Menakar Pergerakan Saham Emiten Ritel di Tengah Kewaspadaan Inflasi
- Beberapa emiten ritel telah merilis laporan keuangan kuartal III-2022. Pasalnya, sudah menunjukan pemulihan pasca pandemi COVID-19.
Pasar Modal
JAKARTA - Beberapa emiten ritel telah merilis laporan keuangan kuartal III-2022. Pasalnya, sudah menunjukan pemulihan pasca pandemi COVID-19 di tengah ancang-ancang inflasi.
Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia menilai bahwa capaian lapoan keuangan tersebut mengindikasi pemulihan pasca-pandemi COVID-19.
"Pembukaan kembali mal dan naiknya mobilitas seiring dengan melandainya kasus COVID-19 menjadi penopang utama kinerja emiten ritel di sepanjang tahun ini," ujarnya dalam riset, Senin, 28 November 2022.
- Turunnya Saham GoTo Bikin IHSG Susah Naik? Pengamat: Dampak Jika IPO di Saat Merugi
- Bank Mega Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Inilah Persyaratannya!
- Kemenkes Buka 24 Lowongan Kerja untuk Digital Transformation Office, Simak Persyaratannya di Sini!
Bila melihat laporan keuangannya, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mencatat pertumbuhan pendapatan tertinggi hingga 55,8% (yoy). Di mana, prediksi Samuel Sekuritas pertumbuhan pendapatan 2022 75,8%.
Sementara itu, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) mencatat pertumbuhan pendapatan terendah hingga 4,3% di kuartal III-2022. Di mana, jauh dari prediksi akhir tahun kenaikan pendapatan di 70,6%.
Terkait laba bersih, dirinya melihat bahwa belum semua emiten ritel berhasil kembali ke level prapandemi, di antaranya ACES minus -51,6% di kuartal III-2019 dan RALS minus 51,3%.
Sementara itu, MAPI dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) telah berhasil melampaui angka laba bersih prapandemi secara signifikan yaitu 132,8% dan 310,8% dibandingkan kuartal III-2019.
Jelang akhir tahun, Samuel Sekuritas memperkirakan bahwa sejumlah emiten ritel akan melakukan clearance sale di akhir tahun untuk mengurangi level persediannya yang tinggi.
"Namun, masalah inventori tampaknya tidak berlaku untuk MAPI dan ERAA, yang berhasil menurunkan angka inventory days-nya kembali ke level prapandemi," ujarnya.
Sementara itu terkait biaya rental, dirinya melihat bahwa diskon sewa tempat masih diberikan untuk beberapa emiten ritel seperti MAPI dan RALS tergolong rendah. Hal ini tercermin dari rasio rental atau sales emiten ritel yang masih belum pulih ke level normal.
Sektor Ritel Rekomendasi Netral
Meskipun emiten ritel berhasil mencatat kinerja yang relatif positif sepanjang 2022, Samuel Sekuritas melihat ada tantangan dari potensi kenaikan inflasi yang dapat menekan daya beli masyarakat.
"Karenanya, kami masih mempertahankan rating Netral untuk sektor ritel," ujarnya.
Diprediksi inflasi Indonesia 2022 akan mencapai 6%. Dampak kenaikan inflasi akan dialami terutama oleh emiten ritel dengan target pasar menengah-bawah seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) sejalan dengan kemungkinan beralihnya alokasi pengeluaran masyarakat ke produk kebutuhan pokok.
"Sementara itu, emiten ritel dengan target pasar menengah-atas seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) diperkirakan akan cenderung lebih stabil menghadapi inflasi, seperti yang terjadi di masa lalu," ujarnya.
Samuel Sekuritas merekomendasikan untuk memilih MAPI sebagai top pick dengan taking profit di Rp1.500. Hal ini berkat kemampuannya untuk bertahan di tengah situasi kenaikan inflasi.
"Kami optimis MAPI akan melanjutkan kinerja positifnya hingga akhir tahun, dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 34,8% YoY dan 361,4% YoY, salah satunya didorong oleh pembukaan gerai-gerai baru," ujarnya.
Selain itu, ACES menjadi rekomendasi jangka pendek dengan taking profit di Rp650. Hal ini diyakini ACES akan mencetak kinerja positif di 2022 didukung oleh faktor seasonality dan rencana clearance sale.
"Sama dengan MAPI, kami juga optimis ACES akan lebih mampu bertahan di tengah tekanan inflasi, karena target pasarnya merupakan kalangan menengah atas yang tidak terlalu terpengaruh inflasi," ujarnya.