Nampak pengunjung tengah menikmati suasana di Citywalk Elvee Lippo Karawaci, Tangerang Banten, Senin 29 November 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Menelisik Bunga Pinjaman Grup Lippo di Perbankan Indonesia

  • LPKR mencatat kerugian kredit ekspektasian senilai Rp482,42 miliar dari piutang grup yang potensial tidak tertagih

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA - Kesuksesan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membalikkan kerugian bersih Rp2,37 triliun pada 2022 menjadi laba bersih Rp653,69 miliar di tahun 2023 menjadi bukti kelihaian manajemen dalam mengelola bisnis. Salah satunya adalah strategi pendanaan, termasuk didalamnya utang. 

Berdasarkan keterbukaan informasi laporan keuangan LPKR tahun 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI), per 31 Desember 2023 LPKR memiliki pinjaman ke sejumlah perbankan nasional seperti BNI, Mandiri, CIMB Niaga dan BTN. Siapa kreditur terbesar grup Lippo?

Pinjaman bank Grup Lippo terbagi menjadi utang bank jangka pendek dan jangka panjang. Khusus utang jangka pendek, dengan masa jatuh tempo kurang dari 1 tahun, total pinjaman LPKR di 2023 mencapai Rp2,29 triliun. Pinjaman itu berasal dari BNI Rp695 miliar, Mandiri Rp650 miliar, Bank Permata Rp500 miliar, dan CIMB Niaga Rp450 miliar.

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) Pasang Target Marketing Sales Rp5,38 Triliun

Di antara kredit BNI tersebut mengalir ke PT Siloam International Hospitals Tbk sebesar Rp500 miliar. Pinjaman yang diteken pada 22 Februari 2023 itu awalnya berbunga hanya 4,9% setahun dengan masa jatuh tempo pada 21 Februari 2024. Namun, sehari sebelum jatuh tempo, kedua pihak sepakat memperpanjang utang dengan nilai sama namun bunga pinjaman naik menjadi 5,5% dan jatuh tempo 21 Februari 2025.   

Bunga pinjaman yang dibebankan Bank Mandiri kepada LPKR lebih tinggi. Atas fasilitas pinjaman senilai Rp700 miliar yang sudah diteken sejak 19 Maret 2020 dan telah empat kali diperbarui, Bank Mandiri membebankan bunga 8% setahun. Bunga kredit modal kerja itu jatuh tempo pada 18 Maret 2025 dengan outstanding di 31 Desember 2023 sebesar Rp650 miliar. 

Pada 8 November 2023, CIMB Niaga memberikan sejumlah fasilitas pinjaman kepada Siloam Hospitals. Di antaranya  pinjaman sebesar Rp400 miliar berbunga 6% setahun. Pinjaman ini sudah diperbarui enam kali sejak pertama diteken pada 2019. Jatuh tempo atas pinjaman ini adalah 30 Juni 2024.

Baca Juga: Pendapatan Lippo Karawaci (LPKR) Kerek Laba Bersih Ratusan Persen

Sementara itu pinjaman jangka panjang Grup Lippo juga melibatkan sejumlah bank nasional. Salah satu yang terbesar adalah pinjaman sindikasi BNI-CIMB Niaga yang dikucurkan pada tahun 30 Desember 2022 dengan jumlah maksimum Rp6 triliun. Pinjaman berbunga 2,25% + BI 7DDR ini jatuh tempo pada Desember 2029. Pada saat diteken, BI7DDR berada dikisaran 5,75%.

Dari catatan LPKR, total kredit sindikasi BNI-CIMB Niaga per 31 Desember 2023 sebesar Rp5,09 triliun. Menariknya, perusahaan menyatakan bahwa biaya atas perolehan pinjaman dari kedua bank tersebut mencapai sekitar Rp99,3 miliar.  

Selain kredit sindikasi, LPKR juga mendapatkan pinjaman jangka panjang dari BTN sebesar Rp350 miliar dan Bank Mandiri Rp140 miliar. Sehingga total kewajiban jangka panjang perusahaan ini kepada bank-bank nasional mencapai Rp5,48 triliun. 

Baca Juga: Sektor Properti Diproyeksikan Tumbuh 10 Persen, Lippo Karawaci (LPKR) Andalkan Produk Ini

Berdasarkan hasil audit kantor akuntan Amir Abadi Yusuf, Aryanto, Mawar & Rekan atas laporan keuangan 2023 terungkap, bahwa di tahun 2023 LPKR juga mencatat kerugian kredit ekspektasian senilai Rp482,42 miliar. Kerugian itu berasal dari piutang grup yang potensial tidak tertagih. Per 31 Desember 2023 nilai piutang Lippo Karawaci mencapai Rp2,41 triliun.

Sepanjang tahun 2023, pendapatan LPKR naik 14,1% menjadi Rp 16,99 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp14,80 triliun. Penggerak utama bisnis Grup Lippo ini adalah sektor kesehatan sebesar Rp11,19 triliun dari Rp9,51 triliun tahun 2022. Sementara bisnis properti berkontribusi Rp4,54 triliun, dan segmen gaya hidup sebesar Rp1,25 triliun.