lato.webp
Gaya Hidup

Mengapa Manusia Suka Mengikuti Hal yang Viral? Ini Penjelasan Ilmiahnya

  • Siapa yang kini tidak tahu lato-lato, permainan yang terdiri dari sepasang bola plastik yang terikat tali itu kini tengah digemari di masyarakat.

Gaya Hidup

Chrisna Chanis Cara

SOLO—Siapa yang kini tidak tahu lato-lato. Permainan yang terdiri dari sepasang bola plastik yang terikat tali itu kini tengah digemari di masyarakat. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun ikut memainkannya.

Selain lato-lato, sebuah es krim waralaba asal China tengah banyak menjadi perbincangan. Warga seolah tak ingin ketinggalan untuk mengunjungi outlet es krim yang kini banyak tersebar di Indonesia ini. 

Lalu kenapa manusia suka mengikuti hal yang viral? Kecenderungan suka mengikuti hal yang sedang tren memiliki istilah ilmiah yakni Bandwagon Effect.

Bandwagon Effect menggambarkan fenomena psikologi di mana seseorang cenderung mengikuti tren, gaya, sikap, dan lain sebagainya karena melihat banyak orang turut melakukan hal yang sama. 

Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Fadjri Kirana Anggarani, mengatakan Bandwagon Effect merupakan salah satu bentuk bias kognitif karena adanya pengaruh dari orang lain maupun kelompok.

Fadjri mengatakan tren atau hal yang sedang viral di media sosial saat ini cenderung membuat orang mudah penasaran. Eksposur atau iklan yang tinggi dari media sosial menjadi penyebab orang terkena Bandwagon Effect. 

“Eksposur ini makin berhasil membuat orang berperilaku ikut-ikutan,” ujar Fadjri yang juga Tim Psikologi Career Development Center (CDC) UNS, dalam keterangan resmi, dikutip Senin 23 Januari 2023.

Menurut Fadjri, sosok pemeran dalam iklan di media sosial bakal memengaruhi sejauh mana perilaku ikut-ikutan terjadi. Selain itu ada pengaruh interpersonal atau bujukan dari orang di sekitar kita. 

Penyebab lain, imbuh Fadjri, adalah munculnya Fear of Missing Out (FOMO) di kalangan masyarakat sehingga ada perasaan ketinggalan jika tida mengikuti hal viral. 

“Bisa juga karena penasaran. Semua motif tersebut bisa mendasari untuk mengambil keputusan ikut-ikutan secara rasional atau intuitif belaka,” ujarnya.  

Lebih jauh, Fadjri mewanti-wanti agar warga lebih bijak menyikapi sesuatu yang sedang viral. “Ikut-ikutan boleh. Asal sebelum melakukan atau membeli yang sedang viral, perlu dipikirkan matang-matang mengenai kebutuhan dan dampak pada diri. Dengan demikian, keputusan yang diambil atas dasar rasionalitas,” pesannya.