iran serang israel.jpg
Dunia

Membandingkan Serangan Rudal Iran dan Rusia

  •  JAKARTA- Serangan rudal dan drone Iran ke Israel pada 14 April 2024 kemungkinan besar dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan signifikan. Namun tetap 
Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA- Serangan rudal dan drone Iran ke Israel pada 14 April 2024 kemungkinan besar dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan signifikan. Namun tetap  di bawah ambang batas yang akan memicu respons besar-besaran Israel. 

Institute for the Study of War (ISW) yang berbasis di Washington dalam analisanya menyebut, paket serangan ini meniru pola yang telah digunakan berulang kali oleh Rusia terhadap Ukraina dan memberikan dampak yang besar. Namun serangan Iran menyebabkan kerusakan yang lebih kecil dari yang diharapkan. 

“Kemungkinan besar karena Iran meremehkan keunggulan  Israel dalam mempertahankan diri dari serangan semacam itu dibandingkan dengan Ukraina,” tulis ISW 15 April 2024. 

Iran tentu saja akan belajar dari serangan ini. Dan akan  berupaya meningkatkan kemampuan mereka untuk menembus pertahanan Israel seiring berjalannya waktu. Hal yang juga dilakukan Rusia dalam serangkaian serangan berulang kali terhadap Ukraina.

Serangan seperti diketahui menggunakan sekitar 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 120 rudal balistik. Drone  diluncurkan jauh sebelum rudal balistik ditembakkan. Kemungkinan besar dengan harapan  drone akan tiba di jendela pertahanan udara Israel pada waktu yang hampir bersamaan dengan rudal jelajah dan balistik. 

Rusia telah berulang kali menggunakan pendekatan seperti itu terhadap Ukraina. Tujuan dari paket tersebut adalah agar rudal jelajah dan drone yang lebih lambat mengalihkan perhatian dan membebani pertahanan udara. Pada akhirnya rudal balistik yang jauh lebih sulit ditembak jatuh dapat mencapai sasarannya. 

Iran kemungkinan berharap  hanya sedikit rudal jelajah dan drone yang dapat mencapai target mereka. Namun   berharap persentase rudal balistik yang jauh lebih tinggi akan mencapai sasaran mereka.

Tetapi hanya dari 120 rudal balistik yang digunakan hanya sedikit  yang menembus pertahanan udara Israel yang dibantu Amerika, Prancis dan Inggris. 

Pertahanan Udara

Pertahanan udara Ukraina memiliki rata-rata tingkat intersepsi hanya sekitar 46% dalam melawan rudal balistik Rusia selama serangan besar baru-baru ini. Iran kemungkinan besar memperkirakan bahwa tingkat serangan Israel akan lebih tinggi daripada tingkat serangan di Ukraina. Namun  tidak melebihi 90% dalam menghadapi serangan rudal balistik sebesar itu. 

“Bagaimanapun juga Rusia belum pernah menembakkan rudal balistik sebesar itu dalam satu serangan terhadap Ukraina.” 

Ukraina sering mencegat lebih dari 75% rudal jelajah dan drone Rusia. Namun  banyak dari intersepsi tersebut terjadi di dalam payung pertahanan udara yang juga ditempati oleh pertahanan rudal balistik. Oleh karena itu Iran kemungkinan besar mengira  setidaknya beberapa drone dan rudal jelajah mereka akan mengganggu penargetan rudal balistik yang masuk oleh Israel.

Sistem pertahanan udara Israel jelas memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan pertahanan udara Ukraina. Namun  implikasi penuh dari beberapa keunggulan tersebut mungkin masih belum jelas bagi perencana serangan Iran. 

Pasukan Pertahanan Israel dan sekutunya  memiliki sistem anti-rudal dan pertahanan udara serta persediaan pencegat yang jauh lebih besar dan kuat dibandingkan  Ukraina. Terutama  karena Ukraina kehabisan pasokan pencegatnya sambil menunggu bantuan militer Amerika yang baru. 

Israel juga mendapat manfaat dari jarak sekitar 1.000 kilometer yang memisahkan perbatasannya dari Iran. Israel dan sekutunya menggunakan jarak tersebut untuk mencegat semua drone dan rudal jelajah yang datang dengan pertahanan udara dan pesawat tempur berbasis darat. Sebelum mereka bahkan berada dalam payung pertahanan rudal Israel sendiri. 

Israel dan sekutunya mengerahkan ratusan pesawat tempur dalam upaya ini.  Ukraina tidak memiliki kedua keunggulan ini.  Iran juga tidak memiliki akses terhadap rudal  hipersonik yang digunakan Rusia untuk menembus pertahanan udara Ukraina dengan lebih andal. Setidaknya untuk saat ini.

Jet Tempur

Ukraina, khususnya, tidak dapat menggunakan pesawat tempur untuk menembak jatuh drone dan rudal jelajah Rusia dalam skala besar. Dan  Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baru-baru ini mengamati bahwa Kyiv kemungkinan akan menggunakan F-16  untuk peran tersebut. 

Sudah lama diketahui bahwa drone dan rudal jelajah dapat ditembak jatuh oleh pesawat tempur. Namun perang Ukraina belum menunjukkan adanya upaya bersama yang dilakukan oleh angkatan udara yang besar dan modern untuk mencegat serangan drone dan rudal jelajah dalam skala besar. Dan sangat mungkin Iran meremehkan efektivitas upaya tersebut.

Iran akan mengambil pelajaran tambahan dari kegagalan serangan 14 April yang dapat dimanfaatkan untuk melancarkan serangan  lebih sukses di masa depan.  Serangan tersebut mungkin membantu Iran mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan relatif sistem pertahanan udara Israel.

Iran kemungkinan besar juga akan berbagi pelajaran yang didapat dari serangan ini dengan Rusia. Moskow kemudian akan menggunakan pembelajaran ini untuk meningkatkan kemampuannya mengalahkan sistem pertahanan udara yang disediakan Amerika dan NATO di Ukraina. 

“Iran mungkin dapat berbagi pelajaran dengan Rusia tentang kekuatan dan kelemahan relatif pesawat terbang dan rudal udara-ke-udara buatan Amerika dalam mencegat rudal dan drone tersebut,” tambah ISW.

Kemampuan Iran untuk menembus pertahanan udara Israel,  bahkan dengan sejumlah kecil rudal balistik,  menimbulkan kekhawatiran keamanan yang serius bagi Israel. Segelintir rudal Iran berhasil menembus pangkalan militer Israel. Tetapi serangan di masa depan Iran pasti akan memiliki peluang lebih besar. Termasuk jika menyasar daerah populasi padat dan fasilitas penting seperti energy.

Serangan Rusia terhadap Ukraina  menunjukkan sejumlah kecil serangan tepat sasaran terhadap titik-titik penting di bidang energi atau infrastruktur lainnya dapat menimbulkan dampak yang tidak proporsional.