<p>Gedung SCTV milik PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) / Facebook @SCTV</p>
Korporasi

Surya Cipta Media Milik Grup Emtek Raih Lonjakan Pendapatan 24 Persen Jadi Rp2,95 Triliun

  • PT Surya Cipta Media Tbk (SCMA), berhasil meraup pendapatan sebesar Rp2,95 triliun pada semester I-2021.
Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Perusahaan media di balik SCTV dan Indosiar, PT Surya Cipta Media Tbk (SCMA), berhasil meraup pendapatan sebesar Rp2,95 triliun pada semester I-2021. Jumlah ini melonjak 24,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,36 triliun.

Melihat catatan atas laporan keuangan SCMA, pendapatan iklan berhasil tumbuh 18,1% menjadi Rp3,2 triliun sepanjang semester I-2021. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan iklan SCMA tercatat sebesar Rp2,72 triliun.

Sementara itu, pendapatan lain-lain tercatat sebesar Rp367,66 miliar atau meningkat 97,8% dari sebelumnya Rp175,88 miliar. Di sisi lain, ada potongan penjualan sebesar Rp628,33 miliar pada semester I-2021 ini.

Perusahaan di bawah grup PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) ini pun mencatat laba usaha sebesar Rp966,04 miliar pada enam bulan pertama 2021. Jumlah ini meningkat 20,6% dari semester I-2020 yang sebesar Rp819,19 miliar.

SCMA pun mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp727,39 miliar. Laba bersih ini meningkat 21% dari catatan semester I-2020 sebesar Rp600,9 miliar.

Laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp57,72 per saham, meningkat dari Rp4,11 pada semester I-2020.

Terdapat kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp33,12 miliar sepanjang semester I-2021. Lalu, ada juga saldo kas awal entitas anak yang diakuisisi sebesar Rp27,74 miliar. Ini membuat posisi kas akhir periode SCMA menjadi Rp737,43 miliar, naik dari posisi awal periode Rp677,88 miliar.

Aset SCMA tercatat sebesar Rp6,93 triliun pada semester I-2021, meningkat tipis dari posisi akhir 2020 yang sebesar Rp6,77 triliun. Aset lancar tercatat sebesar Rp3,78 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp3,15 triliun.

Liabilitas tercatat sebesar Rp2,26 triliun, terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp1,28 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp981,57 miliar. Ada pun, ekuitas tercatat sebesar Rp4,67 triliun, meningkat 20% dari posisi akhir 2020 sebesar Rp3,89 triliun.