Meneropong Program Digitalisasi Lintas Kementerian di RI
- Saat ini, ekosistem teknologi informasi dan komunikasi (ICT) telah berkembang menjadi infrastruktur digital yang mempermudah kehidupan sehari-hari, mulai dari aktivitas bisnis hingga hiburan, serta mendukung sektor pemerintahan, swasta, dan publik.
Nasional
JAKARTA – Saat ini, ekosistem teknologi informasi dan komunikasi (ICT) telah berkembang menjadi infrastruktur digital yang mempermudah kehidupan sehari-hari. Hal itu mulai dari aktivitas bisnis hingga hiburan, serta mendukung sektor pemerintahan, swasta, dan publik.
Dengan kata lain, digitalisasi kini telah mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Transformasi digital juga telah mengubah metode pembelajaran. Melalui platform pembelajaran online, kursus dan materi dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, memungkinkan fleksibilitas yang belum pernah ada sebelumnya.
Dilansir dari RPL UPI, teknologi seperti realitas virtual juga dimanfaatkan dalam dunia pendidikan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif, yang mendukung pemahaman konsep melalui simulasi visual dan interaksi langsung.
- Melongok Deretan Konglomerat Dunia dari Bisnis Judi
- Tidak Ada Dana untuk Hilirisasi Berbasis Rumput Laut, Teh hingga Susu
- Bikin Lapor Mas Wapres, Gibran Dinilai Gimik dan Gagal Paham Pengelolaan Negara
Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan mendasar dalam pengembangan sektor digital. Salah satu tantangan utamanya adalah belum adanya regulasi yang kokoh dan terstruktur untuk mendukung pertumbuhan sektor digital.
Dilansir dari Lan RI, Indonesia masih kurang dalam hal akses internet yang merata dan ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dalam bidang teknologi. Akibatnya, banyak masyarakat yang belum dapat memanfaatkan teknologi secara optimal untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan kementerian lain diharapkan mampu mengatasi kendala ini dan mengarahkan pengembangan sektor digital secara optimal. Berikut sejumlah upaya kementerian mendorong hadirnya digitalisasi layanan di Indonesia.
Digitalisasi Koperasi
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, berencana bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk mewujudkan digitalisasi koperasi. “Saya sudah sampaikan bahwa Kementerian Koperasi dan Kementerian Komunikasi Digital dikerjasamakan karena saya ingin digitalisasi koperasi,” kata Budi Arie di Jakarta, belum lama ini.
Dia mengatakan, digitalisasi koperasi sangat penting mengingat jumlah koperasi di Indonesia saat ini mencapai 127.000. Tidak ada cara lain mengelola koperasi sebanyak itu selain dengan digitalisasi.
Budi Arie menyatakan, digitalisasi berkaitan erat dengan upaya memperluas inklusi keuangan. Menurutnya, penerapan sistem data online memungkinkan akses informasi mengenai koperasi menjadi lebih mudah.
Ia mengungkapkan, digitalisasi dapat meningkatkan transparansi pengelolaan operasional koperasi, yang pada gilirannya akan membangun kepercayaan anggota terhadap produk keuangan yang dikembangkan oleh koperasi.
Digitalisasi koperasi menjadi hal yang krusial karena mampu mendongkrak perekonomian dan memperluas akses layanan keuangan bagi anggota koperasi secara merata.
Dengan penerapan sistem data online, akses informasi mengenai operasional koperasi menjadi lebih mudah, memungkinkan anggota untuk memperoleh informasi terkini tentang produk keuangan yang ditawarkan.
Selain itu, digitalisasi meningkatkan transparansi dalam pengelolaan koperasi, yang pada gilirannya membangun kepercayaan anggota terhadap produk keuangan yang dikembangkan oleh koperasi tersebut.
Digitalisasi Sekolah
Menurut Menko PMK Pratikno, digitalisasi bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas siswa, tetapi juga mempermudah guru dalam menyampaikan materi dengan lebih efisien. Inisiatif ini mendukung visi Presiden untuk menciptakan pembelajaran digital yang dapat diakses oleh seluruh siswa.
