susu sapi dibuang.jpeg
Nasional

Menelusuri Potensi Susu Segar Boyolali

  • Boyolali memiliki sekitar 114.899 ekor sapi, yang terbagi menjadi 59.474 sapi perah dan 85.525 sapi potong.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

BOYOLALI - Kabupaten Boyolali, yang terletak di lereng Gunung Merapi dan Merbabu telah lama dikenal sebagai "Kota Susu" berkat kontribusinya sebagai salah satu penghasil susu segar terbesar di kawasan Jawa Tengah. 

Terletak di dataran tinggi dengan suhu sejuk, Boyolali memiliki iklim yang ideal bagi peternakan sapi perah, menciptakan ekosistem yang mendukung produksi susu berkualitas tinggi.

Dikutip data BPS dalam laporan bertajuk “Kabupaten Boyolali dalam Angka 2024” mengungkap besarnya potensi sektor peternakan di Boyolali ditinjau dari jumlah populasi ternaknya yang luar biasa besar. Data tahun 2023 menunjukkan , Boyolali memiliki sekitar 114.899 ekor sapi, yang terbagi menjadi 59.474 sapi perah dan 85.525 sapi potong. 

Daerah ini memiliki enam kecamatan yang berperan penting dalam produksi susu harian, yaitu Selo, Cepogo, Musuk, Ampel, Boyolali, dan Mojosongo. Pada tahun 2009, produksi susu mencapai sekitar 100 ton per hari, jumlah ini meningkat signifikan hingga 50,5 juta liter per tahun pada tahun 2022. 

Meskipun ada penurunan produksi sebesar 25,2% pada tahun 2023 akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mendera ternak, Boyolali tetap mencatat angka produksi tahunan yang tinggi, yaitu 37,8 juta liter.

Kecamatan Cepogo merupakan daerah terbesar penghasil susu di Boyolali, daerah ini pada tahun 2023 mampu mengasilkan 30,5 juta liter susu per tahun. 

Beragam Produk Olahan Susu

Boyolali tidak hanya terkenal dengan produksi susu segar, tetapi juga inovasi dalam produk olahan yang menarik. Masyarakat di Boyolali telah berkreasi lewat berbagai produk olahan susu seperti dodol susu, yogurt, dan keju. 

Inisiatif diversifikasi produk dinilai tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi susu Boyolali tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, membantu pertumbuhan ekonomi lokal, dan memperkenalkan produk-produk unik yang berpotensi menjadi unggulan daerah.

Potensi besar di sektor susu mendorong Boyolali untuk berkolaborasi dengan mitra internasional, seperti Jerman. Salah satu proyek yang muncul dari kerjasama ini adalah Pabrik Keju Indrakila, yang mampu mengolah hingga satu ton susu per hari menjadi produk keju. 

Tingginya minat masyarakat terhadap produk susu murni menjadi peluang emas bagi Boyolali. Walaupun konsumsi susu per kapita di Indonesia masih rendah, yakni 11,09 liter per tahun, tren permintaan akan produk susu terus menunjukkan peningkatan, terutama karena kesadaran nutrisi yang semakin tinggi. 

Boyolali adalah bukti nyata bahwa daerah dengan kekayaan alam dan dukungan populasi ternak yang memadai memiliki potensi luar biasa untuk berkembang. Potensi ini tak hanya menjadikan Boyolali sebagai pusat produksi susu nasional, tetapi juga membuka peluang untuk merambah pasar global.