Pada tahun haji 1443/2022 Garuda Indonesia akan melayani sebanyak 47.915 jemaah haji yang terbagi ke dalam 128 kelompok terbang (kloter) dan akan diberangkatkan dari 9 embarkasi.
Korporasi

Menang PKPU, Garuda Pede Kinerjanya Bakal Pulih Dalam 2 Tahun Mendatang

  • PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) memproyeksikan pertumbuhan kinerja secara bertahap hingga tiga tahun mendatang. Hal tersebut sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja yang tengah dioptimalkan Garuda pasca meraih kesepakatan homologasi melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada akhir Juni 2022.
Korporasi
Nadia Amila

Nadia Amila

Author

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) memproyeksikan pertumbuhan kinerja secara bertahap hingga tiga tahun mendatang. Hal tersebut sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja yang tengah dioptimalkan Garuda pasca meraih kesepakatan homologasi melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada akhir Juni 2022.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pertumbuhan kinerka ini akan dimulai dari semester II-2022, dengan target dapat menghasilkan profit yang optimal bagi kinerja usaha seperti sebelum masa pandemi.

"Proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi untuk  menghasilkan profit yang optimal bagi kinerja usah," kata Irfan Setiaputra dalam keteragan resmi yang diterima pada 14 Juli 2022.

Proyeksi pencatatan kinerja positif tersebut, terefleksikan melalui kinerja pendapatan usaha yang pada bulan Mei 2022 lalu berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya. Capaian tersebut menjadi kinerja positif yang berhasil dicatatkan Garuda sejak akhir tahun 2021 lalu.

Irfan mengatakan, Tahun 2022 menjadi tahun krusial proses pemulihan kinerja Garuda selaras dengan berbagai langkah strategis yang terus dioptimalkan Perusahaan dengan tercapainya homologasi pada proses PKPU sebagai basis misi restrukturisasi yang dijalankan Garuda.

"Dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan Perusahaan di tahun 2022 ini kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda," Kata Irfan.

Tidak dapat dipungkiri dengan tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari dua tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Hal tersebut tercerminkan melalui kinerja operasional di tahun 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia.

Kondisi tersebut yang berdampak secara langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk terbang sehingga terjadi penurunan trafik penumpang secara signifikan sepanjang tahun 2021.

Melalui laporan keuangan tahun 2021, Garuda Indonesia secara group mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,33 miliar setara Rp19,9 triliun (asumsi kurs Rp15.016 perdolar AS), turun 10,43% dibandingkan dengan pendapatan usaha di tahun 2020 lalu. Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$1,04 miliar setara Rp15,6 triliun, penerbangan tidak berjadwal sebesar US$88,05 juta setara Rp1,3 triliun dan pendapatan lainnya sebesar US$207 juta setara Rp3,1 triliun.

Selain itu, sepanjang tahun 2021 lalu, Garuda secara group turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03% menjadi us$2,6 miliar setara Rp39 triliun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu.

Terlepas dari tekanan kinerja usaha yang dicatatkan pada tahun 2021 lalu, secara fundamen operasional Garuda berhasil meningkatkan sejumlah catatan kinerja operasi di antaranya melalui angkutan kargo group tercatat meningkat sebesar 20,38% dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2020.

Hal tersebut turut menunjang peningkatan proporsi pendapatan kargo pada total pendapatan usaha Garuda yang berada dikisaran 24,85% dibandingkan dengan pendapatan kargo di tahun 2020 sebesar 17,74%. Pendapatan kargo tersebut juga termasuk di dalamnya pendapatan angkutan freighter yang menjadi salah satu bentuk diversifikasi usaha dalam menjaga arus kas operasional Garuda Indonesia.

Sementara itu, sepanjang tahun 2021 Garuda juga telah melayani sedikitnya 2.221 penerbangan charter, atau mengalami peningkatan sebesar 27,21% dibandingkan dengan tahun 2020 yang berjumlah 1.746 penerbangan charter. Hal ini tentunya menjadi outlook positif bagi pendapatan usaha pada lini penerbangan tidak berjadwal yang menunjukan pertumbuhan menjanjikan kedepannya.

Lebih lanjut, dari aspek pengelolaan kinerja korporasi, Garuda juga melakukan sejumlah langkah strategis dalam memastikan langkah pemulihan kinerja imbas penurunan trafik penerbangan berjalan dengan berkesinambungan.

Selain itu, Garuda juga terus memaksimalkan upaya service improvement pada seluruh lini operasi yang turut ditunjang dengan streamlining business process melalui simplifikasi proses kerja baik untuk menurunkan beban biaya atau memaksimalkan seamless experience layanan penerbangan bagi pengguna jasa.

"Secara bertahap mulai mencatatkan peningkatan kinerja usaha secara positif baik dari segi cost structure, hingga kemampuan Perusahaan dalam memaksimalkan profitabilitas pada kinerja usahanya. Hal ini yang terus kami optimalkan melalui pengembangan business plan Perusahaan dalam jangka panjang yang kami harapkan dapat menavigasi kinerja korporasi yang semakin agile dan adaptif dalam menghasilkan profitabilitas secara berkelanjutan," tutup Irfan.