Membangun Indonesia Lewat Demokratisasi Teknologi, Langkah XL Axiata Terapkan Komitmen ESG
- PT XL Axiata Tbk (EXCL) mempunyai semangat bahwa membangun Indonesia bisa melalui demokratisasi teknologi.
Nasional
JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mempunyai semangat bahwa membangun Indonesia bisa melalui demokratisasi teknologi.
Tak hanya itu EXCL juga berkomitmen untuk memperhatikan environment, social, and governance (ESG) agar tercipta kelestarian lingkungan lewat berbagai program terkait digitalisasi.
Presiden Direktur dan CEO EXCL Dian Siswarini mengungkapkan, bahwa XL Axiata mendukung penuh kegiatan berkelanjutan. Apalagi hal itu selaras dengan tujuan perusahaan.
"Kami sangat mendukung penuh kegiatan berkelanjutan seperti tujuan perusahaan yaitu Mengembangkan Indonesia melalui Demokratisasi Teknologi," kata Dian dalam laporan berkelanjutan pada Minggu, 2 Oktober 2022.
- SWAT Masuk Imbas Digugat Pailit, Ini 136 Saham Dalam Pemantauan Khusus
- Sambut Era Kendaraan Listrik (Serial 4): Apa Keunggulan dan Kekurangan Kendaraan Listrik?
- Poundsterling Melemah Terhadap Dolar, Pemerintah Inggris Terus Awasi Pasar Keuangan
Ia menambahkan, namun demikian peran XL Axiata tidak hanya mengembangkan ekonomi, melainkan juga berkomitmen untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan melalui berbagai program terkait digital.
Selain itu, XL Axiata juga berkomitmen penuh menjalankan bisnis dengan mengedepankan keselarasan antara pencapaian aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Perusahaan meyakini bahwa keberlanjutan adalah masa depan bersama dan menjadi tanggung jawab bersama pula untuk mewujudkannya.
Sebagai bagian dari dunia usaha, sekaligus salah satu pemangku kepentingan di Indonesia, XL Axiata berkomitmen untuk turut menjaga kelestarian lingkungan.
Komitmen bersama menjadi fokus dan perhatian karena EXCL meyakini bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara.
"Untuk mengurangi penggunaan energi misalnya, perseroan melakukan berbagai transformasi digital, seperti menyediakan video conference room, dan pengotomatisan listrik ruang meeting," kata Dian.
Sejalan dengan itu, Dian juga mencanangkan program penghematan energi di Base Transceiver Station (BTS), yang lazim disebut sebagai "Green BTS", berupa PLNzation, yaitu melakukan konversi penggunaan diesel genset ke sambungan listrik PLN yang sudah tersedia pada BTS di area terpecnil dimana mampu mengurangi penggunaan solar diesel untuk menghidupi BTS tersebut.
Program berikutnya adalah outdoorisasi, outdoorisasi adalah melakukan modernisasi/memindahkan perangkat RAN BTS dari yang perlu shelter dan aircond menjadi perangkat RAN yang bisa di-install di outdoor, dimana solusi ini mengurangi penggunaan listrik dari aircond.
Berbagai upaya penghematan energi tersebut membawa hasil dengan meningkatnya efisiensi pemanfaatan energi.
Ada peningkatan total penggunaan energi dari 2.799.170 Gigajoules (GJ) pada tahun 2020 menjadi 2.895.745 GJ pada tahun 2021.
"Namun, dengan tercatatnya arus data 6.549 Terabita pada tahun 2021, maka intensitas energi pada tahun pelaporan terbilang 458 Joule/Terabita, turun dibanding tahun sebelumnya yaitu 605 Joule/Terabita," ucap Dian.
Hal tersebut menurut Dian membuktikan bahwa disamping adanya peningkatan dari segi kapasitas usaha (arus data), EXCL terus berinovasi dalam upaya penekan konsumsi energi.
