<p>South Quarter adalah kawasan apartemen, komersial, dan apartemen milik emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) / Intiland.com</p>
Korporasi

Melonjak 2 Kali Lipat, Intiland Raup Marketing Sales Rp310 Miliar

  • Dengan hasil marketing sales sebesar Rp310 miliar, Intiland berarti baru dapat mencapai 15,5% dari targetnya tahun ini yang sebesar Rp2 triliun.

Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Pengembang properti, PT Intiland Development Tbk (DILD), mencatatkan pra penjualan (marketing sales) sebesar Rp310 miliar pada kuartal pertama 2021. Capaian ini meningkat 166% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp117 miliar.

Dengan hasil marketing sales sebesar Rp310 miliar, Intiland berarti baru dapat mencapai 15,5% dari targetnya tahun ini yang sebesar Rp2 triliun.

“Hasil yang belum maksimal ini merupakan dampak dari COVID-19 dan kecenderungan pembeli untuk wait-and-see di situasi ini, terutama di segmen hunian vertikal menengah ke atas,” ujar manajemen DILD dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 30 April 2021.

Hasil penjualan ini terutama dikontribusikan oleh proyek segmen rumah tapak milik Intiland, seperti Graha Natura, Talaga Bestari, Serenia Hills, South Grove, dan Graha Famili. Catatan ini mengulang catatan kuartal I-2020 yang juga didominasi oleh segmen rumah tapak.

Secara rinci, segmen rumah tapak menghasilkan penjualan sebesar Rp222 miliar atau 71,5% dari total marketing sales. Kawasan industri menjadi kontribur terbesar kedua dengan Rp59 miliar (19,2%). Segmen hunian vertikal paling sengsara karena baru mendulang Rp29 miliar (29,3%).

Berdasarkan lokasinya, Surabaya menjadi kontributor utama marketing sales Intiland pada kuartal I-2021. Surabaya menyumbang Rp167 miliar atau 54% dari total penjualan sementara Jakarta menyumbang Rp143 miliar (46%).

Tahun lalu, DILD mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 5,7% menjadi Rp2,89 triliun. Pendapatan ini lebih dari pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,74 triliun.

Laba kotor perusahaan pun dapat naik tipis 4,33% menjadi Rp1,18 triliun. Pada tahun sebelumnya, DILD mencatatkan laba kotor sebesar Rp1,13 triliun.

Meski pendapatan dan laba kotor meningkat, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat melorot 69,5% menjadi Rp76,77 miliar. Padahal, DILD berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp251,43 miliar pada tahun sebelumnya.

Melorotnya laba bersih ini diakibatkan adanya dampak pendiskontoan aset dan liabilitas keuangan yang tercatat sebesar Rp316,34 miliar pada 2020. Dampak ini ada akibat dari implementasi PSAK 72 untuk laporan keuangan yang diterbitkan untuk 2020. (LRD)