Menang Lelang Hang Nadim Batam, BUMN Wijaya Karya Rambah Bisnis Bandara
- WIKA memperkirakan net present value dari proyeksi dividen yang akan diterima berdasarkan rencana porsi kepemilikan 19% sebesar Rp523,28 miliar.
Korporasi
JAKARTA – Emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berencana menjalankan kegiatan usaha penyelenggaraan kebandarudaraan setelah menang lelang proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) Bandar Udara Hang Nadim di Batam.
Untuk proyek tersebut, WIKA membentuk konsorsium bersama BUMN lainnya, PT Angkasa Pura I (Persero), dan perusahaan asal Korea Selatan, Incheon International Airport Corporation.
Sekretaris Perusahaan Mahendra Vijaya menyebut pemenangan lelang ini berarti WIKA perlu mencantumkan kegiatan usaha kebandarudaraan sesuai POJK 17/2020 tentang transaksi material dan kegiatan usaha.
“Perseroan di dalam anggaran dasarnya telah mencantumkan kegiatan usaha kebandarudaraan, namun sampai ini belum dijalankan oleh perseroan sehingga guna memenuhi ketentuan POJK 17/2020, perseroan memerlukan persetujuan RUPS terlebih dahulu,” ujarnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 27 Juli 2021.
- BEI Kocok Ulang Daftar Indeks Saham LQ45, ARTO dan BRIS Berpotensi Masuk?
- Daftar Anyar Calon Bank Digital
- Pembangunan SPKLU di Ambon Habiskan Dana Rp1,28 Miliar
Penyelenggaraan kebandarudaraan Hang Nadim ini dilakukan dengan masa pengelolaan 25 tahun. Dalam proyek ini, WIKA akan melaksanakan kegiatan manajemen infrastruktur bandara dan penunjangnya.
WIKA memperkirakan net present value dari proyeksi dividen yang akan diterima berdasarkan rencana porsi kepemilikan 19% sebesar Rp523,28 miliar. Ini berarti rata-rata Rp158,67 miliar per tahun selama masa proyeksi 25 tahun.
Mahendra menyebut ada 4 manfaat yang didapatkan WIKA dari penambahan kegiatan usaha tersebut. Pertama, WIKA berpotensi memperoleh omzet kontrak konstruksi atas hak menyamai penawaran (right to match).
Kedua, potensi pendapatan berulang (recurring) selama masa kerja sama. Ketiga, terdapat potensi asset recycling setelah commercial operation date (COD) dengan nilai lebih dari price-to-book value (PBV). Keempat, memperoleh transfer ilmu pengetahuan dalam ilmu aviasi.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) akan diselenggarakan untuk menyepakati atau tidak menyepakati ajuan penambahan kegiatan usaha baru ini.
RUPSLB akan diadakan pada Kamis, 2 September 2021 pukul 10.00 WIB di WIKA Tower II, Jakarta. Selain membahas penambahan kegiatan usaha utama, RUPSLB juga akan mengubah susunan pengurus perseroan.