Per 31 Desember 2021, total emisi tercatat sebesar 627.438 ton CO2eq, meningkat dibanding tahun 2020 dengan total emisi 609.757 ton CO2eq.
Dengan bandwith sebesar 6.549 Terabita pada tahun 2021, maka intensitas emisi pada tahun pelaporan adalah 96,8 ton CO2eq/Terabita, turun dibanding tahun 2020, yang mencapai 131,2 ton CO2eq/Terabita.
Selain itu, pencapaian kinerja aspek ekonomi dan lingkungan EXCL tahun 2021 semakin lengkap dengan keberhasilan perusahaan menciptakan keselarasan hubungan dengan pemangku kepentingan internal yaitu karyawan dan manajemen lintas divisi.
Serta pemangku kepentingan eksternal, antara lain, konsumen/pelanggan dan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan beroperasi.
Untuk meningkatkan kompetensi karyawan, EXCL telah menyelenggarakan berbagai jenis pendidikan dan pelatihan dengan biaya sebesar Rp6 miliar.
Sesuai dengan tingkat kebutuhan perusahaan, rata-rata jam pelatihan mengalami peningkatan. Rerata jam pelatihan karyawan pria tahun 2021 adalah 53 jam, naik signifikan dibanding tahun 2020 dengan rerata 25,34 jam.
Kenaikan juga terjadi dengan rerata pelatihan karyawan perempuan dari 26,44 jam pada tahun 2020 menjadi 39,44 jam pada tahun 2021.
"Selain kepada para karyawan di perusahaan, kepada konsumen atau pelanggan, EXCL juga menghadirkan berbagai inovasi produk dan layanan sehingga mereka memiliki pilihan yang lebih lengkap sesuai dengan kebutuhan," terang Dian.
- Orang Miskin Bertambah 13 Juta, Indonesia Masuk Daftar 100 Negara Termiskin di Dunia
- KPCDI: Kelas Standar BPJS Harus Dibarengi Pengawasan dan Skema Pembayaran Berkeadilan
- Kisah Sukses UMKM: Berawal dari Dapur Kos, Mahasiswa Unsoed Berhasil Buka Bisnis 'Prasaja Bowl'
- Bank Muamalat Kucurkan Pembiayaan Rp150 Miliar untuk Proyek Bus Listrik INKA
Ia melanjutkan sebagai contoh, perusahaan meluncurkan Paket Suka Suka, paket Powet Blast 75GB, XL SATU Fiber, dan sebagainya.
Seiring dengan hal tersebut, angka kepuasan konsumen pada tahun pelaporan terbilang sebesar 99,55% naik dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 99,46%.
Sementara itu, khusus untuk masyarakat, EXCL telah menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam wadah Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dengan realisasi anggaran sebesar Rp18,98 miliar.
Program terbagi dalam tujuh kategori, yaitu Dukungan Penanganan COVID-19, XL Future Leaders, Sisternet, Gerakan Donasi Kuota (GDK), XL Axiata Baik, Laut Nusantara, dan Desa Digital Nusantara (DDN).
"Komitmen XL Axiata dalam merawat kelestarian lingkungan diwujudkan dengan menerapkan operasional usaha yang ramah lingkungan melalui pengelolaan material kertas, energi listrik, bahan bakar minyak (BBM), emisi, air, dan limbah secara optimal," ujar Dian.
- Biaya Hidup Naik dan Krisis Keuangan Membayangi, Jaga Kesehatan Mental Dengan Cara Ini
- Tren Istilah Bisnis: Apa Itu Stakeholder?
- Hutama Karya Habiskan Rp24 Miliar untuk TJSL Tahun Lalu, Ini Penggunaannya
Ia menambahkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pengelolaan tersebut senantiasa berpedoman pada prinsip 3R, yaitu reduce, reuse, and recycle.
Adapun beberapa program EXCL terkait lingkungan adalah sebagai berikut:
- Melakukan pengendalian dan pengelolaan energi dan emisi.
