Nampak sejumlah petani sayur yang merawat tanaman di lahan milik PT Angkasa Pura Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang, Selasa 7 Juni 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Mendorong Regenerasi Petani Muda untuk Jawab Ancaman Krisis Pangan

  • Saat ini lebih dari 70% petani Indonesia berusia di atas 43 tahun atau masih menjadi porsi terbesar. Adapun petani dari kalangan Gen Z hanya mengisi persentase sebesar 2,14% saja. Situasi tersebut menambah urgensi untuk mempromosikan regenerasi petani muda untuk memastikan ketahanan pangan.

Nasional

Ilyas Maulana Firdaus

JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat petani generasi milenial di Indonesia dengan rentang umur 19-39 tahun berjumlah lebih enam juta orang atau sekitar 21,93% dari jumlah total petani. 

Data pada Desember 2023 tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun 2019, yang hanya berjumlah 2,7 juta orang atau hanya sebesar 8% dari total petani. Hal ini tentu menjadi kabar cukup melegakan di tengah ancaman krisis regenerasi petani di Indonesia. 

Meski demikian, saat ini lebih dari 70% petani Indonesia berusia di atas 43 tahun atau masih menjadi porsi terbesar. Adapun petani dari kalangan Gen Z hanya mengisi persentase sebesar 2,14% saja. Situasi tersebut menambah urgensi untuk mempromosikan regenerasi petani muda untuk memastikan ketahanan pangan.

Menurut pengamat pertanian, agroklimatologi dan perubahan iklim Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja, Bayu Dwi Apri Nugroho, sejumlah permasalahan yang terjadi di sektor pertanian tidak hanya dialami oleh Indonesia. “Masalah seperti regenerasi petani tidak hanya dialami Indonesia, tapi mungkin hampir di seluruh dunia,” ujar Bayu dikutip dari ugm.ac.id, Selasa, 24 September 2024. 

Perubahan Pola Pikir

Dia mengatakan regenerasi menjadi keharusan untuk menunjang inovasi di bidang pertanian. Menurut Bayu, dibutuhkan pula perubahan pola pikir untuk mendongkrak hasil di sektor pertanian. 

Dia mengatakan salah satu cara yang harus dilakukan untuk menarik minat anak-anak muda ke dunia pertanian adalah dengan pengenalan teknologi di bidang pertanian. “Tidak hanya kepada anak-anak muda yang berasal dari anggota keluarga petani tetapi juga anak-anak muda yang notabene bukan dari keluarga petani,” ujarnya.

Dalam pandangannya, bila perlu soal pertanian dan teknologi pertanian sudah diperkenalkan mulai tingkat sekolah dasar. Cara seperti itu diharapkan mengikis image terkait pertanian konvensional yang tidak modern. 

“Kalau selama ini penggunaan drone hanya digunakan untuk foto-foto atau mendokumentasikan suatu kegiatan, drone juga bisa digunakan untuk memantau kondisi tanaman bahkan bisa digunakan untuk penyemprotan pupuk, pestisida di lahan-lahan sawah,” terangnya.

Pada 8 Mei 2024, Kantor Staf Presiden (KSP) menginisiasi sebuah program mengenai regenerasi petani, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Purnawirawan TNI Moeldoko menjelaskan program regenerasi harus dilakukan secara inklusif dan kolaboratif.

Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis pangan, generasi Z diharapkan mengambil peran penting dalam sektor pertanian. Dengan teknologi yang semakin berkembang, anak muda kini memiliki kesempatan untuk mengubah citra pertanian yang dianggap kuno menjadi bidang yang modern dan menarik.

Pertanian berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan ketersediaan pangan di masa depan. Generasi Z, yang dikenal dengan kemampuan adaptasi teknologi, dapat memanfaatkan inovasi seperti pertanian berbasis digital, hidroponik, dan penggunaan drone untuk meningkatkan produktivitas. 

Selain itu, kesadaran mereka terhadap isu lingkungan membuat mereka lebih terbuka untuk mengadopsi praktik pertanian ramah lingkungan. Perubahan pola konsumsi masyarakat juga mendorong minat anak muda untuk terjun ke dunia pertanian. 

Dengan meningkatnya permintaan akan produk lokal dan organik, generasi Z dapat mengambil peluang ini untuk menciptakan usaha pertanian yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga berkelanjutan.

Pendidikan dan pelatihan menjadi penting untuk mendukung generasi ini. Program-program yang mengedukasi tentang teknik pertanian modern dan manajemen usaha tani perlu diperkuat. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta juga sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung.

Dalam konteks ini, pemerintah Indonesia berupaya memberikan dukungan kepada para petani muda. Melalui berbagai program, seperti subsidi, pelatihan, dan akses pasar, diharapkan generasi Z dapat lebih termotivasi untuk berkontribusi di sektor pertanian.

Pesiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah kesempatan menekankan pentingnya regenerasi petani akan memperkuat dan menjaga ketahanan pangan nasional. Selain itu, dengan regenerasi yang tinggi dari petani dinilai akan menjadi titik balik kembali berjayanya pertanian nasional. 

Di Indonesia sendiri kini ada 28 juta jiwa yang menjadikan petani sebagai sumber mata pencaharian. Jumlah yang besar tersebut menjadi tantangan yang berat dengan banyaknya permasalahan yang terjadi di sektor pertanian. 

Selain problem regenerasi, ada masalah lain seperti alih fungsi lahan, harga panen yang tidak stabil, perubahan iklim yang tidak menentu, hingga kenaikan harga bahan bakar.