Menakar Potensi Sektor Poultry: Saham CPIN, JPFA, dan MAIN Masih Menarik?
- Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni menyatakan rata-rata harga ayam pedaging pada Januari 2023 melemah 12% month-on-month (mom) dan 22,7% year-on-year (yoy) menjadi Rp16.300 per kg.
Pasar Modal
JAKARTA – Industri perunggasan alias poultry menunjukkan kinerja yang melemah pada awal tahun ini. Hal tersebut dibuktikan dengan harga ayam pedaging yang anjlok pada periode Januari 2023.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni menyatakan rata-rata harga ayam pedaging pada Januari 2023 melemah 12% month-on-month (mom) dan 22,7% year-on-year (yoy) menjadi Rp16.300 per kg.
Menurutnya, kondisi ini diakibatkan dengan permintaan yang melambat dan jumlah culling yang rendah pada akhir tahun 2022. Besarnya culling yang diinstruksikan oleh pemerintah selama bulan November-Desember 2022 sekitar 14 juta FS per minggu.
“Kondisi ini diikuti dengan jumlah pemusnahan yang lebih ringan pada Desember-Januari sebesar 42 juta FS yang diterapkan selama 6 minggu, menyiratkan sekitar 7 juta FS per minggu,” tulis dia melalui riset yang diterima Jumat, 3 Februari 2023.
Emma menganggap angka tersebut cukup rendah dibandingkan dengan pemusnahan normal minimal 20 juta per minggu. Sementara itu, pemulihan harga broiler dan DOC di bulan Desember 2022 berlangsung singkat dan melemah kembali memasuki bulan Januari.
Di sisi lain, rata-rata harga jagung domestik pada periode Januari 2023 secara bertahap turun tipis hampir 1% secara bulanan menjadi Rp4.000rb per kg, mengikuti pasokan jagung domestik yang besar. Namun, bungkil kedelai impor (SBM) masih tinggi setelah menguat sejak akhir tahun lalu.
Adapun kinerja harga saham untuk nama-nama unggas utama selama enam bulan terakhir tampak beraham. Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) misalkan menunjukkan pergerakan sideways.
Sedangkan, saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dinilai Emma kurang menguntungkan sebab adanya kekhawatiran pemulihan harga broiler di bulan Desember tidak cukup mengimbangi harga broiler yang lemah di bulan Oktober 2022 lalu.
“Kami mengantisipasi bahwa laba bersih kuartal IV-2022 mungkin tidak semenarik yang kami harapkan,” tambah Emma.
Dengan gambaran tersebut, ia mempertahankan rekomendasi netral untuk sektor poultry karena belum terlihat adanya katalis positif. Emma juga memperkirakan investor akan tetap konservatif pada sektor perunggasan hingga sinyal kuat dari katalis positif masuk.
“Kami percaya berlindung pada pemain yang lebih besar harus menjadi preferensi untuk saat ini,” pungkasnya.