Membaik, tetapi Penjualan Eceran Masih Minus
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengklaim penjualan eceran tumbuh membaik secara bulanan. Kendati masih minus, Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2020 sebesar -1,2% month-to-month (mtm), lebih baik daripada Oktober 2020 sebesar -5,3% (mtm). “Perbaikan ini ditopang oleh sebagian besar kelompok barang, terutama sandang, bahan bakar kendaraan bermotor, dan suku cadang” kata Kepala Departemen Komunikasi BI […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengklaim penjualan eceran tumbuh membaik secara bulanan. Kendati masih minus, Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2020 sebesar -1,2% month-to-month (mtm), lebih baik daripada Oktober 2020 sebesar -5,3% (mtm).
“Perbaikan ini ditopang oleh sebagian besar kelompok barang, terutama sandang, bahan bakar kendaraan bermotor, dan suku cadang” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Selasa, 12 Januari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Namun, secara tahunan atau year-on-year (yoy), penjualan eceran November 2020 masih terkontraksi sebesar -16,3% (yoy), lebih dalam ketimbang -14,9% (yoy) per Oktober 2020.
Pengaruh utamanya ada pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, serta perlengkapan rumah tangga lainnya.
Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran Desember 2020 akan meningkat jika melihat IPR yang tumbuh 2,9% (mtm). Erwin bilang, meningkatnya permintaan masyarakat pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru menjadi pendorong utama.
Seluruh kelompok bakal tumbuh, meskipun secara tahunan kinerja penjualan eceran Desember 2020 masih terkontraksi sebesar -20,7% (yoy).
Inflasi Diprediksi Meningkat
Kemudian dari sisi harga, tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang (Februari 2021) akan meningkat. Sebaliknya, pada enam bulan mendatang (Mei 2021) akan menurun.
“Indikasi peningkatan harga pada Februari 2021 tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan mendatang, yakni sebesar 150,4,” tambah Erwin. Angka tersebut lebih tinggi daripada bulan sebelumnya sebesar 139,8.
Perayaan keagamaan dan gangguan distribusi akibat cuaca yang kurang mendukung akan menjadi pengaruh.
Sementara itu, IEH enam bulan yang akan datang sebesar 161,7, lebih rendah daripada bulan sebelumnya sebesar 163,9. Hal ini sejalan dengan pasokan yang relatif terjaga saat momen Ramadan dan Idulfitri.