Per Gram
EIDO adalah mutual fund berisikan saham-saham di Indonesia yang dikelola oleh Morgan Stanley di bursa AS. Nah ini juga termasuk indikator investor asing yang menanamkan modalnya di pasar saham Indonesia, yang dapat terbaca melalui indeks iShares MSCI Indonesia.
Trimegah menjelaskan, setelah Morgan Stanley menurunkan rating jadi underweight gerak saham blue chips seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra Internasional Tbk (ASII) dan seluruh saham big banks semakin terkoreksi lebih dalam.
“Jika kita perhatikan, serta telah diperbincangkan sejak pekan lalu, perhatian saat ini terfokus pada nilai tukar rupiah dan penurunan laju pertumbuhan laporan keuangan perbankan, menimbulkan kekhawatiran bagi investor,” jelasnya.
Data RTI Business menunjukkan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) paling banyak dijual investor asing dengan nilai Rp273,9 miliar, diikuti oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp239,6 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp156,6 miliar.
Berkaitan dengan sentimen pasar saat ini, kata Trimegah, situasinya tetap belum berubah, dengan fokus pada data inflasi AS yang akan diumumkan malam ini dan pertemuan The Fed pada Kamis dini hari. "Diprediksi akan ada penurunan suku bunga tahun ini, namun detailnya masih menunggu hasil pertemuan tersebut," jelasnya.
Biang Kerok Underweight
Sebelumnnya, ahli strategi Morgan Stanley termasuk Daniel Blake dalam catatannya menyampaikan kebijakan fiskal Indonesia dan penguatan dolar AS menimbulkan risiko terhadap investasi saham. Hal ini membuat prediksi IHSG diliputi ketidakpastian.
“Kami melihat ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan serta beberapa kelemahan di pasar Valas di tengah masih tingginya suku bunga AS dan prospek dolar AS yang kuat,” jelasnya dikutip dari Bloomberg.
Morgan Stanley menyoroti bahwa inisiatif kampanye Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, seperti menyediakan makan siang dan susu untuk pelajar, berpotensi menimbulkan beban fiskal yang besar. Hal ini terjadi seiring dengan memburuknya prospek pendapatan Indonesia.
Morgan Stanley juga mengubah sikapnya seiring dengan mulai terlihatnya tren kenaikan dolar menjelang keputusan suku bunga The Fed pada pekan ini, dan keputusan Bank Indonesia pada minggu depan.
Sementara itu, pada perdagangan jalan hari ini, IHSG diparkir melemah 0,18% ke level 6.843,35. Di sisi lain, pada pembukaan perdagangan pagi tadi, rupiah terhadap dolar juga merosot 0,02% menjadi Rp16.294 per dolar AS, dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya di Rp16.291 per dolar AS.
Intervensi Rupiah
Sebelumnya, Komisi XI DPR dan pemerintah telah sepakat untuk menjaga target inflasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dalam kisaran 1,5% hingga 3,5%. Nilai tukar rupiah juga ditargetkan tetap stabil pada rentang Rp15.300–Rp15.900 per dolar AS pada tahun yang sama.
Anggota Komisi XI DPR, Kamrussamad mengatakan menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar rupiah penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. “Perlu kewaspadaan dan antisipasi dari pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan nilai tukar rupiah agar menjadi pondasi yang kokoh dalam jangka menengah dan panjang,” kata dia pada Kamis, 6 Juni 2024.
- Saham Big 4 Banks Dihampiri Sentimen Positif, Apakah Bakal Rebound?
- Menilik Arah Muhammadiyah Soal Jatah Tambang
- Duduk Perkara Muhammadiyah Tarik Dana dari Bank Syariah Indonesia
Oleh sebab itu, Bank Indonesia (BI) diharapkan akan terus menerapkan kebijakan moneter yang proaktif untuk menjaga inflasi sesuai sasaran dan mengevaluasi efektivitas kebijakan moneter dalam menstabilkan nilai tukar rupiah.
Berkaitan soal makan bergizi gratis, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga telah merancang defisit APBN pada 2025 di kisaran 2,45% hingga 2,8 %, atau naik dari defisit 2024 yang diperkirakan mencapai 2,29% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Sri menjelaskan defisit APBN akan digunakan untuk menopang program-program prioritas pemerintah baru, salah satunya makan siang gratis yang akan menelan anggaran sekitar Rp460 triliun, setara 7,23 % dari total APBN 2024 senilai Rp3.325 triliun.
Rencananya, tahap awal program makan bergizi gratis yang merupakan janji kampanye Presiden terpilih Prabowo yang berpasangan dengan Gibran ini akan difokuskan pada daerah-daerah terpencil yang masih tertinggal di Indonesia.