Mengapa Venezuela Ingin Mengambil Wilayah Guyana?
- Wilayah yang diincar Venezuela dikenal sebagai Essequibo yang memilli luas sekitar 61.000 mil persegi.
Dunia
CARACAS-Guyana yang sebagian besar ditutupi oleh hutan hujan lebat bukanlah titik konflik yang jelas dalam urusan global abad ke-21. Namun, referendum di negara tetangga Venezuela telah menimbulkan kekhawatiran mengenai kemungkinan perampasan tanah.
Presiden Venezuela Nicolás Maduro memang mengincar sebagian wilayah Guyana yang memiliki cadangan minyak dan mineral dalam jumlah besar. Negara ini terletak di pantai Atlantik Utara Amerika Selatan.
Wilayah yang diincar Venezuela dikenal sebagai Essequibo yang memilli luas sekitar 61.000 mil persegi. Essequibo mencakup sekitar dua pertiga wilayah Guyana. Sekitar sekitar 800.000 jiwa tinggal di sana. Setara dengan 15 persen penduduk Guyana.
Venezuela telah lama berargumen tanah tersebut dicuri ketika perbatasan antara kedua negara dibuat pada akhir abad ke-19. Selain mineral berharga – terutama emas dan tembaga – wilayah ini menyediakan akses terhadap cadangan minyak yang signifikan di Atlantik. Cadangan minyak di daerah ini baru diketahui pada tahun 2015 .
- Penjualan Ford di AS Turun, Mogok Kerja Jadi Penyebabnya
- Tidak Hanya ETF, Inilah Faktor-Faktor yang Mendorong Kenaikan Harga Bitcoin
- Kasus Impor LNG, Karen Agustiawan Gugat PwC Rp1,2 T
Dalam referendum baru-baru ini, Maduro bertanya kepada penduduk Venezuela apakah mereka mendukung pendirian negara di wilayah yang disengketakan, memberikan kewarganegaraan kepada penduduk saat ini dan di masa depan, dan menolak keputusan PBB yang berupaya menyelesaikan perselisihan antara kedua negara.
Dewan Pemilihan Nasional negara menyatakan lebih dari 10,5 juta surat suara telah diberikan, dari total sekitar 20 juta pemilih yang memenuhi syarat. Dewan itu mengklaim bahwa lebih dari 95 persen pemilih menyetujui klaim teritorial atas Essequibo.
Menjelang referendum, para pejabat di Guyana menyuarakan kekhawatiran mereka. Menteri Luar Negeri Hugh Todd mengatakan masyarakat di wilayah perbatasan sangat khawatir. “Maduro adalah pemimpin yang lalim. Dan pemimpin lalim sangat sulit diprediksi,” katanya dikutip Reuters.
Selain di Guyana, terdapat keresahan di PBB. Mahkamah Internasional memperingatkan Venezuela agar tidak mengambil tindakan apa pun yang dapat melemahkan kendali Guyana atas Essequibo.
Brasil yang berbatasan dengan Guyana dan Venezuela, telah merespons situasi ini dengan tindakan militer. Kementerian Pertahanan Brasil telah mengumumkan bahwa mereka telah mengintensifkan tindakan pertahanannya. Dan juga meningkatkan kehadiran militernya di wilayah tersebut.
Sengketa perbatasan mempunyai akar yang panjang dan kompleks. Perbatasan saat ini dimulai pada tahun 1899 ketika arbiter internasional – tidak termasuk perwakilan Venezuela – menetapkannya. Sebelumnya, pada masa kolonial Spanyol, Essequibo berada di dalam perbatasan Venezuela.
Bagi Guyana, perbatasan yang ditetapkan bersifat mengikat secara hukum. Sementara Venezuela menganggap bahwa mereka telah ditipu oleh arbiter internasional pada tahun 1899. Mereka berpendapat bahwa perjanjian tahun 1966 untuk menyelesaikan perselisihan tersebut secara efektif membatalkan keputusan awal. Perjanjian terakhir tersebut juga dirujuk dalam referendum.
Kekuatan Militer
Dalam hal militer, Venezuela benar-benar mengungguli Guyana. Di di atas kertas Venezuela merupakan salah satu negara dengan angkatan bersenjata paling mumpuni di benua ini.
Venezuela terus meningkatkan belanja pertahanannya dalam beberapa tahun terakhir. Dari sekitar 1,8 persen PDB pada tahun 2015 menjadi 5,2 persen pada tahun 2019. Hal ini mendukung kekuatan antara 125.000 dan 150.000 personel militer aktif. Sementara sekitar 200.000 hingga 225.000 lebih bertugas di Milisi Bolivarian. .
Negara ini secara historis memperoleh senjata dari berbagai sumber. Termasuk dari Amerika Serikat yang akhirnya melarang penjualan pertahanan lebih lanjut ke Venezuela pada tahun 2006. Baru-baru ini negara ini menjalin hubungan militer yang erat dengan China dan Rusia . Kedua negara ini telah menyediakan berbagai peralatan canggih. Termasuk pesawat tempur multiperan Su-30 dan sistem pertahanan udara S-300V.
Pasukan darat Venezuela yang kuat dipelopori oleh sekitar 21 brigade tempur. Mereka mencakup pasukan lapis baja, artileri , infanteri, kavaleri bermotor, dan operasi khusus. Sementara Angkatan Laut Venezuela diarahkan untuk pertahanan pantai dan mencakup dua fregat dan beberapa kapal patroli laut. Dua kapal selam serangnya diperkirakan tidak lagi beroperasi.
- Ini 23 Perusahaan Asuransi Peraih MAIPARK Award 2023
- Saham Janu Putra (AYAM) jadi Efek Syariah, Ini Rincian Alokasi Dana IPO
- Pasar Tembaga Global Berpotensi Defisit pada 2024
Sebaliknya, Angkatan Pertahanan Guyana hanya menerima sekitar 0,6 persen PDB dan memiliki sekitar 3.000 personel militer aktif. Sebagian besar peralatannya diperoleh dari barang bekas. Negara ini tidak mengoperasikan pesawat tempur, tank, atau artileri berat.
Dalam praktiknya, peran militer Guyana adalah keamanan perbatasan. Serta membantu otoritas sipil dalam bidang hukum dan ketertiban serta tanggap bencana. Meskipun demikian, pasukan pertahanan Guyana memelihara hubungan dekat dengan Brasil, China, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat.
Guyana juga meningkatkan upayanya untuk memperkuat hubungan dengan organisasi Komunitas Karibia (CARICOM) dan Persemakmuran. Wakil Presiden Bharrat Jagdeo juga mengemukakan kemungkinan didirikannya pangkalan militer asing di Guyana.
Venezuela mengalami masalah kurangnya sekutu di panggung internasional. Maduro, baru-baru ini , mulai bangkit dari keterpurukannya. Ada laporan bahwa dia mengizinkan kelompok oposisi untuk lebih aktif dalam politik, menjual minyak ke Amerika Serikat, bekerja sama dengan Amerika dalam penyelidikan Interpol , dan banyak lagi.
Pada saat yang sama, terutama sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, Maduro telah berupaya menjauhkan diri dari Moskow yang pernah menjadi sekutu dekatnya .
Apapun yang terjadi, tidak ada keraguan bahwa ketegangan antara kedua negara berada pada tingkat yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Berkat hasil referendum, muncul ketakutan yang lebih besar mengenai apa yang mungkin terjadi selanjutnya.