Menelusuri Jejak Nastar, Kue Khas Lebaran di Indonesia
- Kue nastar ini bukan sekadar makanan pencuci mulut biasa, tetapi juga memiliki cerita panjang di balik setiap gigitannya, sebuah cerita yang merayakan sejarah dan kekayaan budaya Indonesia.
Destinasi & Kuliner
JAKARTA - Setiap tahunnya, datangnya bulan Ramadan di Indonesia tak hanya diidentikkan dengan ibadah dan puasa, tetapi juga dengan aroma harum kue-kue tradisional yang mulai menghiasi meja makan.
Salah satunya adalah kue nastar, sebuah ikon lezat yang tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di tanah air.
C Sejarah kue nastar di Indonesia memiliki akar yang kuat, merayap dari masa ke masa, mempertemukan berbagai budaya, tradisi, dan rasa dalam sebuah kreasi kuliner yang tak terlupakan.
Menelusuri jejak kue nastar mengantarkan kita pada sebuah perjalanan yang memperlihatkan bagaimana kue ini menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di Indonesia.
Asal Usul dan Perjalanan Awal
Meskipun istilah "nastar" berasal dari bahasa Belanda "ananas" yang berarti nanas, sejarah kue ini sebenarnya melibatkan perpaduan budaya dari berbagai belahan dunia. Nanas sendiri, buah tropis yang kaya akan rasa dan sering digunakan dalam kue, telah diperkenalkan oleh bangsa Spanyol ke Filipina dan kemudian menyebar ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pada masa penjajahan.
- PTPP Bidik Target Penjualan 2024 Konservatif Rp21 Triliun, Didominasi PSN dan IKN
- Sekjen PDIP Sebut Intervensi Jokowi di MK Jadi Penyebab Kerusakan Pemilu 2024
- Tes Bahasa Inggris Rekrutmen Bersama BUMN Sulit, Ini Respon Kementerian BUMN
Kehadiran nanas dalam kue-kue tradisional Indonesia menjadi langkah awal dalam penciptaan kue nastar. Namun, sejarah kue ini benar-benar diwarnai ketika Belanda menjajah Indonesia pada abad ke-19. Penjajahan Belanda membawa banyak pengaruh baru, termasuk dalam bidang kuliner. Kue nastar menjadi salah satu bukti nyata dari perpaduan budaya antara Indonesia dan Belanda.
Evolusi dan Popularitas
Awalnya, kue nastar mungkin hanya dikenal di kalangan elit atau keturunan Belanda di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, kue ini merambah ke berbagai lapisan masyarakat. Resepnya yang relatif sederhana dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan membuat kue nastar semakin populer di kalangan masyarakat umum, khususnya menjelang dan selama bulan Ramadan.
Selain itu, faktor historis seperti perjuangan kemerdekaan Indonesia juga memainkan peran dalam popularitas kue nastar. Kue ini menjadi semacam simbol perayaan kebebasan dan kemerdekaan, di mana setiap gigitannya memaknai sebuah perjuangan dan kebanggaan akan identitas bangsa.
Perayaan Lebaran dan Tradisi Keluarga
Tak bisa dipungkiri, kue nastar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi perayaan Lebaran di Indonesia. Di setiap rumah, aroma kue nastar yang harum mulai tercium beberapa hari sebelum hari raya tiba. Ini menjadi tanda bahwa persiapan menyambut Lebaran telah dimulai.
- Segera Daftar, Mudik Gratis ASABRI 2024 Dibuka Sampai 16 Maret
- Saham PGAS Hingga BBRI Peluang Profit Kala IHSG Pekan Ini Dipengaruhi Suku Bunga
- IHSG Sesi I Naik 0,14 Persen, Saham EMTK Hingga UNVR Top Gainers LQ45
Tradisi membuat kue nastar juga telah menjadi momen berharga bagi keluarga. Banyak dari kita memiliki kenangan manis tentang proses pembuatan kue nastar bersama ibu, nenek, atau anggota keluarga lainnya. Ini bukan hanya sekadar aktivitas memasak, tetapi juga kesempatan untuk berkumpul, berbagi cerita, dan merajut kebersamaan yang tak ternilai harganya.
Inovasi dan Kreativitas
Meskipun memiliki akar yang kuat dalam tradisi, kue nastar juga terus mengalami inovasi dan perkembangan. Di era modern ini, kita bisa menemukan berbagai variasi nastar mulai dari nastar cokelat, keju, hingga dengan isian buah-buahan lainnya. Ini menunjukkan fleksibilitas dan kreativitas dalam menjaga keberlanjutan sebuah tradisi.
Selain itu, kue nastar juga telah merambah ke pasar global. Di luar Indonesia, kue ini juga mendapat sambutan hangat sebagai salah satu kue khas Indonesia yang lezat dan unik. Hal ini menunjukkan betapa kue nastar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan kuliner Indonesia yang patut diakui di dunia internasional.