Membedah 5 Keran Bisnis GoTo yang Sumbang Rp392 Triliun ke PDB
- Kelima sektor itu yakni, pertama, ritel: perdagangan grosir dan eceran, perbaikan kendaraan bermotor dan sepeda motor senilai Rp154,7 triliun hingga Rp175,4 triliun
Korporasi
JAKARTA - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mampu berkontribusi sebesar Rp259,6 triliun hingga Rp392 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2023.
Mengutip laporan LPEM FEB UI, Rabu 5 Juni 2024, angka tersebut berasal dari nilai tambah yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan dan mitra bisnis dalam ekosistem GoTo yakni mitra pengemudi dan pedagang (merchant) UMKM.
Hasil kajian ini juga didasarkan pada klasifikasi 17 sektor dari Badan Pusat Statistik (BPS). Adapun nilai kontribusi ini tidak merefleksikan total nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) GoTo.
Dari kajian LPEM UI tersebut, dampak GoTo terekam pada lima sektor penggerak PDB. Kelima sektor itu yakni, pertama, ritel: perdagangan grosir dan eceran, perbaikan kendaraan bermotor dan sepeda motor senilai Rp154,7 triliun hingga Rp175,4 triliun.
Kedua, manufaktur, yang berasal dari dampak tidak langsung kegiatan bisnis yang dilakukan merchant GoTo, dengan estimasi nilai Rp17,4 triliun sampai dengan Rp45,1 triliun. Ketiga, teknologi informasi dan komunikasi dari bisnis GoTo sebagai platform digital, dengan perkiraan nilai Rp17,41 triliun hingga Rp24,56 triliun.
Keempat, kegiatan akomodasi dan makanan dan minuman dari layanan GoFood, dengan nilai Rp12,40 triliun sampai Rp19,68 triliun. Kelima, transportasi dan pergudangan dari layanan on-demand dan logistik GoTo dengan estimasi nilai Rp12,43 triliun hingga Rp21,08 triliun.
Tabel Kontribusi GoTo untuk 5 Sektor Penggerak PDB Indonesia 2023:
Sektor | Dampak per Sektor (Rp Triliun) | % dari PDB per Sektor |
Ritel: Perdagangan Grosir dan Eceran, Perbaikan Kendaraan Bermotor dan Sepeda Motor (melalui bisnis inti GoTo di layanan on-demand dan e-commerce) | Rp154,67-Rp175,35 triliun
| 5,7-6,5% |
Industri Manufaktur (berasal dari dampak tidak langsung dari kegiatan bisnis yang dilakukan merchant GoTo)
| Rp17,43-Rp45,11 triliun | 0,5-1,2% |
Teknologi Informasi dan Komunikasi (dari bisnis GoTo sebagai platform digital)
| Rp17,41-Rp24,56 triliun | 2-2,8% |
Kegiatan Akomodasi dan Makanan dan Minuman (dari Layanan GoFood)
| Rp12,40-Rp19,68 triliun
| 2,4-3,7% |
Transportasi dan Pergudangan (dari layanan on-demand dan logistik GoTo)
| Rp12,43-Rp21,08 triliun
| 1-1,7%
|
Hasil kajian LPEM UI juga menunjukkan, selama tahun 2015-2023, GoTo berkontribusi pada penurunan tingkat pengangguran Indonesia secara rata-rata di tingkat kabupaten/kota sebesar 8,25% per tahun.
Tahun 2023, tingkat pengangguran terbuka Indonesia turun 6,8% dari tahun 2022 atau sekitar 570.856 orang. Berdasarkan perhitungan di atas, maka kontribusi GoTo terhadap penurunan pengangguran terbuka setara dengan 47.083 orang di tahun 2023.
Kontribusi GoTo terhadap pengurangan pengangguran ini secara rata-rata lebih besar di daerah-daerah di luar Jawa, mencapai 21% dari total pengurangan pengangguran di daerah tersebut.
Selain itu, GoTo juga mendukung peningkatan inklusi digital di daerah-daerah di luar Jawa dan Bali, berkontribusi pada peningkatan pekerja Indonesia yang menggunakan internet.
Selama 2018-2023, perkiraan hasil perhitungan LPEM UI menunjukkan bahwa secara rata-rata kehadiran GoTo di tingkat kota/kabupaten meningkatkan jumlah pekerja yang paham digital sebesar 2,2%–3,1%. Khusus area di luar Jawa dan Bali, dampak kehadiran GoTo berkorelasi dengan peningkatan jumlah talenta paham digital (digital talent) sebesar 3,3-4,25% pada periode tersebut.