Mengapa Pakaian Santa Claus Berwarna Merah?
- Pakaian Santa Claus khas dengan setelan beludru merah, hiasan bulu putih, sepatu bot hitam tinggi, dan topi pom-pom ikonik menjadi simbol Natal yang khas.
Dunia
JAKARTA – Pakaian Santa Claus khas dengan setelan beludru merah, hiasan bulu putih, sepatu bot hitam tinggi, dan topi pom-pom ikonik menjadi simbol Natal yang khas.
Penampilan Santa Claus awalnya dipengaruhi oleh beragam tradisi, termasuk figur seperti St. Nicholas dari Kristen awal, Sinterklaas dari Belanda, Père Noël dari Prancis, dan Christkindl dari Jerman. Memasuki awal abad ke-19, sosok Santa dalam versi Amerika mulai berkembang melalui karya puisi, gambar ilustratif, dan promosi iklan.
Ciri khas Santa—pria berjanggut dengan pakaian berbulu yang ditarik oleh rusa kutub menggunakan kereta luncur—menjadi standar berkat puisi Clement Clarke Moore berjudul A Visit from St. Nicholas (juga dikenal sebagai Twas the Night Before Christmas pada tahun 1823.
- RATU dan CBDK Siap Gebrak Pasar Modal di Awal 2025, Begini Prospeknya
- BEI Umumkan Pipeline IPO 2025, 19 di Antaranya Perusahaan Beraset Jumbo
- Daftar HP Diblokir WhatsApp Mulai 1 Januari 2025
Beberapa ilustrasi menunjukkan Santa mengenakan jubah kuning atau mantel bulu merah, sementara ada juga yang memadukan elemen unik seperti mantel dengan gaya menyerupai hewan.
Kartunis Thomas Nast berperan penting dalam membentuk citra Santa modern pada tahun 1860-an, dengan menggambarkan Santa mengenakan pakaian merah yang dihiasi bulu putih, menyerupai sosok Santa yang kita kenal saat ini.
Sulit untuk dijelaskan mengapa Nast memilih warna merah. Beberapa orang berpendapat, hal itu mungkin terkait dengan ikonografi St. Nicholas yang asli, yang sering digambarkan dengan jubah merah.
Namun, lebih mungkin bahwa pilihan tersebut didasarkan pada kesan estetika yang tepat, selaras dengan gambaran Santa berpipikan merah dan berhidung merah dalam puisi tersebut, serta kombinasi pakaian merah dengan bulu putih, janggut, dan salju. Nast juga menjadi orang pertama yang menggambarkan Santa sebagai penduduk asli Kutub Utara.
Gambaran tersebut semakin kuat ketika Coca-Cola memanfaatkan citra Santa dalam kampanye iklannya pada tahun 1930-an, meskipun kostum merah-putih Santa sebenarnya sudah populer sebelumnya.
- Broker Ini Kembali Akumulasi Saham GOTO, Sinyal Positif untuk Investor?
- Dua Fakta Ini Di Balik Rebound Saham BBRI, Bagaimana Prospek Selanjutnya?
- Harga Sembako di Jakarta: Cabe Merah Keriting Naik, Tepung Terigu Turun
Warna merah dipilih karena kontrasnya yang mencolok dengan salju putih dan janggut Santa, sementara tambahan bulu putih menambah kesan hangat dan menggambarkan karakter khas dari wilayah kutub. Pilihan ini dinilai praktis sekaligus mempertegas citra Santa sebagai sosok ceria yang berasal dari daerah bersalju.
Sebagai makhluk imajinasi, pakaian Santa Claus kini telah menjadi elemen penting dalam tradisi Natal di seluruh dunia. Namun, sejarahnya yang beragam mengungkapkan bahwa penampilan Santa pernah mengalami berbagai perubahan sebelum mencapai bentuknya yang ikonik saat ini.