Regulator keuangan California, Amerika Serikat, resmi menutup layanan serta operasional Silicon Valey Bank (SVB) pada Jumat, 10 Januari 2023. Penutupan tersebut terjadi setelah perbankan terbesar AS ini mengalami krisis modal.
Pasar Modal

Menakar Daya Tahan Sektor Perbankan RI Atas Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB)

  • Sektor perbankan diperkirakan memiliki potensi cerah pada tahun ini menyusul pelesatan kinerja keuangan sejumlah emiten bank pascapandemi.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA - Sektor perbankan diperkirakan memiliki potensi cerah pada tahun ini menyusul pelesatan kinerja keuangan sejumlah emiten bank pascapandemi.

Head of Research Team II Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengatakan terdapat dua faktor yang mengerek kinerja sektor perbankan tahun ini, yakni pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income) dan perbaikan kualitas aset bank.

“Faktor positif lain adalah aktivitas Lebaran dan tahun politik, serta kewajiban repatriasi dolar hasil ekspor sumber daya alam yang berlaku di awal bulan ini,” ujarnya melalui konferensi pers beberapa waktu lalu.

Dengan analisis tersebut, Handiman merekomendasikan emiten bank yang memiliki eksposur besar di korporasi dan memiliki kualitas aset yang lebih baik dengan pilihan utama pada saham BBCA dan BMRI dengan target harga masing-masing Rp10.100 dan Rp 12.300.

Di dalam negeri, pasar modal Indonesia menerima dampak dari kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB). Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 2,14% menuju level 6.641,81 pada penutupan perdagangan Selasa, 14 Maret 2023.

Sejalan dengan itu, saham BBCA terkoreksi 2,63% menuju level Rp8.325 per saham. Sedangkan, saham BMRI ambles hingga 4,11% ke harga Rp9.925 per unit. Kondisi ini menyusul aksi jual asing di bursa nasional.

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Ike Widiawati mengatakan bahwa para investor melakukan aksi panic selling akibat kebangkrutan SVB yang dikhawatirkan memicu krisis keuangan yang lebih luas.

“Kepanikan jadi makin bertambah setelah ada informasi mengenai CDS dari Credit Suisse yang meningkat,” ujarnya kepada TrenAsia.com, Selasa, 14 Maret 2023.

Ike menyebut anjloknya indeks komposit dibarengi dengan penurunan bursa saham Asia, khususnya pada sektor banking dan technology yang juga terkena aksi panic selling oleh pelaku pasar.