Ilustrasi layanan GoRide Electric. Foto: GoTo.
Korporasi

Mengapa GOTO Bisa Masuk ke Dalam Indeks LQ45 Low Carbon? Berikut Penjelasan BEI

  • Jeffrey mengatakan, emiten berkode saham GOTO tersebut telah memenuhi syarat untuk masuk ke dalam salah satu konstituen Indeks Low Carbon.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menjelaskan alasan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk bisa masuk ke dalam indeks LQ45 Low Carbon.

Jeffrey mengatakan, emiten berkode saham GOTO tersebut telah memenuhi syarat untuk masuk ke dalam salah satu konstituen Indeks Low Carbon.

"Dalam menentukan saham yang masuk dalam LQ45, kriteria utama adalah memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental dan kepatuhan yang baik. Likuditas yang tinggi dan size yang besar akan memudahkan pelaku pasar atau manajer investasi untuk melakukan transaksi jika memasukkan dalam portofolio mereka," ujar Jeffrey kepada wartawan, Jumat, 11 November 2022.

Jeffrey pun menjelaskan bahwa proses seleksi emiten untuk masuk indeks LQ45 adalah sebagai berikut:

1. Mengeluarkan saham semesta yang masuk ke dalam industri batu bara berdasarkan IDX-IC.

2. Menyesuaikan bobot di sektornya masing-masing sesuai dengan intensitas karbon.

3. Mengeluarkan konstituen dengan nilai intensitas karbon tertinggi apabila Portfolio Weighted Average Carbon Intensity belum mencapai minimal 50% dibandingkan LQ45 (parent index).

Jeffrey mengatakan, indeks LQ45 Low Carbon adalah indeks yang bertujuan untuk mengurangi eksposur intensitas emisi karbon atas portofolio sebesar minimal 50% dibandingkan dengan LQ45 sebagai parent index.

Sebagai informasi, BEI telah menetapkan konstituten awal dan menyesuaikan bobot atas saham-saham yang digunakan dalam penghitungan indeks LQ45 Low Carbon Leaders.

Berikut ini daftar emiten yang masuk ke dalam indeks tersebut:

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

2. PT Astra Internasional Tbk (ASII).

3. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

4. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

5. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

6. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

7. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

8. PT Barito Pacific Tbk (BRPT).

9. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).

10. PT XL Axiata Tbk (EXCL).

11. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

12. PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP).

13. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

14. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

15. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

16. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

17. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

18. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

19. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

20. PT Timah Tbk (TINS).

21. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

22. PT Sarana Merana Nusantara Tbk (TOWR).

23. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).

24. PT United Tractors Tbk (UNTR).