Menakar Peluang IPO BUMN di Tahun 2025, Apa Kabar PHE dan Palm Co?
- Berbagai faktor eksternal yang saat ini memengaruhi pasar diperkirakan akan mulai mereda pada tahun depan.
Bursa Saham
JAKARTA - Pasar modal Indonesia tahun ini menghadapi tantangan dari tensi geopolitik, kondisi makroekonomi yang fluktuatif, hingga dampak tahun politik. Hal ini menyebabkan sejumlah perusahaan, termasuk BUMN dan anak usahanya, memilih menunda langkah untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Investment Banking Capital Market PT BRI Danareksa Sekuritas, Kevin Praharyawan, menyampaikan bahwa berbagai faktor eksternal yang saat ini memengaruhi pasar diperkirakan akan mulai mereda pada tahun depan.
Meski demikian, optimisme para pelaku pasar terhadap prospek 2025 tetap tinggi, terutama sebagai momentum kebangkitan aktivitas initial public offering (IPO). "Saya percaya tahun ini memang bukan waktu yang tepat bagi perusahaan untuk melakukan aksi korporasi," ujar Kevin saat ditemui di BEI, Jakarta, pada Jumat, 8 November 2024.
- Link Live Streaming Timnas Futsal Indonesia Vs Thailand di Semifinal Piala AFF 2024
- Indonesia Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Tiga Pilar Ini Jadi Andalan
- OJK Optimis Kinerja Multifinance Tetap Positif Saat Penjualan Otomotif Lesu, Ini Alasannya
Kevin menyampaikan bahwa stabilitas politik pasca pemilu dan tren pemangkasan suku bunga diperkirakan menjadi katalis utama yang mendorong minat perusahaan melantai di Bursa.
Ia juga menyebutkan bahwa 2025 berpotensi menjadi tahun yang menarik, dengan beberapa perusahaan besar, termasuk BUMN, yang sedang mempersiapkan IPO, meskipun nama-nama perusahaan tersebut belum dapat diungkapkan.
Strategi dan Persiapan BUMN
Sejumlah perusahaan besar, seperti PT Pertamina Hulu Energi, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PalmCo, telah lama dikabarkan merencanakan IPO.
Namun, berbagai pertimbangan strategis membuat langkah tersebut ditunda. PalmCo, misalnya, memilih menunggu arahan kebijakan dari pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.
Sementara itu, Pupuk Indonesia terus memperkuat kinerja keuangan anak usahanya, Pupuk Kaltim, sebagai bagian dari persiapan IPO. Dikatakan oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Priadi, menegaskan bahwa upaya peningkatan efisiensi dan profitabilitas tetap menjadi prioritas.
Selain itu, Pertamina Hulu Energi (PHE) juga menunda rencana IPO mereka untuk fokus pada eksplorasi dan produksi, serta aksi merger dan akuisisi di luar negeri. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa strategi ini merupakan langkah penting sebelum PHE melangkah ke pasar modal.
Optimisme Pelaku Pasar
Meskipun tahun ini minim aksi korporasi besar, optimisme pasar terhadap 2025 tetap tinggi. Kevin percaya bahwa stabilitas makroekonomi dan reformasi politik akan menjadi landasan kuat bagi pasar modal Indonesia. "Mungkin saja tahun depan kita akan melihat beberapa perusahaan besar yang berani mengambil langkah IPO," ujarnya.
Dengan latar belakang yang semakin kondusif, pelaku pasar kini menunggu realisasi langkah strategis dari perusahaan-perusahaan besar yang diproyeksikan akan menghidupkan kembali gairah IPO di Indonesia.