Mencari Jodoh di Era Aplikasi Kencan: Antara Mitos dan Kenyataan
- Penelitian tentang kebahagiaan dan keberlanjutan hubungan yang terbentuk melalui aplikasi kencan masih terbatas. Perusahaan-perusahaan tersebut jarang merilis data mereka, dan penelitian yang ada menunjukkan hasil yang bervariasi.
Rumah & Keluarga
Aplikasi kencan telah menjadi fenomena besar dalam budaya kontemporer. Namun, apakah aplikasi seperti Tinder dan Hinge benar-benar membantu kita menemukan jodoh? Ini adalah pertanyaan yang belum sepenuhnya terjawab.
Meskipun efektivitas aplikasi tersebut sulit diukur tanpa akses ke data mereka, penelitian yang sedang dilakukan oleh para ilmuwan bertujuan untuk menciptakan alternatif yang lebih transparan dan gratis.
Dilansir TrenAsia.com dari The Guardian sosiolog Elizabeth Bruch dari University of Michigan, yang telah mempelajari kencan online selama satu dekade, menyatakan bahwa "ilmu pengetahuan belum ada" dalam hal ini.
Aplikasi kencan telah mengubah realitas sosial, dengan banyak pasangan heteroseksual sekarang yang bertemu secara online. Namun, meskipun adopsi aplikasi tersebut meningkat, masih belum jelas apakah penggunaan aplikasi tersebut meningkatkan peluang seseorang untuk menemukan jodoh.
Baca Juga: Penelitian Sebut Orang-orang yang Gunakan Aplikasi Kencan Tampak Lebih Putus Asa
Penelitian tentang kebahagiaan dan keberlanjutan hubungan yang terbentuk melalui aplikasi kencan masih terbatas. Perusahaan-perusahaan tersebut jarang merilis data mereka, dan penelitian yang ada menunjukkan hasil yang bervariasi.
Beberapa studi menunjukkan bahwa hubungan yang terbentuk melalui kencan online mungkin kurang stabil daripada yang terbentuk secara offline, tetapi faktor-faktor lain seperti stigma dan jarak geografis juga berperan.
Namun demikian, ada optimisme bahwa teknologi kencan online dapat memberikan wawasan yang berharga tentang koneksi manusia. Beberapa peneliti akademis telah mulai membangun aplikasi kencan sendiri dengan transparansi penuh, yang tidak hanya bertujuan untuk mencocokkan pasangan tetapi juga untuk melakukan penelitian ilmiah tentang dinamika hubungan.
Misalnya, Elizabeth Bruch dan psikolog Amie Gordon dari University of Michigan yang akan meluncurkan aplikasi gratis mereka pada musim panas ini. Aplikasi ini akan memungkinkan para peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam tentang kencan online dan memberikan pengguna pengalaman yang lebih transparan.
Baca Juga: Ingin Pengguna Lebih Percaya Diri, Situs Kencan Tinder Uji AI Untuk Mempercantik Foto
Namun, dengan pendekatan yang lebih transparan dan berorientasi pada penelitian, para peneliti berharap dapat menghasilkan pengetahuan yang lebih dalam tentang cara terbaik untuk menghubungkan orang-orang secara romantis.
Meskipun ada kekhawatiran tentang efek negatif dari aplikasi kencan, seperti kecanduan dan alienasi, beberapa ahli seperti Michael Rosenfeld dari Universitas Stanford melihat aplikasi ini sebagai fenomena sosial positif. Mereka berpendapat bahwa aplikasi kencan telah membantu jutaan orang menemukan pasangan setiap tahunnya.
Seiring dengan perdebatan tentang regulasi dan etika dalam industri kencan online, penting untuk terus melakukan penelitian yang mendalam tentang dampak aplikasi tersebut terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan pengguna. Dengan pendekatan yang lebih transparan dan penekanan pada penelitian ilmiah, kita mungkin dapat memahami lebih baik peran aplikasi kencan dalam menciptakan hubungan yang berarti dalam era digital ini.