Ilustrasi lupa
Sains

Mengapa Kita Sering Lupa? Ini Jawabannya

  • Jadi, jika Anda salah satu dari banyak orang di dunia yang sering lupa hal-hal sepele, para peneliti mengatakan bahwa itu adalah hal yang wajar.
Sains
Rumpi Rahayu

Rumpi Rahayu

Author

JAKARTA - Pasti Anda pernah mengalami hal serupa. Anda telah mengunci pintu, tetapi beberapa menit kemudian saat menuju ke tempat kerja, Anda jadi menjadi tidak yakin apakah sebenarnya sudah mengunci pintu atau belum.

Jika Anda pernah mengalaminya, jangan khawatir karena Anda tidak sendirian. Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurobiology of Learning and Memory oleh psikolog dari Rice University menemukan bahwa beberapa pengalaman lebih mudah diingat oleh kebanyakan orang, sementara yang lain, seperti mengunci pintu, lebih sering dilupakan.

Namun, menurut peneliti Fernanda Morales-Calva, seorang mahasiswa pascasarjana Rice, dan Stephanie Leal, seorang profesor muda ilmu psikologi, ceritanya tidak sesederhana itu.

Baca Juga: Sering Makan Junk Food Saat Remaja Berdampak Negatif pada Memori Jangka Panjang

Mereka melakukan studi ini untuk memahami lebih dalam bagaimana memori manusia berfungsi. Mereka menyatakan bahwa manusia cenderung lebih fokus mengingat beberapa bagian dalam suatu pengalaman daripada yang lain, seperti gambaran besar tentang kejadian daripada detailnya.

"Kita semua pernah merasakan kesulitan mengingat sesuatu," kata Morales-Calva.

"Tapi, dalam hal pemahaman tentang memori, masih banyak hal yang perlu dipelajari tentang bagaimana sebenarnya memori bekerja. Ada penelitian baru dalam bidang memori yang mencoba memahami mengapa kita mengingat beberapa hal lebih baik daripada yang lain."

Sebagai contoh, Morales-Calva mengatakan bahwa ketika orang mengingat kembali kejadian dalam satu tahun terakhir, mungkin mereka ingat banyak hal yang berbeda, tetapi hanya beberapa yang benar-benar menonjol dalam ingatan mereka dengan detail yang besar.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengalaman yang berkesan bagi satu orang kemungkinan besar juga berkesan bagi orang lain, seperti pesta ulang tahun atau kematian orang yang dicintai," kata Leal.

Para peneliti mengevaluasi kemampuan mengingat dengan menunjukkan gambar kepada peserta studi. Selama tes memori, beberapa gambar tersebut diulang, beberapa gambar baru, dan beberapa sangat mirip sehingga sulit dibedakan satu sama lain.

Gambar-gambar yang mirip tersebut dimaksudkan untuk mengganggu ingatan, mirip dengan pengalaman sehari-hari yang sering kali sulit diingat, misalnya, apakah pintu terkunci atau tidak. Gambar-gambar yang dianggap berkesan adalah yang paling mungkin diingat oleh peserta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun peserta berhasil mengingat gambar-gambar yang paling berkesan, efek ini hilang setelah 24 jam. Hal ini terutama berlaku saat mengingat pengalaman positif, menandakan bahwa pengalaman-pengalaman tersebut memang mudah diingat pada awalnya, tetapi kemudian cenderung dilupakan.

"Meskipun kita merasa mengetahui jenis pengalaman apa yang mudah diingat, sebenarnya kita tidak mengetahui detail apa yang diingat dengan baik dalam jangka panjang," kata Morales-Calva.

"Kita sering beranggapan bahwa kenangan emosional lebih mudah diingat, tetapi kenyataannya adalah bahwa dalam memori terjadi pertukaran antara hal-hal pokok dan detail, di mana hal-hal pokok dari suatu pengalaman ditingkatkan sedangkan detailnya bisa terlupakan."

Jadi, jika Anda salah satu dari banyak orang di dunia yang sering lupa hal-hal sepele, para peneliti mengatakan bahwa itu adalah hal yang wajar.

"Otak kita tidak mungkin mengingat semua yang kita alami, dan karena itu kita harus melakukan seleksi informasi untuk hal-hal yang dianggap penting," kata Leal. "Studi ini membantu kita mendekati pemahaman mengenai alasan mengapa kita mengingat apa yang kita ingat."

Morales-Calva dan Leal berharap temuan mereka akan memberikan wawasan baru tentang bagaimana memori bekerja, serta mengapa beberapa pengalaman lebih mudah diingat daripada yang lain.

Mereka juga berharap penelitian di masa depan akan mempertimbangkan kompleksitas memori dalam kehidupan sehari-hari, termasuk faktor-faktor seperti konten emosional, waktu yang telah berlalu sejak pengalaman itu terjadi, serta fitur-fitur perseptual dari memori yang mungkin memengaruhi apa yang kita ingat.