Gaya Hidup

Melonjak 3 Kali Lipat, Benarkah Produk Sharp Ampuh Lawan Virus COVID-19?

  • Kajian itu dilakukan dengan menyinari virus SARS-Cov2 yang melayang di udara dengan ion plasmacluster selama 30 detik. Hasilnya, titer virus SARS-Cov2 pun mampu berkurang lebih dari 90%.

Gaya Hidup
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) mengklaim teknologi plasmacluster miliknya mampu efektif meredam penularan COVID-19. Teknologi ini diklaim mampu memproduksi ion positif dan negatif yang bisa menghilangkan virus, bakter, jamur dan bau.

Presiden Direktur SEID Shinji Teraoka mengaku, telah menguji kesahihan produk tersebut bersama Pusat Penelitian Nasional untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular dan sejumlah ahli epedemiologi di Jepang.

Kajian itu dilakukan dengan menyinari virus SARS-Cov2 yang melayang di udara dengan ion plasmacluster selama 30 detik. Hasilnya, titer virus SARS-Cov2 pun mampu berkurang lebih dari 90%.

Teknologi ini dapat dipasangkan dengan sejumlah produk, termasuk pendingin ruangan (air conditioner/AC, pemurni udara (air purifier) dan kulkas.

“Ini merupakan kontribusi yang dapat dilakukan oleh Sharp dalam membantu menjaga kesehatan konsumen setianya di seluruh dunia” tutur Shinji dalam konferensi pers daring, Selasa 22 September 2020.

Berkat teknologi tersebut, SEID mengklaim bahwa penjualan produk berteknologi plasmacluster itu berhasil meningkat 3-5 kali lipat selama pandemi. National Sales Senior Manager SEID Andry Adi Utomo mengungkapkan, kenaikan penjualan sekaligus menjadi penyeimbang atas penurunan penjualan Sharp pada produk lainnya.

Meski begitu, Andy mengakui bahwa penjualan SEID memang sempat terpukul pada awal pandemi. Penjualan Sharp, katanya, tergerus 5% pada Maret 2020. Dilanjutkan penurunan April sebanyak 20%.

Hanya pada akhirnya, SEID mampu membukukan kenaikan serapan produk sekitar 90% pada kuartal II-2020. Peningkatan ini, kata Andy, jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Di Sharp sendiri (penurunan utulitas) hanya 20%. Itu pun hanya pada April-Mei. Pada Juni, kami growth dibanding tahun lalu,” pungkas dia. (SKO)