Mengapa Aplikasi Binomo Bisa Menggiurkan bagi Banyak Orang? Begini Pendapat Ahli
- Alasan kenapa Binomo sangat menggiurkan untuk banyak orang meskipun sudah diblokir berulang kali.
Fintech
JAKARTA – Tidak sedikit orang yang terjerat dalam perangkap binary option Binomo sebagai platform judi berkedok trading. Lantas, mengapa platform ini bisa begitu menggiurkan bagi banyak orang meskipun platformnya sendiri sudah diblokir berkali-kali oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)?
Sebelumnya, Bappebti telah menjelaskan bahwa pihaknya telah berkali-kali memblokir akses ke platform Binomo, namun ujung-ujungnya apikasi itu tetap muncul lagi dan bisa digunakan oleh masyarakat yang terjaring menjadi korban.
Meski Bappebti telah mengumumkan bahwa aplikasi Binomo adalah platform yang ilegal di Indonesia, namun tetap saja ada masyarakat yang menjadi korban karena tergiur oleh iming-iming keuntungan dalam jumlah yang fantastis.
- Bagikan Dividen, RUPST Matahari Dept Store (LPPF) Rekomendasikan Rp500 per Saham untuk 2022
- Tips Menyusun Portofolio Investasi pada Masa Pandemi dari Sandiaga Uno
- Jalan Tol Serang - Panimbang Seksi 2 dan 3 Ditargetkan Rampung Awal 2024
Pakar dan akademisi bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali memberikan pendapat terkait aplikasi Binomo dan bagaimana platform itu bisa memakan begitu banyak korban.
Menurut Rhenald, keberhasilan Binomo dalam menjerat banyak korban salah satunya disebabkan oleh keberhasilan afiliator seperti Indra Kesuma alias Indra Kenz yang bisa memahami algoritma dengan baik. Sehingga mereka tahu cara yang mumpuni untuk menyebarluaskan konten-konten flexing dalam memancing korban.
“Jadi, mereka bisa mempelajari algoritma. Mereka (afiliator binary option) tahu kapan harus bicara, sampai jam berapa mereka harus muncul. Bagaimana cara kerjanya (algoritma) itu mereka pelajari dan mereka kenali,” ujar Rhenald saat dihubungi TrenAsia.com, Rabu, 6 April 2022.
Para afiliator membangun harapan-harapan semu kepada masyarakat dan berhasil menanamkannya dengan sangat kuat kepada masyarakat. Akibatnya, banyak masyarakat yang menaruh harapan bahwa mereka bisa menjadi kaya secara instan seperti para afiliator yang kerap memamerkan kekayaan di media sosial.
Rhenald pun menekankan bahwa kultur masyarakat Indonesia yang menggilai kekayaan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya orang yang terperangkap dalam jebakan Binomo.
“Ada kultur dalam masyarakat kita yang sangat kuat, yaitu menggila-gilai kekayaan seperti itu tanpa mempersoalkan sumbernya,” papar Rhenald.
- Komisaris Lucy In The Sky Mundur, Bagaimana Nasib Wulan Guritno?
- Guci Batu Raksasa Misterius Ditemukan di India
- Harga Minyak Mentah Merosot Imbas Gencatan Senjata Yaman
Peran media sosial dalam meracuni pikiran masyarakat pun menjadi salah satu hal yang disoroti oleh Rhanald. Media sosial dihiasi oleh orang-orang yang melakukan pamer atau flexing sehingga banyak orang yang berharap bisa menjadi kaya dengan cara yang instan.
Semakin banyak konten flexing yang diikuti oleh masyarakat, akhirnya algoritma pun mendorong platform-platform yang menawarkan keuntungan finansial untuk selalu muncul dalam penelusuran para pengguna.
Hal itu pun dimanfaatkan oleh platform investasi ilegal seperti binary option untuk memperluas jangkauannya kepada masyarakat luas dan wajar saja jika akhirnya banyak yang terjebak karena tergiur oleh keuntungan-keuntungan yang ditawarkan.
Menurut Rhenald, lembaga-lembaga pengawas seperti Bappebti, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan sebagainya seharusnya melakukan patroli digital untuk bisa mencegah kasus-kasus yang serupa dengan Binomo.
“Patroli digital itu harus dilakukan sehingga mereka bisa dapat mapping yang jelas soal kejadian-kejadian yang tidak kasat mata. Kalau selama ini keahlian mereka, baik di OJK, BI, maupun lembaga-lembaga lain, itu keahlian membaca penyimpangan yang kasat mata,” tegas Rhenald.