Membandingkan Harga Jet Tempur Rafale Indonesia dengan Negara Lain
- Jika dihitung secara total maka harga rata-rata satu pesawat adalah sekitar US$192,8 juta. Atau sekitar Rp2,99 triliun.
Nasional
JAKARTA-Indonesia menjadi negara asing pertama yang menandatangani kontrak pembelian jet tempur Rafale. Lantas bagaimana perbandingan uang yang harus dikeluarkan Jakarta dibanding negara-negara lain yang membeli jet buatan Dassault Aviation tersebut.
Baru-baru ini Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakan telah mengaktifkan kontrak ketiga pembelian Rafale. Sebanyak 18 lagi jet tempur tercakup dalam kontrak. HIngga memastikan Angkatan Udara Indonesia akan mendapatkan total 42 pesawat.
Nilai kontrak dari 42 jet tempurIndonesia dikabarkan mencapai US$8,1 miliar. Atau sekitar Rp125 triliun ( kurs Rp15.000) Tidak diketahui secara jelas dari jumlah tersebut berapa sebenarnya yang benar-benar dibayarkan untuk pesawat. Ini karena kontrak termasuk untuk pelatihan pilot dan personel darat, simulator, dan fasilitas darat.
Untuk senjata belum jelas. Karena pembelian senjata termasuk rudal biasanya akan dilakukan dengan kontrak sendiri. Hal itu mengingat produsen pesawat dan rudal adalah dua perusahaan yang berbeda. Tetapi jika dihitung secara total maka harga rata-rata satu pesawat adalah sekitar US$192,8 juta. Atau sekitar Rp2,99 triliun.
- Israel Bahas Anggaran Perang 2024, Defisit Lebih Tinggi
- Dilengkapi Prangko Berperekat Pertama, Surat Ini Dilelang Rp38 Miliar
- Manusia Cenderung Prioritaskan Orang yang Dicintainya, Ini Alasannya
Untuk diketahui nilai pembelian alutsista termasuk jet tempur akan tergantung pada beberapa hal. Termasuk teknologi apa yang ada di dalam pesawat dan hal-hal lain di luar jet tempur. Termasuk pelatihan, simulator dan fasilitas lain. Dan tentu saja bagaimana proses negosiasi itu berlangsung juga akan sangat menentukan nilai akhir sebuah kontrak. Sekarang mari kita lihat kontrak pembelian Rafale oleh negara-negara lain. Data dikutip dari berbagai sumber.
Secara jumlah dan waktu yang paling tepat adalah membandingkan dengan pembelian oleh Prancis. Baru-baru ini pemerintah Prancis juga meneken kontrak dengan Dassault untuk pembelian 42 Rafale. Nilai kontraknya adalah US$5,5 miliar. Atau sekitar Rp85,4 triliun. Dengan demikian rata-rata satu pesawat adalah US$130,9 juta. Atau sekitar Rp2 triliun.
Selisihnya sangat jauh. Tetapi juga bisa dipahami. Bagaimanapun Rafale dibangun Dassault yang ada di negara tersebut. Ada banyak biaya yang bisa dipangkas termasuk pajak, biaya pengiriman dan sebagainya.
Selain itu pembelian oleh pemerintah Prancis adalah yang kesekian kalinya dilakukan. Ini menjadikan berbagai fasilitas lain seperti pelatihan dan peralatan darat tidak lagi diperlukan. Tetapi setidaknya dari kontrak ini kita bisa tahu, harga sebuah jet Rafale berada pada kisaran Rp2 triliun per unitnya.
Jet Tempur India
Sekarang kita lihat India. Pada April 2015, pemerintah negara ini menyelesaikan kontrak untuk akuisisi 36 jet tempur Rafale. Kesepakatan antar pemerintah tersebut bernilai US$8,82 miliar. Atau sekitar Rp137 triliun (kurs Rp15.000).
Seperti Indonesia pembelian mencakup pelatihan, simulator, dan fasilitas darat lainnya. Jika dipukul rata, satu pesawat harganya menjadi sekitar US$245 juta. Atau sekitar Rp3,8 triliun.
Angka ini jauh di atas nilai kontrak Indonesia. Ada beberapa kemungkinan kenapa hal itu bisa terjadi. Salah satunya India adalah negara pertama di luar Prancis yang membeli Rafale. Ini menjadikan tingkat produksi jet tempur itu belum setinggi sekarang. Hukum produksi, semakin banyak produksi, maka semakin murah barang tersebut.
