<p>Ilustrasi Ekonomi Digital</p>
Industri

Mendag Muhamad Lutfi Proyeksi Sumbangan Ekonomi Digital Mencapai Rp1.908 Triliun pada 2030

  • JAKARTA – Sektor niaga elektronik alias e-commerce tengah didorong untuk menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia, khususnya di tengah pandemi COVID-19. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, ekonomi digital telah menciptakan ekosistem digital yang dapat memfasilitasi produksi, logistik hingga transaksi secara luas. “Ekonomi digital ini memanfaatkan teknologi 5G, internet of things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Sektor niaga elektronik alias e-commerce tengah didorong untuk menjadi salah satu penopang ekonomi Indonesia, khususnya di tengah pandemi COVID-19.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, ekonomi digital telah menciptakan ekosistem digital yang dapat memfasilitasi produksi, logistik hingga transaksi secara luas.

“Ekonomi digital ini memanfaatkan teknologi 5G, internet of things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan atau artifical intelligence (AI),” ujarnya dalam sebuah acara daring, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan catatan Kemendag, ekonomi digital Indonesia (EDI) tercatat sebesar Rp632 triliun sepanjang 2020. Meskipun nilainya masih relatif kecil terhadap ekonomi nasional, tetapi pertumbuhannya dinilai cukup pesat. Adapun Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2020 tercatat sebesar Rp15.400 triliun.

Sumbang Rp1.908 Triliun pada 2030

Pada 2030, e-commerce business to business (b2b) dan business to consumer (b2c) lokapasar diproyeksikan dapat menyumbang nilai 34% dalam ekosistem EDI, yaitu sebesar Rp1.908 triliun.

Lutfi menambahkan, optimalisasi potensi hilirisasi ekonomi digital Indonesia pun dapat dilakukan dengan memanfaatkan “low hanging fruit” atau “early harvest”, seperti PT Tani Group Indonesia (TaniHub).

TaniHub dapat menghubungkan petani ke konsumen secara langsung dengan menggunakan teknologi digital.

Perusahaan agritech ini pun mencatat lonjakan penjualan selama masa pandemi. Penjualan di segmen b2c TaniHub Group melesat hingga 150% dari Februari ke Maret 2020. Sementara itu, kenaikan lebih dari 100% dari Maret ke April 2020.  

Selain penjualan, platform peer-to-peer (P2P) lending milik TaniHub Group, TaniFund, telah menyalurkan pendanaan hingga US$9 juta atau lebih dari Rp126 miliar. Pendanaan diberikan untuk kebutuhan di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan. Sementara itu, total lender di TaniFund telah mencapai 2.300 lender dan telah membiayai 1.500 petani.