Mencium Aroma Terapi Selama Tidur Dapat Menjaga Fungsi Kognitif
- Hasil akhir penelitian mengungkapkan adanya peningkatan sebesar 226% dalam kemampuan kognitif.
Gaya Hidup
JAKARTA - Selain harum dan menenangkan, bau-bauan aroma terapi disebut oleh peneliti dapat menjaga fungsi kognitif bagi orang lanjut usia dan mencegah demensia.
Melansir Health News, Ahli saraf dari University of California, Irvine, Michael Yassa, melakukan eksperimen dengan memberikan beberapa aroma di kamar tidur orang tua selama dua jam setiap malam dalam waktu enam bulan.
Temuan yang telah diterbitkan di jurnal ilmiah Frontiers of Neuroscience, memberikan pengetahuan baru mengenai hubungan antara aroma dan ingatan. Dalam penelitian ini, para partisipan diberikan tujuh botol yang berisi minyak aroma terapi yang berbeda-beda, serta sejenis pengurai aroma.
Minyak yang serupa juga diberikan kepada kelompok kontrol, namun dalam jumlah yang lebih terbatas. Mereka diberi petunjuk untuk menyebarkan aroma dari berbagai jenis botol minyak yang sebelumnya diberi selama dua jam saat tidur setiap malam. Hasil akhir penelitian mengungkapkan adanya peningkatan sebesar 226% dalam kemampuan kognitif.
- Kemenkes: Pencabutan Mandatory Spending Tidak Terkait BPJS Kesehatan
- INFO BMKG: Gempa Guncang Dobo di Laut 74 Km Barat Laut 5.5 Magnitudo
- Jadi Tuan Rumah WWF, Indonesia Dorong Langkah Konkret Pengelolaan Air
Setelah semua botol minyak aroma terapi habis, tim peneliti melakukan tes pada respondennya dengan melakukan tes daftar kata. Tes itu dilakukan untuk mengukur memori para responden. Pemindaian otak mengungkapkan peningkatan integritas struktural dalam penurunan terkait usia pada keterhubungan antara lobus temporal medial dan korteks prefrontal. Selain itu, para responden juga mengaku merasa tidur menjadi lebih nyenyak dengan aroma terapi.
"Semua indera lainnya melalui talamus terlebih dahulu. Setiap orang telah mengalami seberapa kuatnya aroma dalam memicu ingatan, bahkan sejak zaman dahulu. Namun, berbeda dengan perubahan penglihatan yang dapat diatasi dengan kacamata dan masalah pendengaran yang dapat diatasi dengan alat bantu dengar, belum ada intervensi yang ada untuk kehilangan kemampuan penciuman," lanjut Yassa.
Lebih dari 70 kondisi neurologis dan mental, seperti Alzheimer dan jenis demensia lainnya, penyakit Parkinson, skizofrenia, dan alkoholisme, dapat menjadi indikator terjadinya hilangnya kemampuan mencium bau.
Individu yang memiliki mutasi pada gen APOE e4, yang diketahui meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer, mungkin mengalami fase awal dari gangguan ini dengan kehilangan indera penciuman, sesuai dengan temuan penelitian yang diterbitkan pada Juli oleh tim peneliti di University of Chicago.
Selain itu, aroma atau wewangian, terutama yang terdapat dalam produk-produk parfum dan pengharum ruangan, memiliki dampak yang signifikan pada industri kosmetik dan farmasi karena efeknya yang telah lama diketahui terhadap fungsi psikofisiologis manusia, seperti yang ditemukan dalam penelitian tahun 2016 yang dipublikasikan dalam jurnal Scientia Pharmaceutica.
Pada penelitian tersebut, tim peneliti menyimpulkan bahwa penting untuk lebih memperhatikan penggunaan bau dalam upaya intervensi perawatan demensia baru yang bertujuan untuk meningkatkan daya ingat.