Melirik Potensi Startup AI dan Kesehatan di Masa Transisi Kepemimpinan
- Dalam laporannya, East Ventures mengungkapkan bahwa meski optimisme global meningkat, tren proteksionisme yang tumbuh di berbagai negara merupakan tantangan tersendiri. Fenomena ini dipicu oleh faktor-faktor ekonomi dan geopolitik yang kompleks.
Tekno
JAKARTA - Dengan pergantian kepemimpinan di berbagai belahan dunia, East Ventures memproyeksikan ekonomi global akan memberikan gambaran yang cukup menjanjikan. Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi global akan bertahan stabil di angka 3,1% selama lima tahun mendatang.
Di tengah masa transasi kepemimpinan tersebut, East Ventures melirik potensi start up berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan kesehatan dengan proyeksi bernada optimis.
Dalam laporannya, East Ventures mengungkapkan bahwa meski optimisme global meningkat, tren proteksionisme yang tumbuh di berbagai negara merupakan tantangan tersendiri. Fenomena ini dipicu oleh faktor-faktor ekonomi dan geopolitik yang kompleks.
Di tengah dinamika ini, muncul peluang untuk mendorong inovasi yang mampu menjawab permasalahan ekonomi domestik sekaligus terintegrasi dengan kebutuhan pasar global. Dengan demikian, pola perdagangan baru ini dapat menjadi fondasi dalam membangun masa depan interdependensi ekonomi yang lebih kokoh.
- Reli Saham GOTO Berlanjut, Transaksi Capai 67 Juta Lot, Simak Prediksi Pekan Ini
- Dipecat Erick Thohir, Ini Profil Shin Tae-yong
- Menaksir Biaya Kompensasi Shin Tae-yong setelah Dipecat PSSI
Perkembangan Ekonomi Asia Tenggara
Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan yang mencatat pertumbuhan ekonomi signifikan. Menurut East Ventures, wilayah ini menunjukkan peningkatan konsumsi belanja, perbaikan iklim investasi, serta pemulihan sektor pariwisata yang terus berlanjut.
Semua faktor tersebut diperkirakan akan menopang pertumbuhan ekonomi pada 2025. Pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada September 2024 turut memberikan dampak positif bagi konsumen dan pelaku usaha.
Laporan e-Conomy SEA 2024 mencatat pertumbuhan Gross Merchandise Value (GMV) dan pendapatan kawasan ini konsisten mencatatkan angka dua digit. Tren ini juga tercermin dalam kinerja ekosistem East Ventures, di mana banyak perusahaan portofolionya telah mencapai profitabilitas.
Pencapaian dan Strategi East Ventures di Kawasan Asia Tenggara
East Ventures melaporkan bahwa pendapatan perusahaan tahap lanjutan dalam portofolionya meningkat 40% secara tahunan, jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kawasan Asia Tenggara.
Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan strategi investasi mereka, terutama melalui adaptasi para pendiri startup di tengah tantangan ekonomi global. Sebanyak 70% perusahaan tahap lanjutan dalam portofolio mereka sudah mencapai profitabilitas, sementara lebih dari 80% mencatat peningkatan EBITDA selama setahun terakhir.
Beberapa startup sukses yang menjadi bagian dari ekosistem East Ventures antara lain Sociolla, ShopBack, Ruangguru, Traveloka, dan ISMAYA Group. Profitabilitas tetap menjadi prioritas utama bagi East Ventures, meskipun masing-masing startup memiliki pendekatan unik dalam mencapainya.
Untuk mendukung keberlanjutan ekosistem ini, East Ventures terus mengadakan program seperti East Ventures Hand in Hand, East Ventures Circle, dan Founders Gathering.
Baca Juga: Start Up Masa Depan Hanya Butuh 1 Karyawan dan Ribuan GPU AI
Investasi Baru dan Kolaborasi Strategis
Pada tahun 2024, East Ventures mengumumkan investasi strategis di beberapa startup baru seperti Runchise, Bythen, dan Copra. Dengan perjalanan selama 15 tahun sebagai investor teknologi di Asia Tenggara, East Ventures telah membangun ekosistem dengan lebih dari 300 perusahaan portofolio dan 500 founder.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia
Indonesia diproyeksikan menjadi satu-satunya negara di Asia Timur dan Pasifik yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif pada 2024 dan 2025.
Laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2024 mencatat peningkatan skor indeks dari 37,8 menjadi 38,1, menunjukkan percepatan transformasi digital di seluruh provinsi.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% dalam 2-3 tahun mendatang.
Kebijakan ini diharapkan mendorong konsumsi lokal sebagai motor penggerak ekonomi baru. Dalam konteks ini, East Ventures optimis terhadap pertumbuhan bisnis startup lokal dan berharap pemerintah terus mendukung inovasi serta investasi yang berkelanjutan.
Potensi dan Tantangan Ekosistem Startup Singapura
Meskipun ekosistem startup di Singapura lebih matang dibandingkan Indonesia, tantangan seperti terbatasnya pasar domestik tetap menjadi kendala.
Startup di Singapura perlu memperluas jangkauan mereka ke pasar regional atau global untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pemerintah Singapura telah memberikan dukungan signifikan untuk mendorong inovasi di berbagai sektor. Tahun 2025 menjadi peluang besar bagi para founder di Singapura untuk mengambil langkah maju dengan mengatasi hambatan yang ada.
- LK21 dan Anoboy Ilegal, Ini 6 Platform Streaming yang Aman
- LK21 dan LokLok Ilegal, Berikut 5 Aplikasi Nonton Film dan Drama Lengkap dan Aman
- CBDK Patok Harga IPO di Level Rp4.060, Target Saham Diproyeksikan Naik 157 Persen
Fokus East Ventures pada Sektor AI dan Kesehatan
Pada tahun 2025, East Ventures memprioritaskan investasi di dua sektor utama: kecerdasan buatan (AI) dan kesehatan.
Diperkirakan, sekitar 25% bisnis akan mulai mengadopsi Generative AI pada 2025, dengan angka ini meningkat menjadi 50% pada 2027. Teknologi ini berpotensi meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas di berbagai industri.
Di sektor kesehatan, East Ventures melanjutkan dukungannya melalui program seperti Health Innovation Sprint Accelerator (HISA) 2024 di Indonesia dan kolaborasi dengan National Health Innovation Centre Singapore (NHIC).
Mereka juga mendukung startup yang memanfaatkan AI untuk diagnosis real-time dan personalisasi perawatan pasien, seperti MeshBio dan PathGen.