Direktur Marketing PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Maya Watono.
Gaya Hidup

Mendadak Jadi Sorotan, Inilah Sosok Maya Watono, Direktur Marketing InJourney

  • Sosok Maya Watono mendadak viral pasca ditunjuk menjadi Direktur Marketing PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney yang merupakan induk Holding BUMN Pariwisata.
Gaya Hidup
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Sosok Maya Watono mendadak viral pasca ditunjuk menjadi Direktur Marketing PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney yang merupakan induk dari Holding BUMN Pariwisata.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Maya Watono sesaat setelah peluncuran InJourney di Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, 13 Januari 2022.

Penunjukan Maya Watono sebagai Direktur Marketing InJourney disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam rilis resmi pada Jumat, 14 Januari 2022.

Pelantikan Maya Watono pun dilakukan secara daring (online) melalui Surat Keputusan Menteri BUMN Erick Thohir pada hari ini.

Kepemimpinan dan pengalaman Maya Watono selama 15 tahun di industri pemasaran dan komunikasi diharapkan bisa meningkatkan kinerja holding BUMN di sektor pariwisata.

Maya Watono, yang akan memasuki usia ke-40 tahun pada Mei 2022, merupakan mantan CEO PT Dentsu Indonesia, bagian dari Group Dentsu Inc. berbasis Tokyo, Jepang.

Dentsu sendiri merupakan agen periklanan terbesar dan jaringan agen periklanan terbesar kelima di dunia yang didirikan pada 1901. Di Indonesia, Dentsu telah dikenal sebagai raksasa dalam industri periklanan.

Maya diangkat menjadi CEO Dentsu Indonesia pada Januari 2019 lalu. Posisinya saat ini di Dentsu diisi oleh Prakash Kamdar, yang juga merupakan CEO Dentsu Singapura. Maya bergabung dengan Dentsu pada tahun 2017.

"Memimpin Dentsu Indonesia menjadi jaringan keagenan paling terintegrasi di Indonesia. Sebelumnya, memimpin DwiSapta Group menjadi lembaga independen terbesar di Indonesia," tulis Maya di Linkedinnya,.

Di bawah kepemimpinan Maya, Dentsu Indonesia diakui sebagai salah satu agensi terkuat di pasar dan telah bekerja sama dengan 15 dari 20 pengiklan terbesar di Indonesia. Bersama Dentsu pula Maya mencapai puncak karirnya. Salah satunya menjadi anggota Campaign Asia-Pacific's 40 Under 40 pada 2019.

Selain itu, dia juga meraih penghargaan sebagai CEO Terbaik Indonesia 2018, Woman Leading Change: Business Leader of the Year (Campaign Asia 2019), Forbes Indonesia 100 Most Influential Women (2019), dan Woman Leading Change: Business Leader of the Year (Campaign Asia 2019) serta 40 under 40 (Campaign Asia 2020).

Sebelum bergabung dengan Dentsu Indonesia, Maya pernah menjadi sebagai Ketua Hubungan Internasional Persatuan Periklanan Indonesia (P3I) pada 2017.

Dibawah kepemimpinannya, Indonesia berhasil mengalahkan Thailand dan Philipina pada proses bidding kongres bergengsi insan periklanan se-Asia yaitu AdAsia 2017.

Penghargaan ini merupakan sebuah kebanggaan karena P3I sempat absen pada penyelenggaraan AdAsia selama kurun waktu dua puluh tahun sejak tahun 1995.

Selama dua tahun, dia pernah menjadi CEO DwiSapta pada 2017-2018 sebelum resmi bergabung ke Dentsu Indonesia.

Selama kurang lebih 15 tahun, Maya menghabiskan karirnya di bidang pemasaran dan komunikasi. Pintu masuk ke dunia periklanan dimulai ketika dia terlibat di bisnis DwiSapta Group sejak tahun 2006.

Di agensi periklanan terkemuka Indonesia berbasis Jakarta inilah Maya menemukan passion-nya sebagai tenaga pemasar yang handal. Dalam kurun waktu delapan tahun, dia berhasil mendongkrak nilai billing MainAd milik perusahaan hingga 20 kali lipat.

MainAd pun memenangkan beberapa tender iklan besar dari perusahaan kakap Indonesia seperti Indofood, Sasa, dan Biore. Karirnya terus melesat di tengah pesatnya pertumbuhan industri digital di Indonesia. Hingga akhirnya dia didapuk menjadi CEO DwiSapta pada tahun 2017 di usia yang ke-37. 

Dengan memegang kendali bisnis, Maya pun melakukan merger dengan Dentsu Aegis Network pada 25 Januari 2017 di Jakarta. Merger antara DwiSapta dan Dentsu Aegis Network Indonesia menjadi merger terbesar sepanjang sejarah perikLanan Indonesia.