- Melakukan pemilahan sampah domestik perkantoran dengan menyediakan tempat sampah dengan jumlah yang memadai.
- Mengurangi penggunaan plastik seperti gelas plastik, botol plastik, maupun sendok garpu plastik di ruang kantor, kantin, pantry dan ruang rapat.
- Mengurangi penggunaan kertas dengan cara menerapkan sistem digitalisasi dalam berbagai proses operasional, seperti proses pengadaan barang, persetujuan, dan lainnya.
- Melakukan penggantian kabel tembaga ke fiber optic yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan COUPA sebagai sistem pengadaan digital yang terintegrasi. Adanya sistem ini tentunya mengurangi timbulan sampah keras, dengan demikian mendukung program go green.
COUPA adalah source to pay system (S2P), yaitu sebuah sistem pengadaan yang terintegrasi secara digital untuk proses pengadaan barang/jasa dan penagihan.
Fungsi COUPA di antaranya membuat permintaan pengadaan, PR/PO (Purchase Request/Purchase Order), menyerahkan penagihan, baik untuk transaksi PO dan non-PO.
Penerapan sistem ini secara nyata berdampak positif dengan berkurangnya timbulan sampah kertas sehingga sejalan dengan program go green.
"Sejalan dengan prinsip keberlanjutan perusahaan, EXCL terus menambah pemanfaatan solar cell atau energi matahari guna mendukung tekad pemerintah untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT). Per 31 Desember 2021, terdapat 162.282 BTS," kata Dian.
XL Axiata menggunakan solar cell sebagai cadangan bila listrik mati. Sementara itu, penghematan BBM untuk kendaraan operasional dilakukan antara lain dengan mengurangi rapat-rapat fisik, dan menggantikannya dengan rapat secara online dengan memanfaatkan aplikasi teknologi komunikasi.
Dengan berbagai upaya tersebut di atas, penggunaan energi per 31 Desember 2021 adalah sebagai berikut:
Sesuai tabel di atas, penggunaan listrik tahun 2021 adalah 2.895.745 GigaJoules, naik dibandingkan tahun 2020, yang mencapai sebesar 2.799.170 GigaJoules.
Kenaikan terjadi karena adanya peningkatan yang cukup signifikan pada konsumsi arus data dari pelanggan.
Sementara itu, penggunaan BBM, baik bensin maupun solar, mencapai 2.709.779 GigaJoules, turun dibandingkan tahun 2020, yang mencapai sebesar 3.825.756 GigaJoules.
Penurunan terjadi adanya beberapa inisiasi terkait efisiensi penggunaan BBM serta penggantian sumber energi dari BBM menjadi daya listrik.
Kendati demikian, sebagai korporasi yang menjalankan usaha di Indonesia, XL Axiata turut bertanggun jawab dan mendukung langkah dan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Selain BBM untuk transportasi dan genset sebagai penghasil emisi (cakupan 1) langsung, sumber utama emisi GRK perseroan adalah penggunaan listrik di kantor dan BTS sebagai penghasil emisi (cakupan 2) tidak langsung.
Dengan demikian, semua upaya EXCL untuk mengurangi penggunaan listrik dan BBM otomatis merupakan kegiatan pengurangan emisi GRK. Dengan upaya tersebut, besarnya emisi GRK yang dihasilkan perseroan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas, total emisi yang dihasilkan perseroan selama tahun pelaporan tercatat mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari 609.757 ton CO2eq menjadi 627.438 ton CO2eq.
Namun demikian, peningkatan emisi tersebut diikuti dengan berkurangnya intensitas emisi dari 131,2 TonCO2eq/Petabita pada tahun 2020 menjadi 95,8 TonCO2eq/Petabita pada tahun 2021.
Penurunan intensitas emisi yang sangat signifikan tersebut menunjukkan bahwa XL Axiata berhasil meningkatkan efisiensi penggunaan energi sebagai sumber emisi GRK.