- Saham AMRT, PGEO dan JSMR Layak Diburu Usai Sentimen Positif Dalam Negeri Menguat
- XL Axiata (EXCL) Bidik Imbal Hasil 43,5 Persen dari Diversifikasi Bisnis
- Global Mediacom (BMTR) Borong Saham Bank MNC (BABP) Senilai Rp240 Miliar
Kemungkinan lain karena jumlah yang dibeli India di bawah Indonesia. Ini juga akan berpengaruh pada biaya yang diperlukan. Sekali lagi, teknologi apa yang diminta India dan Indonesia mungkin berbeda. Itupun juga berpengaruh.
Mesir dan Qatar
Mesir juga membeli jet tempur ini. Pada sekitar Mei 2021 Mesir menandatangani kontrak dengan Perancis untuk membeli 30 jet tempur Rafale. Sejumlah sumber mengatakan nilai kontrak itu mencapai US$4,5 miliar. Itu artinya per unitnya sekitar US$150 juta. Atau sekitar Rp2,3 triliun.
Harganya jauh di bawah pembelian Indonesia. Tetapi juga harus diketahui ini bukan pembelian Rafale pertama oleh Mesir. Pada 2015 Kairo juga telah membeli 24 Rafale. Namun saat itu tidak ada informasi nilai kontraknya. Dengan demikian kontrak pada 2021 tidak lagi memerlukan berbagai pelatihan dan fasilitas lain.
Kontrak Rafale kedua Mesir ini sekaligus memberi gambaran berapa kira-kira harga satu jet tempur di luar hal-hal lain. Yakni sekitar Rp2,3 triliun per unit. Selisih sekitar Rp300 juta dibandingkan harga yang dibayarkan Prancis sendiri.
Qatar juga membeli Rafale. Negara Teluk in setuju untuk membeli 24 jet tempur tersebut dengan nilai US$7,05 miliar. Atau sekitar Rp 109,5 triliun. Kontrak mencakup pelatihan pilot dan mekanik. Secara jelas juga disebutkan untuk pembelian rudal. Rata-rata satu unit pesawat menjadi sekitar Rp4,5 triliun. Faktor rudal sepertinya menjadikan kontrak ini sangat tinggi.
UEA dan Yunani
Uni Emirat Arab sejauh ini menjadi pembeli asing terbesar Rafale. Negara kaya raya ini pada Desember 2021 meneken kontrak untuk pembelian 80 jet tempur tersebut. Nilai kontrak diperkirakan mencapai US$19 miliar atau sekitar Rp 295 triliun. Itu berarti rata-rata satu pesawat senilai Rp3,7 triliun.
Tingginya nilai kontrak diperkirakan karena Uni Emirat Arab meminta sejumlah teknologi khusus. Termasuk kemampuan membawa rudal yang sebelumnya tidak bisa dibawa Rafale. Bahkan yang diterbangkan oleh Prancis sendiri.
- Israel Bahas Anggaran Perang 2024, Defisit Lebih Tinggi
- Dilengkapi Prangko Berperekat Pertama, Surat Ini Dilelang Rp38 Miliar
- Manusia Cenderung Prioritaskan Orang yang Dicintainya, Ini Alasannya
Yunani juga membeli 18 Rafale melalui kontrak jalur cepat untuk 18 jet Rafale pada 2021 lalu. Kontrak senilai US$2,63 miliar atau sekitar Rp40 triliun. Atau sekitar Rp2,2 triliun. Pembelian mencakup pelatihan dan fasilitas lainnya. Tetapi untuk diketahui dari 18 Rafale yang dibeli enam di antaranya adalah pesawat bekas.
Dengan melihat angka-angka tersebut kita tidak bisa mengatakan apakah harga Rafale Indonesia lebih mahal dibanding negara lain. Karena sekali lagi semua tergantung banyak hal. Tetapi satu hal yang bisa dilihat, nilai kontrak Indonesia dibandingkan negara-negara lain berada dalam kisaran yang wajar.
PERBANDINGAN NILAI KONTRAK
- Indonesia 42 Unit US$8,1 miliar
- Prancis 42 Unit US$5,5 miliar
- India 36 Unit US$8,82 miliar
- Mesir 30 Unit US$4,5 miliar. (kontrak kedua)
- Qatar 24 Unit US$7,05 miliar
- Uni Emirat Arab 80 Unit US$19 miliar
- Yunani 18 US$2,63 miliar (enam bekas)