Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan
Nasional

Menelusuri Sinar Luhut yang Meredup di Akhir Rezim Jokowi

  • Dalam beberapa bulan terakhir, Luhut Binsar Pandjaitan, yang selama ini dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dan dekat dengan Presiden Joko Widodo, semakin jarang muncul di hadapan publik.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Dalam beberapa bulan terakhir, Luhut Binsar Pandjaitan, yang selama ini dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dan dekat dengan Presiden Joko Widodo, semakin jarang muncul di hadapan publik. 

Padahal selama hampir satu dekade terakhir, Luhut selalu berada di garis depan berbagai kebijakan strategis pemerintahan Jokowi. Fenomena ini menimbulkan berbagai spekulasi, termasuk pertanyaan apakah Luhut memang sudah memutuskan pensiun dari dunia politik. 

Atau, apakah ada perbedaan arah dengan Jokowi menjelang akhir masa jabatannya pada Oktober 2024?

Kepercayaan Jokowi dan Peran Strategis Luhut

Selama ini, Luhut dikenal sebagai salah satu menteri yang paling dipercaya oleh Jokowi. Diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut memegang kendali atas sejumlah proyek besar, seperti pengembangan infrastruktur, energi hijau, hingga menarik investasi asing. 

Gaya kerja Luhut yang cepat dan efisien membuatnya menjadi tangan kanan Jokowi dalam menuntaskan berbagai tugas yang memerlukan pendekatan lintas sektor. Dalam sebuah wawancara pada bulan Februari 2024, Luhut menyatakan secara tegas bahwa dirinya tidak lagi berminat untuk menjadi menteri setelah masa pemerintahan Jokowi berakhir. 

Keputusan ini disebutnya berdasarkan permintaan sang istri, Devi Simatupang, yang tidak lagi menyetujui Luhut menjabat sebagai menteri.  “Nggak, kalau saya jadi menteri cukup lah. Istri saya sudah tidak setuju saya menteri lagi,” terang Luhut, pada tanggal 14 Februari 2024, dilansir Antara, Selasa, 15 Oktober 2024.

Perseteruan dengan Bahlil dan Perubahan Dinamika Politik

Tidak munculnya Luhut dalam beberapa bulan terakhir memunculkan beragam spekulasi. Berdasarkan laporan investigasi Majalah Tempo yang terbit pada bulan April 2024, Luhut disebut sempat bersitegang dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia terkait izin usaha pertambangan (IUP) yang akan diberikan kepada organisasi masyarakat (ormas). 

Isu ini semakin menarik perhatian setelah muncul kabar tentang perbedaan pandangan antara Luhut dan Jokowi terkait isu-isu internal Partai Golkar. Luhut, yang menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, diketahui bersikap tegas mendukung Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar. 

Dalam sebuah video pendek, Luhut meminta para kader Golkar untuk tidak tunduk pada pihak-pihak yang ingin menggulingkan Airlangga melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).  Sikap ini dianggap berseberangan dengan pandangan beberapa faksi dalam Golkar yang juga memiliki kedekatan dengan Jokowi.

"Apa yang salah dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto? Saya di kabinet sama-sama dengan dia dan dia melaksanakan tugasnya dengan baik. Menurut saya, Golkar dalam kepemimpinan dia itu juga mencapai prestasi yang cukup baik. Kita semua harus kompak di Golkar ini," tegas Luhut, Jumat, 9 Agustus 2024.

Ketegangan ini menimbulkan tanda tanya  apakah ada perubahan dalam posisi Luhut di lingkaran terdekat Jokowi. Hal ini mengingat Bahlil semakin sering tampil di panggung utama dalam berbagai acara pemerintah.

Ucapan Perpisahan dan Tanda-tanda Pensiun

Sinyal perpisahan Luhut dari dunia politik semakin jelas ketika bulan Agustus 2024, dalam peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pabrik anoda baterai lithium di Kendal, Jawa Tengah, Luhut secara terbuka menyampaikan ucapan selamat jalan kepada Presiden Jokowi yang sebentar lagi akan mengakhiri masa jabatannya. 

“Bapak telah meninggalkan legacy, yang saya kira tidak mudah ini untuk (disamai) orang lain. Saya percaya Bapak Presiden, sepanjang waktu orang akan mengenang, bahwa Bapak telah meletakkan landasan negara ini menjadi negara industrialisasi. Tidak hanya pengekspor raw material,” ujar Luhut.

"Saya kalau boleh mungkin agak sentimentil, selamat jalan Pak, Bapak akan menjadi kenangan yang hebat untuk bangsa. Walaupun masih dua, tiga bulan Pak Presiden, tapi saya kira acara penting semacam ini menurut saya, buat saya pribadi, sangat menyentuh," imbuh Luhut kala memberikan sambutan di acara peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pabrik bahan anoda baterai lithium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu, 7 Agustus 2024.

Di sisi lain, Luhut mengakui masih membuka diri untuk memberikan saran jika diminta, termasuk oleh presiden terpilih pada Pemilu 2024. Dalam wawancara dengan Antara, Luhut menyatakan dirinya bersedia membantu Prabowo Subianto jika diminta sebagai penasihat, namun menegaskan tidak akan kembali menjabat sebagai menteri.

Apakah Sudah Tidak Sejalan dengan Jokowi?

Meski beberapa perbedaan pendapat dengan Jokowi dan pejabat pemerintah lain mencuat, sulit untuk menyimpulkan bahwa Luhut benar-benar telah “berpisah jalan” dengan Jokowi. Kedekatan mereka yang telah terjalin sejak lama, seperti halnya banyak tokoh senior lainnya, 

Namun apakah Luhut merasa waktunya telah tiba untuk mundur dan memberikan ruang bagi generasi yang lebih muda? Kini, publik menanti apakah Luhut akan benar-benar mengakhiri karirnya di dunia politik, atau tetap memainkan peran di belakang layar.

Yang jelas, sosok Luhut Binsar Pandjaitan akan selalu dikenang sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di masa pemerintahan Joko Widodo.