<p>Foto:agromedia</p>
Industri

Melirik Potensi dan Peluang Industri Agro

  • JAKARTA – Dengan sumber daya alam yang melimpah serta pasar domestik yang besar, industri agro di Tanah Air masih sangat prospektif. Potensi industri agro juga didukung oleh perubahan pola konsumsi konsumen yang cenderung beralih ke makanan kemasan modern. Serta munculnya pemain-pemain industri agro nasional yang sudah mampu bersaing di tingkat global. Akan tetapi, tak dipungkiri […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Dengan sumber daya alam yang melimpah serta pasar domestik yang besar, industri agro di Tanah Air masih sangat prospektif.

Potensi industri agro juga didukung oleh perubahan pola konsumsi konsumen yang cenderung beralih ke makanan kemasan modern. Serta munculnya pemain-pemain industri agro nasional yang sudah mampu bersaing di tingkat global.

Akan tetapi, tak dipungkiri juga bahwa potensi besar itu masih menghadapi sejumlah hambatan, utamanya soal penguasaan teknologi.

“Penerapan teknologi industri 4.0 di sektor pertanian dan industri agro dapat mengurangi impor serta menjadikan Indonesia pemain di pasar domestik bahkan mancanegara,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Selasa, 10 November 2020.

Teknologi industri 4.0 akan meningkatkan efisiensi value-chain dengan membangun jaringan cold-chain yang lebih baik. Selain itu juga meningkatkan produksi industri agro modern dengan inovasi produk didukung dengan insentif super deduction tax untuk research and development (R&D).

Agus menyampaikan pada 2020-2022 sektor industri agro yang akan didorong penurunan impornya adalah industri pengolahan susu, industri pengolahan buah, industri gula berbasis tebu, dan industri kertas sebesar 20,54% atau senilai Rp32,86 miliar.

Selain itu, upaya yang dipacu adalah penambahan produksi untuk keempat jenis produksi tersebut sebesar Rp120.019,81 miliar atau naik 35,29% dibandingkan tahun 2019. Langkah selanjutnya mendorong realisasi investasi sebanyak 25 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp30 triliun.

Kinerja Industri Agro

Hingga kuartal III-2020,  industri agro berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sektor pengolahan nonmigas mencapai 52,94%. Realisasi ini terjadi bahkan di tengah kontraksi industri non migas sebesar 4,20%.

Sepanjang Januari-Agustus 2020, total nilai ekspor industri agro menembus US$29,27 miliar atau  35,36% dari total ekspor sektor manufaktur sebesar US$82,76 miliar.

Adapun  sub-sektor industri agro yang memberikan kontribusi besar pada PDB sektor pengolahan nonmigas pada kuartal III-2020 adalah industri makanan dan minuman (39,51%).

Selanjutnya, diikuti industri pengolahan tembakau (4,8%), industri kertas dan barang dari kertas (4,22%). Industri kayu, barang dari kayu, rotan dan furnitur (2,84%).

Sedangkan realisasi investasi di sektor industri pengolahan nonmigas  mencapai Rp201,9 triliun pada Januari-September 2020. Dengan kontribusi industri agro sebesar Rp91,9 triliun.

“Ini salah satu bukti bahwa industri agro masih bergeliat di tanah air,” papar Agus.