Memahami Hujan Buatan: Proses, Bahan hingga Manfaatnya
- Hujan buatan termasuk dalam kategori Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Metode ini telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1977. Keberadaannya terinspirasi dari pertanian di Thailand yang selalu berkecukupan air.
Nasional
JAKARTA - Polusi udara yang melanda kawasan Ibu Kota Jakarta saat ini telah berada pada kondisi yang buruk. Seperti diketahui, Jakarta mendapatkan predikat sebagai kota paling tercemar di dunia berkat polusi udaranya.
Catatan itu semakin mencorong Jakarta setelah sebelumnya kota itu secara “konsisten” menempati 10 besar kota paling tercemar secara global sejak Mei. Menghadapi kondisi tersebut, belakangan pemangku kebijakan menelurkan sejumlah solusi seperti WFH, optimalisasi kendaraan listrik hingga pengendalian PLTU.
Namun ada solusi lain yang belum banyak dibahas yakni hujan buatan. Hujan buatan dapat menjadi solusi jangka pendek guna mengatasi dan mengurangi kadar pencemaran udara di Ibu Kota. Lalu apa yang dimaksud dengan hujan buatan? Bagaimana cara membuat hujan buatan di suatu daerah?
Hujan buatan termasuk dalam kategori Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Metode ini telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1977. Keberadaannya terinspirasi dari pertanian di Thailand yang selalu berkecukupan air.
Oleh karenanya Presiden Soeharto kala itu memberikan tugas kepada Menristek BJ Habibie untuk mempelajari TMC seperti dikutip dari laman Portal Informasi Indonesia, Senin 21 Agustus 2023.
- Sukses IPO, RMKO Tingkatkan Laba Tahunan150,9 Persen
- Menyelami Hidangan Tradisional Pulau Jeju Korea Selatan
- Daftar Juara dan Runner-up Piala Dunia Wanita 1991-2023, Terbanyak Amerika Serikat
Pelayanan dan pengelolaan hujan buatan sejak tahun 2021 berada dalam naungan Laboratorium Pengelolaan TMC di bawah Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset dan Kawasan Sains dan Teknologi yang terintegrasi dengan BRIN.
Hujan buatan melalui TMC merupakan sebuah pemanfaatan teknologi yang berupaya inisiasi ke dalam awan sehingga proses yang terjadi di awan lebih cepat, dibandingkan dengan proses secara alami.
Dengan begitu maka akan dapat segera jatuh dan turun hujan di lokasi yang dilakukan hal tersebut seperti dikutip dari Laman Badan Riset dan Inovasi Nasional, Senin 21 Agustus 2023.
Dalam membuat hujan buatan tersebut dilakukan dengan cara melakukan penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air) sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.
- Sukses IPO, RMKO Tingkatkan Laba Tahunan150,9 Persen
- Menyelami Hidangan Tradisional Pulau Jeju Korea Selatan
- Daftar Juara dan Runner-up Piala Dunia Wanita 1991-2023, Terbanyak Amerika Serikat
Bahan-bahan yang bersifat higroskopik meliputi garam, CaC12, dan urea. Garam dan CaC12 akan membantu terjadinya kondesasi sedangkan urea akan membantu dalam pembentukan awan besar dan berwarna abu-abu.
Bahan tersebut akan disebar ke awan dengan menggunakan pesawat terbang pada ketinggian 4.000-7.000 kaki dengan menyesuaikan arah angin. Berhasil atau tidaknya TMC ini juga bergantung pada alam dimana tempat dilakukan penyemaian tersebut.
Jika pada lokasi yang akan dilakukan modifikasi cuaca memiliki awan yang banyak maka juga akan dapat menginkubasi lebih banyak dan otomatis akan menghasilkan hujan yang lebih banyak juga. Sebaliknya, jika di lokasi tersebut memiliki sedikit awan, maka hujan yang dihasilkan juga sedikit.
Untuk melakukan proses TMC dan menurunkan hujan, diperlukan beberapa persiapan terlebih dahulu meliputi penyiapan bahan semai awan, penyiapan kru, koordinasi hingga persiapan teknis. Persiapan teknis dilakukan memodifikasi pesawat agar dapat digunakan dalam melaksanakan Operasi TMC. Selanjutnya jika sudah siap maka pesawat akan dikirimkan ke lokasi.
- Sukses IPO, RMKO Tingkatkan Laba Tahunan150,9 Persen
- Menyelami Hidangan Tradisional Pulau Jeju Korea Selatan
- Daftar Juara dan Runner-up Piala Dunia Wanita 1991-2023, Terbanyak Amerika Serikat
Penggunaan TMC kini telah meluas untuk berbagai kepentingan. TMC seringkali digunakan untuk penanggulangan kebakaran hutan dan pembasahan lahan gambut, penangulangan banjir dan pengurangan curah hujan ekstrem, hingga pengamanan infrastruktur dan acara besar kenegaraan.
Tidak hanya untuk menambah curah hujan dan menurunkan air, TMC juga dapat digunakan dengan bertujuan untuk mengurangi curah hujan. Hal tersebut diaplikasikan untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan berbagai even besar dan penting seperti SEA Games XXVI Palembang 2011, MotoGP Mandalika 2022, hingga yang terakhir KTT G20 2022.