Melonjak 65 Persen, Pakuwon Jati (PWON) Kantongi Laba Rp1,19 Triliun Pada Kuartal-III 2022
- PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatatkan kenaikan laba bersih periode berjalan pada entitas induk sebesar 65% atau dari Rp721 miliar menjadi Rp1,19 triliun.
Korporasi
JAKARTA - PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatatkan kenaikan laba bersih periode berjalan pada entitas induk sebesar 65% atau dari Rp721 miliar menjadi Rp1,19 triliun.
Sementara itu dikutip dari laporan keuangan perusahaan, pendapatan PWON menanjak dari tahun lalu sebesar Rp3,78 triliun menjadi Rp4,49 triliun.
Bila dilihat secara lebih rinci, pendapatan PWON disumbang oleh pendapatan sewa ruangan yang berkontribusi sebesar 74,86% dari semula Rp644 miliar menjadi Rp1,12 triliun.
- Simak Faktanya: Sistem Pemanasan pada Produk Tembakau Alternatif Berbeda dengan Rokok!
- Anak Usaha ASSA (AnterAja) Disuntik Danamon Rp270 Miliar
- Pesawat Bertenaga Nuklir Bukan Lagi Sekadar Fiksi
Kenaikan itu juga diikuti oleh pendapatan pada apartemens servis, dari semula Rp37 miliar menjadi Rp51 miliar.
Kemudian pada pendapatan jasa pemeliharaan tercatat mengalami kenaikan dari Rp426 miliar menjadi Rp564 miliar, disusul oleh pendapatan hotel Rp576 miliar.
Sementara itu, penjualan kondominium dan kantor terkoreksi 15,12% dari Rp1,40 triliun menjadi Rp1,18 triliun. Diikuti oleh penjualan tanah dan bangunan dari Rp712 miliar menjadi Rp517 miliar.
Pada pendapatan usaha lainnya, PWON menorehkan pertumbuhan 42,85% dari Rp328 miliar menjadi Rp468 miliar. Adapun rincian, terdapat pada kenaikan penagihan listrik, air dan gas menjadi Rp268 miliar, pengelolaan parkir Rp127 miliar dan lain-lain Rp72 miliar.
Selain itu, kenaikan juga ada pada beban pokok pendapatan dari Rp2,06 triliun menjadi Rp2,13 triliun, sehingga laba bruto yang diterima oleh PWON meningkat 36,88% menjadi Rp2,36 triliun.
Sementara dari sisi aset, PWON mencatatkan kenaikan jumlah aset dari tahun sebelumnya yaitu Rp30 triliun. Pun dengan ekuitas yang naik dari sebelumnya Rp19,17 triliun menjadi Rp20,47 triliun. Namun, penyusutan terjadi pada liabilitas sebesar 1,32% dari Rp9,68 triliun menjadi Rp9,55 triliun.