Pemerintah juga mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dalam pelaksanaan program renovasi dan digitalisasi ini. Pratikno berharap setiap kepala daerah menyusun rencana renovasi yang matang, termasuk mendata sekolah-sekolah yang memerlukan perbaikan segera.
Program ini melibatkan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, dengan pembagian anggaran yang melibatkan kontribusi dari kedua belah pihak. Program digitalisasi pembelajaran merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan akses pendidikan berbasis teknologi di seluruh Indonesia, termasuk di daerah-daerah terpencil.
Pratikno menyatakan inisiatif ini tidak hanya akan mempercepat proses pembelajaran, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa di daerah terpencil untuk mengakses materi pendidikan yang sama dengan yang tersedia di kota-kota besar.
Digitalisasi Birokrasi
Sebelumnya, Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan digitalisasi di berbagai sektor, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
“Birokrasi harus berdampak, kadang kita sibuk tapi dampaknya tidak jelas. Digitalisasi juga harus berdampak karena digitalisasi bukan tujuan, digitalisasi jadi sarana mempercepat pencapaian tujuan,” katanya, Senin 21 November 2022.
Dia menyatakan Joko Widodo memberikan tiga arahan utama terkait reformasi birokrasi, salah satunya menciptakan birokrasi yang lebih lincah dan responsif. Digitalisasi dianggap sebagai langkah kunci untuk mewujudkan birokrasi yang cepat dan efisien karena memungkinkan integrasi layanan dalam satu platform yang mudah diakses.
Dengan mempercepat digitalisasi, pemerintah berharap reformasi birokrasi pada tahun 2025 dapat mencapai dynamic governance, yaitu birokrasi yang semakin efektif dan efisien dengan karakteristik yang gesit dan adaptif, sehingga setara dengan birokrasi berkelas dunia.
Sebelumnya, transformasi reformasi birokrasi pada tahun 2013 adalah rule-based bureaucracy, di mana birokrasi lebih kaku dan sangat berorientasi pada aturan. Pada tahun 2018, transformasi beralih menjadi performance-based bureaucracy, di mana birokrasi berorientasi pada hasil dengan penerapan manajemen kinerja yang didukung oleh Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Digitalisasi Olahraga
Perkembangan zaman terus mendorong kemajuan dalam industri olahraga, termasuk dengan memanfaatkan digitalisasi. Menurut Global Sport Innovation Center (GSIC), digitalisasi di bidang olahraga mencakup lima aspek utama yang penting dalam proses transformasi digital.
Hal itu yakni fan engagement, smart venue, latihan secara mandiri dengan bimbingan pelatihan secara virtual, business insight dan produktifitas industri olahraga, dan e-sport.
Saat pandemi Covid-19, industri olahraga terkena dampak pandemi Covid-19, baik bagi para pelaku maupun penggemarnya. Digitalisasi dapat menjadi solusi untuk memastikan kegiatan olahraga tetap berlangsung.
- Pemerintah Pastikan Tak Ada Transmigrasi Nasional ke Papua
- Eropa Bersiap Menghadapi Transisi Cepat dan Brutal Menuju Dunia Trump
- Keuangan Masih Sulit, Garuda Indonesia (GIAA) Siapkan Jurus Cetak Ekuitas Positif Tahun Depan
Digitalisasi menjadi solusi agar masyarakat tetap dapat menikmati dan menyaksikan pertandingan olahraga secara online. Selain itu, masyarakat yang ingin berolahraga dapat melakukannya secara mandiri di rumah dengan memanfaatkan berbagai aplikasi olahraga yang tersedia.
Beragam aplikasi olahraga daring menawarkan program seperti senam, gym, zumba, yoga, pilates, hingga high-intensity interval training, memungkinkan pengguna untuk tetap aktif dan menjaga kebugaran dengan panduan yang mudah diakses.